Struktur tubuh Cacing Eudrilus eugeniae African Night Crawler ANC

10 pada kisaran suhu 25°C, kokon Eudrilus eugeniae akan menetas hanya 12 hari pada suhu 25°C. Setelah menetas, untuk mencapai kematangan seksual mencapai dewasa cacing membutuhkan periode waktu ± 35 hari Jorge Dominguez., dkk., 2001: 343.

2. Struktur tubuh

Gambar 1. Struktur Tubuh Cacing Tanah. Sumber: Rahmat Rukmana, 2008: 16 Gambar 1 merupakan tampilan struktur tubuh cacing tanah. Tubuh cacing tanah dideskripsikan menjadi lima bagian yang terdiri atas bagian depan anterior, bagian tengah, bagian belakang posterior, bagian punggung dorsal, dan bagian bawah atau perut ventral. Bentuk tubuh cacing tanah umumnya silindris memanjang. Mulut terdapat pada segmen pertama, sedangkan anus pada segmen yang terakhir Rahmat Rukmana, 2008: 17. Anus mulut Prostomium Klitelum Rambut Seta pada setiap segmen bagian bawah Pori-pori pada setiap segmen bagian bawah Segmen 11 Bibir mulut prostomium berupa tonjolan daging yang dapat menutup lubang mulut. Bibir mulut dan anus tidak merupakan segmen tubuh, melainkan bagian dari tubuh tersendiri. Cacing tanah dewasa terdapat alat untuk menyiapkan proses perkembangbiakan yang disebut “klitelum”. Klitelum merupakan bagian cacing tanah yang menebal, terletak diantara anterior dan posterior, warnanya lebih terang daripada warna tubuhnya Rahmat Rukmana, 2008: 17. Tubuh cacing tanah terdiri dari segmen-segmen. Setiap segmen sumite terdapat rambut pendek dan keras yang disebut “seta” setae. Seta berfungsi sebagai pencengkram atau pelekat yang kuat pada tempat cacing tanah itu berada. Apabila cacing tanah bergerak, daya lekat seta diatur secara kuat. Gerakan cacing tanah diatur pula oleh otot memanjang dan otot melingkar. Kontraksi otot longitudinal menyebabkan tubuh cacing tanah bisa memanjang dan memendek. Sedangkan kontraksi otot sirkuler menyebabkan tubuh cacing tanah mengembang dan mengkerut. Sinkronisasi kontraksi kedua jenis otot ini menimbulkan gaya gerak ke depan. Kalau diperhatikan kelihatan lemah, tetapi sebetulnya tidak demikian, cacing tanah relatif kuat karena dengan susunan otot yang melingkar dan memanjang cacing tanah dapat menembus tanah. Bila seekor cacing tanah ditarik dari lubangnya, tubuhnya akan putus. Hal ini disebabkan karena daya lekat seta cacing tanah dapat mendorong suatu benda atau batu kecil yang 60x lebih berat dari tubuhnya sendiri, tetapi bila tidak dapat didorong, tanah itu akan 12 dimakannya dan setelah itu bersama-sama kotoran dikeluarkan atau disembulkan melalui anus Rahmat Rukmana, 2008: 16-18. Bagian bawah ventral terdapat pori-pori yang letaknya tersusun atas segmen dan berhubungan dengan alat ekskresi nephredia yang ada dalam tubuh. Nephredia ini mengeluarkan zat-zat sisa yang telah berkumpul di dalam rongga tubuh rongga selomik berupa cairan. Fungsi pori-pori adalah untuk menjaga kelembaban kulit cacing tanah agar selalu basah, karena cacing bernapas melalui kulit basah tersebut. Kulit luar kutikula selalu dibasahi oleh kelenjar-kelenjar lendir kelenjar mucus. Lendir ini terus- menerus diproduksi cacing tanah untuk membasahi tubuhnya agar dapat bergerak dan melicinkan tubuhnya supaya lebih mudah bergerak di tempat- tempat yang kasar, misalnya pada daun-daun dan ranting-ranting tanaman yang gugur. Lendir dipakai untuk memperlicin saluran atau lubang di dalam tanah, sehingga leluasa bergerak di dalam lubang Rahmat Rukmana, 2008: 16-18.

3. Sistem pencernaan