disampaikan sehingga daya ingat khalayak pembaca relatif baik apabila dibandingkan dengan khalayak sasaran media lainnnya.
Media cetak dalam hal ini berupa majalah sangat sering digunakan sebagai media untuk beriklan. Majalah bisa digunakan selain sebagai media
informasi produk, juga bisa digunakan untuk memposisikan produk di dalam pikiran khalayak pembaca Sutisna, 2002 : 202. Iklan pada majalah dapat
diproduksi atau dijalankan secara hitam putih, hitam putih plus satu warna atau empat warna. Semakin banyak warna yang digunakan dalam iklan, semakin besar
harga yang diminta karena meningkatnya harga cetak Lee and Johnson, 2004 : 249.
Jean Merie Bouriscot seorang kolektor iklan menyebutkan bahwa iklan yang baik harus menyampaikan pesan identitas. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu kreatifitas yang tinggi agar pesan yang disampaikan dapat dicerna, dimengerti serta dapat membentuk image pada pembaca. Karena apabila iklan
yang ditampilkan tersebut dapat menarik perhatian dan disukai oleh pembaca, maka iklan yang dibuat berhasil memebentuk image pada diri pembaca dan
menambah pengetahuan pembacanya Shimp, 2003 : 522.
2.1.2 Wanita Dalam Media
Media massa adalah salah satu agen sosialisasi. Media bagi individu menjadi sumber informasi utama dan media membentuk sikap, persepsi dan
kepercayaan individu Suryandaru, 2002 : 14. Tampilnya wanita dalam iklan merupakan elemen yang sangat menjual. Bagi produk pria, kehadiran wanita
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan salah satu syarat penting bagi kemapanannyaeksistensinya. Sementara bila target marketingnya adalah wanita, kehadiran wanita merupakan wajah yang
mewakili jati dirinyaeksistensinya. Di berbagai media massa elektronik maupun cetak baik untuk umum
maupun wanita sering memuat iklan yang stereotipe, hal ini berkaitan dengan segmen pasar yang dibidik oleh iklan itu sendiri, yakni kaum perempuan karena
sebagian besar produk yang diiklankan oleh media adalah produk untuk perempuan. Selain menyajikan citra yang stereotipe, iklan juga mempergunakan
tubuh the outer body of women sebagai alat untuk menciptakan citra produk tertentu, atau setidaknya tubuh perempuan memuliki fungsi sebagai latar dekoratif
suatu produk. Perempuan dianggap dekat dengan dengan alam, dunia private, fungsi
reproduksi dan yang paling penting perempuan selalu dipandang bersama tubuhnya. Karena tubuhnya, perempuan menjadi obyek bagi segala manipulasi
dan subyek bagi setiap kotroversi Hidayat, 2004 : 259. Melalui iklan, media selalu menegaskan ukuran kecantikan seorang
perempuan, sehingga perempuan yang lain konsumen sekaligus diharapkan menjadi pesan potensial karena mereka juga menginginkan kondisi ideal seperti
yang digembar-gemborkan dalam iklan tersebut Suryandaru, 2002 : 97. Kenyataan bahwa dalam iklan perempuan ditampilkan dan bisa saja
dikatakan bahwa hal itu merupakan penghargaan bagi perempuan karena diberi honor tinggi, tetapi ia juga merupakan potert simbolik perasaan dan juga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pemanfaatan perempuan karena dibawah alam sadar mereka, ada itikad menjual kecantikan sang bintang iklan Ibrahim Suratno, 1998 : 26.
Keglamoran dan keseksian wanita adalah sosok yang tidak mungkin dilepaskan dari media ketika dia menjadi industri. Wanita direkayasa dalam
proses kreatif dunia periklanan sehingga melahirkan dan menciptakan kesan dan daya tarik tertentu untuk suatu barang yang ditawarkan. Semakin terkenal dan
popular wanita cantik dan dijadikan wahan promosi suatu barang, maka semakin tinggi pula kualitas, mutu dan kesan mewah dari barang tersebut.
2.2. Sensualitas Dalam Iklan