12 siswa SMP Engelus Cus Tos I Surabaya. Hal di atas memperkuat penelitian
ini dan sebagai gambaran dalam peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas II SD Negeri Salamrejo materi mendeskripsikan benda menggunakan
pendekatan kontekstual.
B. Bahasa pada Anak SD
Menurut Samana 2004:1 bahasa adalah sistem lambang yang bermakna bagi kelompok penggunanya. Bahasa digunakan setiap saat oleh anak SD.
Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dengan teman bermainnya dan guru. Pembelajaran di kelas, bahasa digunakan untuk menyampaikan materi
sehingga materi dapat diterima oleh siswa. 1. Perkembangan Bahasa Anak
Sejak bayi anak sudah mengenal bahasa. Bahasa pada waktu bayi menggunakan isyarat-isyarat seperti dengan gerak maupun menangis. Bayi
lama-kelamaan akan semakin menguasai bahasa dari orang tuanya. Bayi atau anak semakin menguasai bahasa, ia akan semakin terlibat atau
berperan dalam lingkungan sosial budayanya. Ketidak berdayaan bayi erat berhubungan dengan ketidakberdayaan mereka untuk menyatakan
keinginan atau kebutuhannya lewat bahasa. Berbicara adalah bagian dari berbahasa. Anak juga akan
mengalami berbicara. Ciri-cirinya anak paham arti katakalimat yang digunakannya untuk mengaitkan dengan obyek yang diwakilinya. Anak
atau siswa mampu melafalkan kata-katanya sehingga orang lain mudah menangkap pesannya.
13 Kemampuan berbahasa anak akan meningkat. Anak menjadi
mampu menggabungkan kata-kata menjadi sebuah kalimat bermakna. Setelah itu akan dipelajari lebih lanjut di sekolah dasar.
Anak di sekolah dasar tidak hanya diajarkan merangkai kata-kata menjadi kalimat bahkan menggabungkan kalimat menjadi sebuah paragraf.
Anak di sini akan belajar lebih tentang bahasa. Anak kelas II sudah mempunyai kemampuan merangkai kata
menjadi kalimat. Dalam perkembangan mentalnya usia ini anak terdapat pada tahapan operasianal konkret, sehingga dalam siswa merangkai
kalimat menggunakan bantuan benda-benda konkret. 2. Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar
Pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pembelajaran terpadu. Pada kelas atas keterpaduan tersebut terlihat pada setiap aspek
dalam setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia juga harus memadukan beberapa aspek. Adapun aspek-aspek dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Pembelajaran terpadu di kelas rendah biasanya disebut pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik mengintegrasikan beberapa
mata pelajaran menjadi satu dan diberi tema. Integrasi difokuskan dengan memusatkan pembelajaran pada suatu masalah yang dibahas, dikaji, dan
dipecahkan melalui berbagai bahan dari satu atau beberapa mata pelajaran Idi, 1999 dalam Suprayekti dkk,2009:6.2.
14 Menurut Puji Santoso 2009:3.26 ciri-ciri pembelajaran tematik
antara lain: a. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam suatu konsep
pembelajaran, dengan maksud agar pelajaran tersebut lebih bermakna, jadi tidak dipaksakan.
b. Bersifat fleksibel. c. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa. d. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
e. Berpusat pada siswa. Penelitian ini mata pelajaran bahasa Indonesia akan memadukan
aspek berbicara dan menulis dan diintegrasikan dengan mata pelajaran SBK. Tema yang digunakan yaitu lingkungan sekitar.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahasa Anak Menurut Samana 2004:4 faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa anak
sebagai berikut: a. Faktor biologis fisik
Faktor biologis sangat berpengaruh dalam bahasa anak. Kesiapan fisik akan mendukung kemampuan bahasa anak. Adapun kesiapan alat
dengar, alat penglihatan, alat ucap, sistem syaraf pusat otak, dan kesehatan badan pada umumnya. Kesehatan anak perlu dijaga demi
perkembangan bahasa anak.