2.1.4.3. Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga, merupakan harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan tiga pandangan yang meliputi :
a. Biaya
Penetapan harga yang dilandaskan atas dasar biaya produksinya dan kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan.
b. Konsumen
Penetapan harga yang dilandaskan atas dasar konsumen yaitu harga ditetapkan atas dasar selera konsumen. Apabila selera atau permintaan konsumen
menghendaki harga jual tinggi maka sebaiknya harga jualnya tinggi pula. c.
Persaingan Penetapan harga antara lain adalah dasar persaingan. Dengan situasi tertentu
perusahaan seringkali menetapkan harga jualnya karena pertimbangan untuk memenangkan persaingan.
2.1.4.4. Tujuan Penetapan Harga
Dalam strategi penetapan harga, manajer harus terlebih dahulu menetapkan tujuan penetapan harga. Tujuan tersebut berasal dari perusahaan itu sendiri yang
selalu berusaha menetapkan harga barang dari perusahaan itu sendiri yang selalu menetapkan harga setepat mungkin. Penentuan harga biasanya dilakukan dengan
mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, diterima atau tidaknya oleh pasar. Jika pasar tidak menerima penawaran tersebut berarti harga perlu
diubah atau ditinjau lagi.
Beberapa tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produknya menurut Swastha dan Irawan 2001:242 antara lain :
a. Meningkatkan penjualan
b. Mempertahankan dan memperbaiki market share
c. Stabilitas harga
d. Mencapai target pengembalian
e. Mencapai laba maksimum
2.1.5. Distribusi
Menurut Lupiyoadi 2001:80 berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi
berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi
Distribusi sebuah produk akan intensif ketika produk itu ditempatkan di banyak toko untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk mengangkat citra produk
dan memperoleh bantuan dari ritel, perusahaan cenderung mendistribusikan produknya secara eksklusif dan selektif dibandingkan secara intensif. Yoo, et al.,
2000
2.1.6. Promosi
Tjiptono 2002: 219 menjelaskan pendapatnya bahwa promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun
berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Advertising adalah bentuk apapun yang disponsori oleh nonpersonal berupa presentasi dan promosi dari ide, barang atau jasa. Tujuan periklanan adalah
tugas komunikasi yang spesifik dan tingkatan pencapaian yang akan diselesaikan dengan konsumen yang spesifik pada waktu tertentu, karenanya periklanan dapat
mempengaruhi ekuitas merek dalam berbagai cara. Hal ini dapat menciptakan awareness dari merek dan peningkatan probabilitas bahwa merek dimasukkan ke
dalam bentuk-bentuk yang dapat membangkitkan awareness konsumen. Setiawan dan Afiff, 2007
Kotler 1997: 257 mengemukakan pendapatnya bahwa perusahaan dapat melakukan periklanan dan kampanye promosi yang digunakan pada pasar atau
mengubahnya untuk pemasaran pada masing-masing daerah, oleh Kotler proses ini disebut sebagai komunikasi adaptasi. Dalam hal ini perusahaan dapat
mengubah pesannya menjadi empat macam : pertama, menggunakan satu pesan diman-mana, variasi hanya pada bahasa, nama, dan warna. Kedua, kemungkinan
menggunakan tema global yang sama tetapi berbeda untuk untuk masing-masing pasar lokal. Ketiga, mengembangkan iklan karena global, dari sini masing-masing
negara memilih yang pantas. Keempat, perusahaan mengijinkan manajer masing- masing negara untuk menciptakan kreasi iklan yang spesifik di negaranya, dan
tentunya sesuai dengan panduan yang ada. Masih menurut Kotler 1997: 337 alat-alat promosi yang dapat digunakan
untuk memudahkan komunikasi adaptasi ada tiga macam, yaitu “periklanan,
promosi penjualan, dan hubungan masyarakat”. Dan menjelaskan pula bahwa promosi adalah berhubungan dengan tenaga penjualan sales, periklanan,
promosi penjualan, dan publisitas”. Pembagian alat-alat promosi yang serupa juga dikemukakan Tjiptono
2002 menyebutkan bahwa promosi terdiri dari periklanan, publisitas, promosi penjualan, dan penjualan personal. Lebih lanjut lagi Tjiptono juga menyebutkan
bahwa bauran promosi terdiri dari: personal selling, mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas, promosi penjualan, public relations hubungan
masyarakat dan direct marketing Seperti yang telah diketahui bahwa promosi merupakan salah satu unsur
dari bauran pemasaran yang tidak kalah penting peranannya daripada elemen bauran pemasaran lainnya. Perusahaan menggunakan promosi sebagai sarana
untuk berkomunikasi dengan konsumen dan memberitahukan produk atau jasa yang ditawarkan.
Promosi menurut William, et al, 1990: 365 promosi adalah elemen dari bauran pemasaran organisasi yang bertugas untuk memberikan informasi,
membujuk, dan mengingatkan pasaran akan produk organisasi. Dari definisi – definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada
dasarnya tujuan dari dilakukannya promosi adalah melakukan komunikasi dengan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung dalam usaha agar
konsumen mau membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Selain itu melalui promosidapat dibangun kesan terhadap perusahaan atau terhadap produk
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, menciptakan kesadaran konsumen
bahwa produk tersebut tersedia dipasar, memelihara agar produk yang dikenal oleh konsumen tetap dikenal oleh masyarakat dan masih banyak fungsi lainnya
yang dapat dikerjakan oleh promosi
2.1.7. Keputusan Pembelian Konsumen
2.1.7.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Sunarto 2003 : 150 keputusan membeli adalah suatu proses pengambilan keputusan yang di lakukan untuk menetapkan kebutuhan akan
barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih diantara alternatif merek.
Menurut Nugroho 2003 : 413 keputusan membeli adalah suatu proses pemilihan diantara dua atau lebih ;alternatif dimana semua aspek perilaku dan
kondisi dilibatkan dalam suatu pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang
ditawarkan. Menurut Tjiptono 2001 : 20 proses pengambilan keputusan pembelian
sangat bervariasi. Prose pengambilan keputusan dimana konsumen mengenal masalahnya kemudian diambil suatu tindakan keputusan mengkonsumsi.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk berupa merek, kemsan dan harga mempunyai hubungan dengan keputusan
membeli. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono 2001 : 103 bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian.
2.1.7.2. Sub Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan niat pembelian konsumen dapat membuat 5 sub pembelian, yaitu :
1 Keputusan merek
2 Keputusan pemasok
3 Keputusan kuantitas
4 Keputusan waktu
5 Keputusan metode pembiayaan
2.1.7.3. Proses Keputusan Membeli