di tempat baru. Di Indonesia populasi bangsa sapi FH ini juga yang terbesar di antara bangsa – bangsa sapi perah yang lain AAK, 1995.
Sapi Peranakan Friesian Holstein PFH merupakan hasil persilangan antara sapi FH dengan sapi lokal, dengan ciri – ciri yang hampir menyerupai FH tetapi
produksi susu relatif lebih rendah dari FH dan badannya juga lebih kecil Siregar, 1995. Hasil dari persilangan tersebut mempunyai sifat diantara kedua induknya,
dimana pertambahan bobot badan cukup tinggi serta mampu beradaptasi dengan lingkungan tropis secara baik Syarief dan Sumoprastowo, 1990.
2.4 Persyaratan Lokasi Ternak
2.4.1 Ketinggian dan Suhu Udara
Lokasi peternakan sapi perah bisa di dataran rendah 100-500 meter di atas permukaan laut hingga dataran tinggi lebih dari 500 meter di atas permukaan laut.
Namun akan lebih baik peternakan sapi di dataran tinggi dengan suhu udara yang rendah. Semakin dingin suhu di peternakan sapi perah semakin baik. Salah satu
alasannya, karena suhu dingin dapat menekan pertumbuhan bakteri pada susu yang telah diperah. Lokasi peternakan sapi perah yang baik adalah daerah dengan suhu rata
– rata di bawah 30 C Syarif, Erif K. Bagus H., 2011.
2.4.2 Sumber Pakan Alami
Daerah sekitar peternakan sebaiknya memiliki sumber pakan alami berupa hijauan. Pasalnya, rerumputan merupakan kebutuhan utama pakan alami sapi perah.
Satu hektar lahan rumput dapat memenuhi kebutuhan 10-15 ekor sapi perah. Peternak dapat membudidayakan rerumputan di lahan milik sendiri atau menyewa lahan.
Peternak bisa juga menerapkan sistem kontrak atau kerja sama denga pemilik lahan,
Universitas Sumatera Utara
yaitu pemilik lahan yang menanam rumput kemudian dibeli oleh peternak Syarif, Erif K. Bagus H., 2011.
2.4.3 Sumber Air Bersih
Jumlah kebutuhan air tergantung keadaan suhu lingkungan, bangsa ternak, tipe ternak, dan tipe pakan. Lebih tinggi suhu lingkungan akan lebih banyak
kebutuhan airnya. Sapi perah akan memerlukan air lebih banyak daripada sapi pedaging. Demikian pula sapi yang sedang laktasi akan memerlukan air lebih tinggi
daripada sapi muda kebiri steer atau sapi dara heifer. Sapi yang diberika pakan kering akan memerlukan air minum yang lebih banyak daripada sapi yang diberikan
pakan segar Santosa, 1997. Kebutuhan air per hari untuk sapi induk sekitar 3-12 gallon 13,5 – 55 liter.
Untuk pedet yang digemukkan, kebutuhan air 6 – 18 gallon 27 – 82 liter. Kebutuhan air untuk sapi induk lebih sedikit dibandingkan pedet karena sapi induk juga
menerima air yang berasal dari pakan terdiri dari satu bagian bahan kering dan 6 bagian air Santosa, 1997.
2.5 Perkandangan