Kerangka Konsep Operasional Konsep

disampaikan melalui media massa, yaitu media cetak surat kabar, majalah, brosur dan billboard, media elektronik radio, televisi, film dan media online internet. Proses penerapan semiotika iklan pada televisi perlu memperhatikan aspek-aspek dari medium yang berfungsi sebagai tanda, untuk membedakan sebagai pembawa tanda. Iklan televisi memiliki hal yang menarik dilihat dari sisi pengambilan gambar dari kamera yang dilakukan.

I.7 Kerangka Konsep

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Kriyantono, 2007: 149. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah memakai analisis semiologi Roland Barthes signifikasi dua tahap two order signification; denotasi dan konotasi. Semiologi Roland Barthes dipilih karena mampu memaknai tanda pada media visual seperti iklan televisi. Unsur-unsur visual yang terdapat di dalam iklan tidak bisa secara gamblang “bercerita” melainkan harus dimaknai oleh pembacanya. Semiologi Roland Barthes menekankan pada peran pembaca reader, peran di sini berarti walaupun sebuah tanda telah memiliki makna denotasi ataupun konotasi, tetapi tetap saja dibutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Dalam semiologi Roland Barthes, kode-kode komunikasi yang terdapat pada desain iklan televisi nantinya akan dicari makna riil-nya denotasi, Universitas Sumatera Utara kemudian hubungan antara satu tanda dengan tanda lainnya akan dicari makna tersirat di dalamnya konotasi.

I.8 Operasional Konsep

1. Tanda Tanda dapat berupa apa saja, misalnya suara, huruf, bentuk, gambar, warna, gerak dan lainnya. Tanda adalah gabungan konsep dan citra. Secara khusus penelitian ini akan melihat tanda-tanda yang membentuk teks pada iklan kartu seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”. 2. Denotasi Denotasi secara umum dikenal sebagai makna yang sebenarnya, makna apa saja yang tampak. Makna yang dihasilkan bersifat eksplisit, langsung dan pasti. Pesan langsung ini sampai pada kita tanpa harus melakukan penafsiran. Denotasi dalam penelitian ini adalah makna sebenarnya dalam teks tulisan dan gambar yang tampak pada subjek penelitian, yakni iklan kartu seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”. 3. Konotasi Konotasi sering diartikan sebagai makna yang tersirat, konotasi menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang ada di dalamnya beroprasi makna yang tidak eksplisit, tidak secara langsung dan tidak pasti terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Inilah saatnya konotasi tersebut dimaknai sesuai dengan konsep budaya, nilai dan sejarah, ketika penanda dikaitkan dengan aspek psikologi, seperti perasaan, emosi dan keyakinan. Penelitian ini mencari Universitas Sumatera Utara makna konotasi dari teks iklan kartu seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”. 4. Mitos dan Ideologi Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai ‘mitos’ dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu Budiman dalam Sobur, 2004:71. Teori Barthes tentang mitos diterangkan dengan mengetengahkan konsep konotasi, yakni pengembangan segi signifie petanda, makna oleh pemakai bahasa. Pada saat konotasi menjadi mantap, ia menjadi mitos, dan ketika mitos menjadi mantap, ia menjadi ideologi. Jadi, banyak sekali fenomena budaya dimaknai dengan konotasi, dan jika ia menjadi mantap maka fenomena itu menjadi mitos, dan kemudian menjadi ideologi. Akibatnya, suatu makna tidak lagi dirasakan oleh masyarakat sebagai hasil konotasi Hoed, 2008:153. Mitos dan ideologi yang diteliti dalam penelitian ini adalah kode dan makna yang terkandung dalam iklan kartu seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Effendy, 2006: 9 Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who says what in which channel to whom with what effect? Paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator communicator, source, sender, pesan message, media channel, media, komunikan communicant, receiver, recipient, efek effect, impact, influence. Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU

3 45 92

Iklan Kartu Xl Dan Tindakan Membeli (Buying Actions) Pengguna Telepon Selular (Studi Kasus Tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu Xl Versi “Kawin Sama Monyet” Terhadap Tindakan Membeli Kartu Xl Oleh Siswa-Siswi Smu Negeri 10 Medan)

1 32 128

Analisis Perpindahan Konsumen Kartu Pra Bayar Telepon Seluler pada Operator Seluler Lain ke Telkomsel (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara)

1 46 111

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IKLAN YANG MENGGUNAKAN ENDORSER KOMEDIAN (Studi Pada Mahasiswa Yang Diterpa Iklan Produk Kartu As Versi Sule)

0 15 39

Analisis Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Sule (Kasus Pada Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

12 51 109

Efektivitas Iklan Televisi Kartu Seluler(Studi Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Dengan Menggunakan Metode EPIC Model di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Angkatan 201

0 2 14

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER (Studi Efektifitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level 10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Menggunakan Metode EPIC Model Di Kalangan Mahasiswa Faku

0 2 13

PENDAHULUAN EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER (Studi Efektifitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level 10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Menggunakan Metode EPIC Model Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Angk

0 6 52

PENUTUP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER (Studi Efektifitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level 10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Menggunakan Metode EPIC Model Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Angkatan

0 4 49

REPRESENTASI PERSAINGAN DALAM IKLAN KARTU AS (Studi Semiotik Iklan Kartu As Versi “Sule” di Televisi).

1 3 89