Economic Security Keamanan Insani Kota Denpasar

22 Development Index yang merupakan indeks yang mengukur angka harapan hidup, tingkat melek huruf dan daya beli masyarakat, Kota Denpasar terus mengalami peningkatan dalam ketiga dimensi di atas sejak tahun 2008 BPS Kota Denpasar, 2012. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam 3 dimensi dasar pembangunan yakni bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

4.2. Keamanan Insani Kota Denpasar

Berdasarkan definisi dan pembagian 7 tujuh dimensi keamanan insani dari United Nations Development Programme UNDP, maka kondisi keamanan insani di kota Denpasar dapat ditelaah berdasarkan dimensi-dimensi di atas.

4.2.1 Economic Security

Untuk dimensi keamanan ekonomi, hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan adalah tingkat upahpendapatan dan kemampuan atau daya beli. Berdasarkan keputusan pemerintah, Upah Minimum Regional UMR Kota Denpasar untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp1.135.800,00 atau naik dari tahun 2012 yang hanya sebesar Rp 1.130.000,00. Studi ini menemukan bahwa sebagian besar responden telah memiliki penghasilan di atas UMR Kota Denpasar dan yang memiliki upah di bawah UMR tidak lebih dari 10. Sekitar 15 dari total responden memiliki upah sebesar 3 kali lipat atau lebih dari UMR kota Denpasar dan sisanya memiliki upah 1,5 sampai dengan 2,5 kali lipat dari UMR Kota Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa jika dilihat dari sisi hanya upah, sebagian besar masyarakat Denpasar telah cukup aman. 23 Selain dari sisi upah, keamanan ekonomi yang juga diperhatikan adalah terkait sustainabilitas pekerjaan dan resiko kehilangan pekerjaan. Untuk aspek ini, lebih dari setengah responden menyatakan kekuatiran yang sangat besar terkait hilangnya pekerjaan mereka. Beberapa alasan utama kekuatiran ini adalah karena sistem kontrak yang diterapkan perusahaan serta lemahnya posisi tawar mereka jika dibandingkan dengan pemberi kerja. Salah seorang responden adalah seorang sarjana S1 Teknik Sipil yang memiliki upah antara Rp.1.000.000,00 s.d Rp.2.000.000,00 namun merasa tidak aman karena hanya dipekerjakan secara sistem kontrak. Responden lain juga memberikan pernyataan serupa terkait sustainabilitas pekerjaannya yang tergolong sangat beresiko. Selain ancaman terhadap sustainabilitas pekerjaan karena sistem kontrak, banyak responden yang juga merasa penghasilannya terancam dengan banyaknya toko-toko serba ada seperti Indomaret atau Alfamart yang menyebabkan warung-warung tradisional dan pasar tidak lagi menjadi tujuan utama konsumen. Karena kalo di tempat kerja saya, saya sebagai arsitek jalan dan jembatan sistem kontrak. Satu kontrak, 1 proyek. Laki-laki, arsitek, 33 tahun, Kec. Denpasar Barat Ya namanya juga sopir angkot. Satu kali salah saja langsung dipecat. Laki-laki, sopir angkutan umum, 41 tahun, Kec. Denpasar Utara Sekarang banyak supermarket kayak Indomaret jadinya saingan banyak dan resiko kehilangan pekerjaan tinggi. Laki-laki, pedagang, 45 tahun, Kec. Denpasar Selatan Kurang baiknya sustainabilitas pekerjaan ini juga diperparah dengan tidak adanya tindakan pengamanan dari sebagian besar responden jika suatu saat kehilangan pekerjaan. Hanya sekitar 5 dari total responden yang menyatakan memiliki simpanan ataupun investasi jika suatu saat kehilangan pekerjaannya. Sebagian besar responden mengaku tidak memiliki simpanan apapun yang dapat digunakan jika suatu saat mereka kehilangan 24 pekerjaan. Meskipun beberapa program Jaring Pengaman Sosial JPS telah dijalankan oleh pemerintah, sekitar 40 dari total responden mengaku tidak pernah menggunakannya. Untuk yang benar-benar berhak menggunakannya, sekitar 30 yang pernah dan bisa menggunakannya. Beberapa responden mengaku mengetahui adanya program JPS yang dijalankan pemerintah namun tidak pernah menggunakannya, baik karena tidak tahu mekanismenya ataupun tidak bisaboleh menggunakannya. Saya 2 lebih tahun jadi Ketua Kampung, jadi tahu kalo soal sumbangan sosial. Beberapa warga miskin yang terdaftar sudah menerimanya. Laki-laki, swasta, 45 tahun, Kec. Denpasar Barat Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme pengamanan dari pemerintah untuk aspek ekonomi belum berjalan secara optimal sehingga tingkat ketidakamanan dari sisi ekonomi cukup tinggi. Secara umum, tingkat ketidakamanan ekonomi economic insecurity di wilayah Denpasar cukup tinggi. Jika hanya dilihat dari sisi upah dan daya beli, tingkat keamanan ekonomi sudah baik namun tingkat keamanan terkait sustainabilitas pekerjaan dan upaya pengamanan terhadap resiko hilangnya mata pencarian rendah tidak aman.

4.2.2. Food Security