Sistem Pernapasan Respirasi Pertumbuhan

19 sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi. Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Inilah salah satu alasan mengapa cacing tanah memiliki habitat di lingkungan yang lembab karena cacing tanah mendifusikan sisa amoniaknya pada tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi Campbell., dkk., 2004: 115.

6. Sistem Pernapasan Respirasi

Cacing bernapas menggunakan kulit. Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembab dan basah. Melalui selaput inilah terjadi difusi oksigen dan CO 2 yang kemudian diteruskan ke dalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi. Karena ternyata di bawah kulit itu terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh. Cara respirasi cacing ini berbeda dengan serangga, karena pada serangga oksigen bisa langsung menuju ke sel-sel tubuh, sedang pada cacing harus masuk ke pembuluh darah sehingga pengangkutan oksigen secara tertutup mengingat peredaran oksigen berada di dalam pembuluh darah. 20 Kulit yang digunakan untuk proses difusi yaitu bagian dorsal sisi punggung Khairulman Amri, 2009: 6.

7. Pertumbuhan

Pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae cukup cepat, sesuai ukurannya cacing ini juga makan lebih banyak dibandingkan cacing tiger maupun cacing merah, namun tetap saja faktor makan, suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh meskipun cacing Eudrilus eugeniae mentolerir suhu hingga 32 ℃. Biomassa Eudrilus eugeniae meningkat secara total jauh lebih cepat daripada Eudrilus Fetida, sebagian besar spesies tumbuh relatif baik di limbah organik. Selain itu, Eudrilus eugeniae mencapai kematangan seksual dalam waktu 35 hari, lebih cepat dibandingkan dengan Eudrilus Fetida yang mencapai 48-56 hari untuk menghasilkan kepompong pertama Edwards, 1988. Hal ini menyatakan bahwa perkembangan Eudrilus eugeniae lebih cepat daripada spesies cacing tanah yang telah diteliti sampai saat ini. Tabel 1. Data berat spesies cacing mgminggu Jorge Dominguez., dkk., 2001: 347-349 Spesies Berat mgminggu Eudrilus eugeniae 280 Eudrilus fetida 60-80 Eudrilus andrei 80-90 Lumbricus rubellus 55-60 21 Tabel 1 menunjukkan berat beberapa jenis cacing tanah dari beberapa sumber dalam Jorge Dominguez., dkk., 2001, terlihat maksimal berat badan Eudrilus eugeniae adalah 280 mg minggu, dan untuk Eudrilus fetida berat tertinggi 60-80 mg per minggu Graff 1974; Watanabe dan Tsukamoto 1976, 80-90 mg per minggu untuk Eudrilus andrei Elvira dkk. 1996a, 55-60 mg per minggu untuk Lumbricus rubellus Elvira dkk., 1996b. Berat cacing tanah untuk spesies lain menurut tabel 1 lebih sedikit daripada Eudrilus eugeniae. Eudrilus eugeniae akan menjadi spesies yang baik untuk produksi protein cacing tanah sebagai pakan ternak Jorge Dominguez., dkk., 2001: 347-349.

8. Siklus Hidup