31
4.2.6. Community Security
Keamanan komunitas community security difokuskan pada prevalensi konflik sosial dan ancaman yang ditimbulkannya bagi masyarakat serta ketahanan budaya lokal.
Dalam hal ini, konflik sosial terbuka tidak terjadi di masyarakat, namun terdapat beberapa tindakan diskriminasi ataupun stereotyping yang dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Sebagai wilayah yang memiliki heterogenitas yang tinggi dalam hal rassukuetnis dan agama, Denpasar memiliki potensi untuk memunculkan diskriminasi antar warga yang cukup tinggi.
Diskriminasi etnis yang terjadi adalah pemisahanpenutupuan diri, baik secara fisik maupun psikologis antara etnis-etnis di Denpasar seperti suku Bali, Jawa, Madura, Cina dan Arab.
Beberapa wilayah di Denpasar dibagi berdasarkan etnis sehingga menyebabkan dikotomi antar ras menjadi semakin terlihat. Stereotyping juga kerap muncul di beberapa wilayah dikarenakan
stereotyping buruk terhadap etnis tersebut. Diskriminasi dan stereotyping ini terjadi baik di lingkup pergaulan, perkerjaan maupun pendidikan sehingga secara langsung telah menyentuh
banyak elemen dasar kehidupan di Denpasar.
Setelah Bom Bali dulu, kadang-kadang orang suka sinis. Nyari kontrakan juga susah. Langsung ditolak dan dibilang penuh begitu lihat saya dari daerah A. Laki-laki, 41
tahun, swasta, Etnis J Saya pernah dibilangin bahwa saya sudah dikasih kesempatan kerja di sini, maka
jangan macam-macam. Tapi ya gak masalah kok. Laki-laki, 47 tahun, pedagang, etnis J
Ya karena bapak saya sudah lama menetap di sini, dan saya juga kelahiran sini, maka sudah biasa mengerti adat di sini, jadi gak pernah ada masalah sih. Laki-laki, 31 tahun,
etnis A
32 Selain adanya bibit diskriminasi etnis, beberapa wilayah juga memiliki potensi friksi
antar agama. Salah seorang responden menceritakan mengenai penolakan warga setempat terhadap pembangunan rumah ibadah tertentu dan penyelenggaraan kegiatan keagamaan
dikarenakan tidak ingin mengganggu keharmonisan warga setempat. Beberapa potensi friksi ini juga terjadi di tingkat remaja maupun di tingkat warga dewasa.
Warga menyelenggarakan kegiatan agama di rumah-rumah secara bergantian saja. Biar gak ada masalah. Perempuan, 44 tahun, beragama X, Kec. Denpasar Barat
Apalagi kalo pas perayaan ibadah bersamaan, kadang ya kami mengalah saja biar gak terjadi apa-apa. Laki-laki, 39 tahun, Kec. Denpasar Barat
Terkait ketahanan budaya lokal dan upaya pemeliharaannya, hal yang tidak aneh dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat di Bali, bahwa semua responden mengakui
bahwa budaya lokal sangat mendapatkan perlindungan selayaknya sehingga jauh dari ancaman kepunahan. Upaya pelestarian budaya lokal selama ini dilakukan oleh masyarakat sendiri
dengan dibantu oleh beberapa organisasi massa kepemudaan yang cukup dominan di wilayah Denpasar seperti Laskar Bali, Baladika, dan Pemuda Bali Bersatu PBB. Selain swakarsa
masyarakat yang tinggi, peran pemerintah dalam upaya pelestarian ini juga memperlihatkan keseriusan yang tinggi dalam melestarikan budaya dan adat lokal.
Secara keseluruhan, tingkat keamanan komunitas di Denpasar sangatlah rendah. Kendati tidak ada konflik sosial terbuka, namun potensi konflik tetap ada, baik dalam bentuk
diskriminasi ataupun stereotyping antar warga. Di sisi lain, upaya pelestarian budaya lokal oleh secara swakarsa oleh anggota masyarakat yang dibantu oleh organisasi massa
kepemudaan sangatlah tinggi. Hal ini juga didukung oleh peran pemerintah daerah yang juga sangatlah mendukung.
33
4.2.7. Political Security