Prinsip-Prinsip yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

16 13. Bersahabatkomunikatif merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta damai merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar membaca merupakan kebiasaan menyediakan waktu luang untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

5. Prinsip-Prinsip yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

Sri Narwati, 2011: 31 keberhasilan pendidikan karakter tentunya tidak hanya terletak pada satu pihak, ada berbagai pihak yang turut berperan. Oleh karena itu ada berbagai cara dan upaya yang bisa dilakukan agar tujuan pelaksanaan pendidikan karakter tercapai, antara lain: peran serta keluarga, keluarga menjadi institusi penting dalam membentuk karakter anak. Institusi keluarga memiliki tiga fungsi penting, yaitu fungsi pendidikan, fungsi agama, dan 17 fungsi ekonomi. Keluarga menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembentukan dan proses pendidikan karakter bagi anak. Kemudian sekolah dan seluruh civitasnya mampu membangun dan memberikan tauladan mengenai karakter yang positif. Budaya dan lingkungan sekolah harus mampu memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan karakter. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam berbagai mata pelajaran, serta kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memupuk peran aktif siswa dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu lingkungan belajar yang menyenangkan, lingkungan yang nyaman dan menyenangkan adalah mutlak diciptakan agar karakter anak dapat dibentuk. Hal ini erat kaitannya dengan pembentukan emosi positif anak, dan selanjutnya dapat mendukung proses pembentukan empati, cinta, dan akhirnya nurani atau batin anak. Indonesia Heritage Foundation IHF sebuah yayasan yang berdiri pada tahun 2000 bergerak dalam bidang Character Building Pendidikan Karakter merumuskan Model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter. Metode penanaman karakter dengan model tersebut dilakukan secara eksplisit dan sistematis, yaitu dengan knowing the good, reasoning the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good anak akan terbiasa berpikir hanya yang baik-baik saja. Reasoning the good juga perlu dilakukan supaya anak tahu mengapa anak harus berbuat baik, karenanya anak tidak hanya menghafal kebaikan tetapi juga tahu alasannya. Begitupun feeling the good, membangun perasaan anak akan kebaikan. 18 Anak-anak diharapkan mencintai kebaikan. Kemudian dalam acting the good, anak mempraktekkan kebaikan. Jadi jika anak terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling, dan acting the good lama kelamaan anak akan terbentuk karakternya. Pendidikan karakter pada dasarnya harus menekankan dari knowing menjadi doing. William Kilpatrick Sri Narwati, 32: 2011 menyebutkan salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan. Berangkat dari pemikiran tersebut maka keberhasilan pendidikan karakter sangat bergantung pada ada tidaknya knowing, loving, doing, atau acting dalam penyelenggaraan pendidikan karakter.

6. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar