24 d. Masyarakat Belajar Learning Community
Pengetahuan diperoleh dari saling tukar antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dilakukan di
ruangan, di kelas, di sekitar dan dilakukan di luar, semuanya tersebut adalah anggota masyarakat.
Guru dalam menggunakan pendekatan kontekstual disarankan melaksanakan pembelajaran secara kelompok. Siswa dibagi kelompok
yang anggotanya hiterogen. Pandai mengajar yang lemah, yang tahu memberi tahu temannya yang belum tahu, yang cepat menangkap
memberi dorongan yang lambat. Seperti inilah beberapa hal yang berkaitan dengan masyarakat belajar.
e. Pemodelan Modelling Salah satu komponen pendekatan kontekstual adalah
pemodelan. Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu perlu model yang ditiru. Model ini berupa cara mengoprasian,
berupa contoh dan sebagainya. Dengan demikian guru memberi model tentang bagaimana cara bekerja melakukan sesuatu atau suatu benda.
Pendekatan ini guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Kemungkinan siswa ada yang
pernah melakukan ataupun sudah cara bekerjanya. Mereka dapat belajar dari pengalaman yang sudah mereka dapat.
25 f. Refleksi Refletion
Refleksi merupan bagian penting dalam pembelajaran. Refleksi adalah cara berpikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari
atau berfikir kebelakang tentang apa-apa saja yang sudah dilakukan di masa lalu. Dalam refleksi, siswa mengendapkan apa-apa yang baru
saja dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru. g. Penilaian Autentik
Penilaian adalah proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran tersebut perlu
diketahui sepanjang proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan saat ujian saja. Penilaian seperti ini akan benar-benar
menilai apa yang dinilai. Maka penilaian menjadi autentik. Seperti di atas komponen pendekatan kontekstual. Jika semua
komponen tersebut diterapkan siswa akan lebih mudah memahami materi dan guru tidak hanya satu-satunya sumber belajar. Siswa akan lebih aktif
dalam mengikuti pembelajaran dan merasa senang dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
26
E. Kerangka Berpikir
Bahasa merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menukarkan informasi, gagasan,
pengalaman dan sebagainya. Dalam dunia pedidikan bahasa sangatlah penting. Bahasa juga akan mempengaruhi mata pelajaran lain. Dengan demikian siswa
perlu mempunyai kemampuan bahasa yang baik. Berbicara merupakan salah satu bagian komunikasi. Sebagian besar
ide, gagasan dan pengetahuan disampaikan dengan berbicara. Dengan demikian bahasa sangatlah penting, tetapi di SD Negeri Salamrejo khususnya
kelas II kurang mampu dalam berbahasa materi berbicara mendeskripsikan benda.
Banyak cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Guru harus bisa memilih pendekatan yang cocok untuk anak dan sesuai dengan
perkembangan siswa. Siswa kelas II termasuk dalam perkembangan operasianal konkret. Selain itu siswa lebih suka bersama teman sebayanya dan
belajar dengan sekitar. Siswa akan lebih mudah untuk belajar jika berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Pendekatan kontekstual menawarkan pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan sehari-harinya. Dalam komponen pendekatan kontekstual juga
sesuai dengan perkembangan siswa. Seperti mengkontruksi sendiri pengetahuan yang didapat, melakukan percobaan dan pengamatan untuk
27 menemukan sendiri, berkerja kelompok dengan teman sebayanya dan lain
sebagainya. Dengan demikian kebutuhan siswa terpenuhi, sehingga anak merasa senang dalam pembelajaran dan mendorong anak untuk menguasai
meteri yang diberikan guru. Menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
kemampuan berbicara materi mendeskripsikan benda, siswa akan lebih mudah karena siswa akan membicarakan atau mendeskripsikan benda dengan bantuan
lingkungan nyata dengan topik yang sesuai kehidupan sehari-hari. Siswa akan lebih mudah mengembangkan gagasannya karena sering digunakan atau
dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajarannya juga sesuai dengan komponen-komponen pendekatan kontekstual yang sesuai
perkembangan anak. Dengan demikian, rendahnya kemampuan berbicara materi mendeskripsikan benda pada kelas II SD Negeri Salamrejo akan
ditingkatan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara meteri mendeskripsikan benda pada siswa kelas II SD Negeri Salamrejo tahun pelajaran 20102011.
28
F. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata mata belajaran bahasa Indonesia materi berbicara mendeskripsikan benda meningkat setelah menggunakan pendekatan
kontekstual. 2. Jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM meningkat setelah
menggunakan pendekatan kontekstual.