komponen penting dalam menjaga kesuburan tanah. Nitrogen merupakan komponen yang penting dari protein dan materi penunjang untuk makhluk hidup. Nitrogen yang
dibutuhkan untuk tumbuhan umumnya berbentuk ion nitrat NO
3 -
. Beberapa tumbuhan seperti padi membutuhkan ammonium nitrogen. Ketika nitrogen berada
dalam tanah dalam bentuk ammonium maka akan terjadi proses nitrifikasi oleh bakteri menjadi ion nitrat. Nitrat dari peternakan berasal dari pakan ternak yang
kemudian menjadi NH
3
atau NH
4 +
karena proses dekomposisi mikroba. Proses dekomposisi terjadi karena nitrogen di dalam tubuh hewan bersifat racun. Pada perut
hewan terdapat ruminan yang mengandung bakteri, bakteri ini mampu mereduksi ion nitrat menjadi ion nitrit Manahan, 2005.
Kotoran hewan mengandung nitrogen amino. Hampir mendekati setengah dari urin hewan ternak mengandung nitrogen berbentuk gugus protein dan sebagian
lainnya berbentuk urea. Pada proses degradasi, nitrogen amino akan dihidrolisis menjadi amoniak atau ion ammonium Manahan, 2005.
2.11.3. Dampak Gas Amoniak Bagi Manusia
Suatu studi yang dilakukan oleh Hederik et. al 2000 pada petani yang bekerja pada tempat penyimpanan ternak, pada penelitian ini dilakukan pengukuran
kadar amoniak, debu total, debu yang dapat dihirup, karbondioksida, endotoksin total, endotoksin yang dapat dihirup, jamur dan bakteri. Dari kesemua itu yang paling
berhubungan dengan peningkatan gangguan pernapasan adalah amoniak dan debu dan gangguan pernapasan berkurang pada saat pemaparan dihilangkan. Kadar
amoniak berkisar 1.60 mgm
3
dan debu 2.63 mgm
3
. Efek pernapasan berupa
Universitas Sumatera Utara
reaktifitas bronchial hyperresponsiveness, inflamasi, batuk-batuk, susah bernapas, sesak napas, berkurangnya fungsi paru.
Pekerja dapat terpapar dengan amoniak dengan cara terhirup gas ataupun uapnya, tertelan, ataupun kontak dengan kulit, pada umumnya adalah melalui
pernapasan dihirup. Amoniak dalam bentuk gas sangat ringan, lebih ringan dari udara sehingga dapat naik dalam bentuk uap, lebih berat dari udara sehingga tetap
berada di bawah Imelda, 2007. Gejala yang ditimbulkan akibat terpapar dengan amoniak tergantung pada
jalan terpaparnya, dosis, dan lama pemaparannya. Gejala – gejala yang dialami dapat berupa mata berair dan gatal, hidung iritasi, gatal dan sesak, iritasi tenggorokan,
kerongkongan dan jalan pernapasan terasa panas dan kering, batu – batuk. Pada dosis tinggi dapat mengakibatkan kebutaan, kerusakan paru – paru, bahkan kematian
Imelda, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Efek yang ditimbulkan akibat pemaparan amoniak,
Tabel 2.1 Efek yang ditimbulkan akibat pemaparan amoniak Konsentrasi
Efek bagi manusia
0,5 – 1,0 ppm Bau mulai tercium
2,0 ppm Batas maksimal paparan kebauan di area permukiman
secara terus – menerus 24 jam Kepmen LH No. 50MEN-LHII1996
25 ppm Merupakan nilai ambang batas yang dapat diterima batas
maksimal paparan di area kerja 8 jam, Surat Edaran Menaker No.02MENAKER1978
25 – 50 ppm Bau dapat ditandai, pada umumnya tidak menimbulkan
dampak 50 – 100 ppm
Mengakibatkan iritasi ringan pada mata, hidung dan tenggorokan, toleransi dapat terjadi dalam 1-2 minggu
tanpa memberikan dampak
140 ppm Menimbulkan iritasi tingkat menengah pada mata, tidak
menimbulkan dampak yang lebih parah selama kurang dari 2 jam
400 ppm Mengakibatkan iritasi tingkat menengah pada
tenggorokan 500 ppm
Merupakan kadar yang memberikan dampak bahaya langsung pada kesehatan
700 ppm Bahaya tingkat menengah pada mata
1000 ppm Dampak langsung pada jalan pernapasan
1700 ppm Mengakibatkan laryngospasm
2500 ppm Berakibat fatal setelah pemaparan selama setengah jam
2500 – 5000 ppm Mengakibatkan nekrosis dan kerusakan jaringan
permukaan jalan pernapasan, sakit pada dada, edema paru, dan bronchospasm
5000 ppm Berakibat fatal dapat mengakibatkan kematian mendadak
2.11.4. Hidrogen Sulfida