Klasifikasi cacing Eudrilus eugeniae

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Cacing Eudrilus eugeniae African Night Crawler ANC

1. Klasifikasi cacing Eudrilus eugeniae

Kingdom : Animalia Phylum : Annelida Kelas : Clitellata Subkelas : Oligochaeta Ordo : Megadrilacea Famili : Eudrilidae Genus : Eudrilus Spesies : Eudrilus eugeniae Sumber: Kingberg 1867 dalam Manish Kumar Singh 2014. Cacing Eudrilus eugeniae satu lagi jenis cacing tanah yang memilki potensi untuk di budidayakan oleh para peternak cacing yaitu Cacing African Night Crawler ANC atau dikenal Eudrilus eugeniae . Cacing ini berasal dari dataran tropis hangat benua Afrika yang telah banyak dikembangkan untuk keperluan ternak diberbagai penjuru dunia. Di Indonesia cacing Eudrilus eugeniae adalah cacing lokal yang biasa digunakan untuk campuran pakan ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi. Namun pada kenyataanya, di Indonesia cacing ini belum terlalu populer padahal iklim tropis Indonesia bisa sangat mendukung pertumbuhan 9 cacing Eudrilus eugeniae seperti suhu hangat dan udara lembab daripada dataran eropa yang umumnya bersuhu dingin Jorge Dominguez., dkk., 2001: 341. Cacing Eudrilus eugeniae memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari cacing tanah jenis Lumbricus, panjang tubuhnya dapat mencapai 35 cm pada usia dewasa. Cacing ini memiliki kebiasaan unik dibandingkan dengan jenis cacing yang lain karena pada umumnya cacing Eudrilus eugeniae lebih sering melakukan perkawinan pada permukaan tanah dan dilakukan pada malam hari. Ciri fisik Eudrilus eugeniae yaitu: a. Tubuhnya berwarna keunguan b. Terdapat garis pada bagian tengah perut mulai dari bawah kepala sampai pangkal ekor c. Ukuran tubuhnya besar, bahkan mampu sebesar pensil dengan panjang antara 30-35 cm pada usia dewasa. d. Bentuk pipih dengan ekornya yang tampak lebih runcing dibandingkan kepala e. Klitelum lebih dekat dengan kepala f. Gerakannya bervariasi ada yang cepat ada juga yang lamban Suhu atau temperatur udara 25°C {25°C = 77°F} akan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan, kematangan dan produksi biomassa cacing Eudrilus eugeniae dibandingkan dengan suhu 15°C, 20°C atau 30°C. Jumlah terbesar kokon per minggu dan jumlah individu per kokon diperoleh 10 pada kisaran suhu 25°C, kokon Eudrilus eugeniae akan menetas hanya 12 hari pada suhu 25°C. Setelah menetas, untuk mencapai kematangan seksual mencapai dewasa cacing membutuhkan periode waktu ± 35 hari Jorge Dominguez., dkk., 2001: 343.

2. Struktur tubuh