Disparitas Kondisi Keamanan Insani Antaretnis di Kota Denpasar

53 insecurity berada pada level rendah. Pokok permasalahan bermuara pada gesekan-gesekan dan kesalahpahaman antar-warga. Namun keterbukaan cara berpikir masyarakat juga telah mengurangi kesalahpahaman social tersebut yang galibnya bisa berujung tindak kekerasan massal. Ya kalau pendatangnya bisa menempatkan diri di sini, mereka juga menghargaii adat di sini, saya kira gak akan ada masalah. Laki-laki, 46 tahun, polisi, Kec. Denpasar Selatan Kita sama-sama menjaga toleransi saja. Gak perlu bersikap kaku kepada sesama warga. Laki-laki, 40 tahun, wiraswasta, Kec. Denpasar Selatan Kondisi Political Security di Kecamatan Denpasar Selatan Senada dengan beberapa kecamatan lainnya di Kota Denpasar, dimensi political security termasuk yang derajat ketidakamanannya berada pada level rendah. Partisipasi masyarakat dalam Pemilu cukup tinggi hal ini dibarengi dengan tingkat optimisme masyarakat Kecamatan Denpasar Selatan yang relatif tinggi terhadap masa depan demokratisasi di Kota Denpasar. Namun tak bisa dipungkiri juga peran adat dan budaya local yang memberi nilai- nilai kebersamaan termasuk dalam memilih pemimpin secara politis.

4.3.1. Disparitas Kondisi Keamanan Insani Antaretnis di Kota Denpasar

Sub-bab ini secara singkat membahas tentang disparitas keamanan insani antar- rasetnis di empat kecamatan di Denpasar yang dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga kategori utama yaitu: etnis pribumi-mayoritas Bali, etnis pendatang-minoritas yaitu Jawa, Madura, Lombok, dan Arab, serta etnis pendatang-minoritas lain. Sebaran ketiga kelompok etnis ini terkonsentrasi di beberapa kecamatan di Denpasar di mana etnis Bali hampir merata di empat kecamatan di Denpasar 54 Sementara itu sebaran dimensi ketidakamanan insani tidak merata jika dilihat dari pembagian kategori etnis di atas. Kesimpulan awal kami, terdapat beberapa dimensi yang level ketidakamannanya merata di semua etnis namun terdapat beberapa etnis tertentu yang mengalami ketidakamanan dimensi tertentu yang pemaparannya adalah sebagai berikut: hampir semua etnis mengalami ketidakamanan pada dimensi economic security, environmental security, food security, health security, personal security dan political security. Sementara untuk satu dimensi berikutnya yaitu community insecurity tidak dialami oleh etnis asli Bali, namun rata-rata dialami oleh etnis-etnis pendatang-minoritas seperti etnis Jawa, Madura, Arab, dan beberapa etnis pendatang lainnya.

4.4. Sumber-sumber Ketidakamanan Insani di Kota Denpasar

Dari ketujuh dimensi keamanan insani ekonomi, pangan, lingkungan, kesehatan, personal, komunitas, dan politik di Kota Denpasar, tiga di antaranya, yakni lingkungan, personal, dan komunitas, memiliki tingkat ketidakamanan yang tinggi. Sementara empat selebihnya, yakni ekonomi, pangan, kesehatan, dan politik, memiliki tingkat ketidakamanan yang sedang. Sub-bab di bawah ini akan mendiskusikan sumber-sumber ketidakamanan insani di kota Denpasar dan penyebabnya.

4.4.1. Banjir dan Pencemaran Environmental Security

Konsep keamanan lingkungan lebih merujuk pada persoalan di sektor ketidakamanan lingkungan daripada pada persoalan pergeseran obyek hirauan referent object keamanan insani yang menekankan pada rasa aman di level individu. Hal ini