Pembelian Impulsif pada Remaja Putri

24

4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri

Remaja merupakan bagian yang penting bagi marketing karena remaja sering menghabiskan waktunya untuk berbelanja Lin Chang, 2005; Lin Chen, 2012. Biasanya remaja berbelanja dengan teman- teman sebayanya. Interaksi sosial dengan teman-teman sebaya dapat meningkatkan pembelian impulsif karena remaja memiliki ketakutan untuk dinilai negatif oleh teman sebayanya Lin Chen, 2012. Remaja putri cenderung lebih impulsif daripada remaja pria Lin Lin, 2005; Pantecost Andrews, 2010 karena remaja putri memiliki intensitas kegiatan yang dekat dengan pembelian lebih tinggi. Misalnya, remaja putri lebih sering menemani ibunya berbelanja mulai dari kebutuhan makanan sampai asesoris kecantikan Loudon Bitta dalam Utami Sumaryono, 2008. Remaja putri lebih signifikan melakukan pembelian impulsif dan melihat-lihat produk lain selama berbelanja daripada remaja putra. Tindakan tersebut dikarenakan remaja putri cenderung menganggap wajar bahwa kesenangan dalam berbelanja wajar dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki Gasiorowska, 2010. Biasanya remaja putri melakukan pembelanjaan bersifat impulsif hanya karena ingin mencari sensasi dibandingkan dengan remaja pria Gasiorowska, 2011. Dapat disimpulkan bahwa remaja putri melakukan pembelian cenderung bersama teman-temannya. Kebersamaan inilah yang meningkatkan pembelian impulsif karena remaja putri takut dicela oleh 25 taman-teman sebayanya dan hanya mencari sensasi semata. Remaja putri memiliki aktivitas membeli lebih dekat daripada remaja putra karena mereka lebih sering menemani ibunya berbelanja

C. KONFORMITAS

1. Definisi Konformitas

Sebagai makhluk sosial, manusia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Keadaan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan segala sesuatu sesuai dengan norma sosial serta dapat diterima secara sosial atau dapat disebut juga dengan konformitas Hafiyah, 2009. Konformitas menampilkan suatu perilaku tertentu berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh orang lain dan juga adanya tekanan dari kelompok acuan. Tindakan menjadi selaras dengan kelompok akan dilakukan individu yang konform meskipun bertentangan dengan prinsip yang dimiliki individu tersebut Sears, Freedman, Peplau, 1985. Terkadang, konformitas juga terjadi pada individu yang ingin berperilaku sama dengan kelompok meskipun sebelumnya belum pernah melakukan tindakan tersebut King, 2010. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan lain bahwa individu yang melakukan konformitas cenderung berperilaku berbeda dari biasanya ketika individu tersebut berada dalam keadaan sendiri Asch dalam Gerungan, 2009; Myers, 2012. Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah tindakan yang dilakukan atau