33 pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan melalui budaya sekolah. Melalui tiga
cara tersebut diharapakan karakter mandiri dapat terwujud dalam diri peserta didik dan dapat diterapkan dalam perilaku sehari-hari peserta didik. Sehingga peserta
didik menjadi mandiri secara optimal serta dapat mewujudkan visi misi sekolah dalam hal kemandirian.
B. Mandiri
1. Pengertian Mandiri
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mandiri diartikan sebagai keadaan yang dapat menjadikan individu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain.
Senada Mohamad Mustari 2014: 78 mengemukakan bahwa orang yang mandiri adalah orang yang cukup diri. Yaitu orang yang mampu berpikir dan berfungsi
secara independen, tidak perlu bantuan orang lain, tidak menolak resiko dan bisa memecahkan masalah, bukan hanya khawatir tentang masalah-masalah yang
dihadapinya. Orang yang mandiri dapat menguasai kehidupannya sendiri dan dapat menangani apa saja dari kehidupan ini yang ia hadapi. Senada dengan
Hanna Widjaja Nandang Budiman, 2006: 84 kemandirian menunjuk pada adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan tanpa bantuan khusus dari orang lain, keengganan untuk dikontrol orang lain, dapat melakukan sendiri kegiatan-kegiatan, dan menyelesaikan sendiri
masalah-masalah yang dihadapi. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan Novan Ardy Wiyani, 2014:
24 Karakter mandiri merupakan kemampuan hidup yang utama dan salah satu
34 kebutuhan manusia di awal usianya. Anak yang mandiri adalah anak yang aktif,
independen, kreatif, kompeten, dan spontan. Berdasarkan penjelasan beberapa pendapat di atas, maka mandiri
merupakan karakter yang ada pada individu.Menjadikan individu tersebut dapat berdiri sendiri. Mempunyai kemampuan untuk tidak bergantung kepada orang lain
dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
2. Nilai-Nilai Karakter Mandiri
Mohammad Mustari, 2014: 78 menyatakan bahwa mandiri adalah orang yang cukup diri. Orang yang cukup diri tersebut orang yang mampu berpikir dan
berfungsi secara independen, tidak perlu bantuan orang lain, tidak menolak resiko dan bisa memecahkan masalah, bukan hanya khawatir tentang masalah-masalah
yang dihadapinya. Orang yang mandiri dapat menguasai kehidupannya sendiri dan dapat menangani apa saja dari kehidupan ini yang ia hadapi. Kemudian orang
yang mandiri itu bukan saja bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Akan tetapi dapat memenuhi kepentingan orang lain di sekitarnya. Di dalam proses
pembelajaran peserta didik hendaknya dapat diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri. Yang dimaksud dengan mandiri di sini adalah suatu sikap dan
perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah.
Untuk menjadi mandiri, peserta didik di lingkungan sekolah hendaknya sesekali dibiasakan belajar secara mandiri. Seperti diuraikan Keegan Syamsul
Kurniawan, 2013: 143 peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus mengahdiri pelajaran yang diberikan guru di
35 kelas. Peserta didik dapat mempelajari pokok bahasan atau topik pelajaran
tertentu dengan membaca buku atau melihat, dan mendengarkan program media pendengar tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain. Di samping
itu peserta didik mempunyai otonomi belajar. Otonomi tersebut terwujud dalam beberapa kebebasan berikut.
a. Peserta didik mempunyai kesempatan untuk ikut menentukan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kondisi dan kebutuhan belajarnya.
b. Peserta didik boleh ikut menentukan bahan belajar yang ingin dipelajarinya
dan cara mempelajarinya. c.
Peserta didik mempunyai kebebasan untuk belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri.
d. Peserta didik dapat ikut menentukan cara evaluasi yang akan digunakan untuk
menilai kemajuan belajar. Dalam pendidikan karakter, untuk mengetahui bahwa sekolah tersebut
telah melaksanakan pembelajaran dengan mengembangkan budaya dan karakter mandiri terdapat dua jenis indikator yaitu indikator sekolah dan indikator kelas
yang dikembangkan oleh Kemendiknas, 2010: 28, yaitu sebagai berikut. a.
Indikator Sekolah Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
b. Indikator Kelas
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri.
36 Kemudian terdapat keterkaitan antara nilai, jenjang kelas, dan indikator. Untuk
nilai karakter mandiri jenjang kelas tinggi 4-6 dan jenjang kelas rendah 1-3 adalah sama, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Indikator nilai karakter mandiri yang terdapat pada kelas rendah yaitu sebagai berikut Kemendiknas, 2010: 35:
1 melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
2 mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya.
Sedangkan indikator nilai karakter mandiri yang terdapat pada kelas tinggi yaitu sebagai berikut:
1 mencari sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan
pustakawan sekolah; 2
mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator nilai karakter
mandiri yang terdapat pada kelas tinggi. Dimana pada kelas IV berada pada masa transisi peserta didik dalam perkembangan kemandiriannya. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan kelas IV SD Unggulan Aisyiyah Bantul sebagai objek penelitian.
3. Tipe-Tipe Mandiri