Analisis Kuantitatif Penentuan Uji Perolehan Kembali Analisis Data Secara Statistik Kadar Kalsium

1. Cairan jernih diambil ± 2 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan ± 1 ml larutan ammonium oksalat 2,5 bv, dikocok dan didiamkan. Terbentuk endapan putih Svehla, 1990. 2. Diambil ± 2 ml larutan jernih dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 e dan 1 ml etanol, dikocok dan didiamkan. Terbentuk endapan putih berupa kristal jarum Svehla,1990.

2.4.8 Analisis Kuantitatif

Hasil destruksi dilarutkan dalam beberapa ml air, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml kemudian ditambahkan air sampai garis tanda, kemudian disaring. Diambil 25 ml, diencerkan dengan air suling hingga 100 ml, ditambahkan 8 ml NaOH 30 bv, 5 ml larutan hidroksilamin HCl 10 bv dan 30 mg KCN. Kemudian dititrasi dengan Na 2 EDTA 0,0485 N, dan pada lebih kurang 2 ml sebelum titik akhir titrasi, ditambahkan 100 mg indikator kalkon campur. Titrasi dilanjutkan hingga warna larutan berubah dari merah ungu menjadi hijau. Perlakuan diulangi sebanyak 6 kali Basset, 1994.

2.5.9 Penentuan Uji Perolehan Kembali

10 gram ikan teri yang telah dihaluskan, dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 10 ml larutan baku kalsium. Dilakukan proses yang sama seperti prosedur 3.5.3 dan 3.5.5 Persen recovery dihitung dengan rumus: 100 n ditambahka yang standar larutan kadar sampel kadar - standar sampel l kadar tota Recovery x  

2.5.10 Analisis Data Secara Statistik

Hasil yang diperoleh dari satu seri penetapan kadar terhadap satu macam sampel adakalanya terdapat hasil yang sangat menyimpang bila dibandingkan Universitas Sumatera Utara dengan yang lain sehingga timbul kecenderungan untuk menolak hasil yang sangat menyimpang Rohman, 2007. Untuk memastikan hasil yang sangat menyimpang ditolak atau diterima, perlu dilakukan analisis data secara statistikam pada taraf kepercayaan 95 α = 0,05, hasil analisis ditolak jika Q hitung Q tabel Rohman, 2007. Untuk menghitung nilai Q digunakan rumus: terendah yang nilai - tertinggi nilai terdekat yang nilai - dicurigai yang nilai Qhitung  Selanjutnya nilai Q hitung ini dibandingkan dengan nilai Q tabel. Jika nilai Q hitung ini lebih kecil dari Q kritis, maka hipotesis diterima Rohman, 2007.

2.5.11 Kadar Kalsium

Kadar yang diperoleh dari hasil pengukuran larutan sampel, ditentukan rata-ratanya secara statistik dengan taraf kepercayaaan 95 Wibisono, 2005 dengan rumus sebagai berikut: µ = X± t 12,df s √ n keterangan : µ = interval kepercayaan kadar sampel X = kadar rata-rata sampel t 12,df = nilai t kritis dengan df derajat bebas = n-1 dan α = 0,05 s = standar deviasi n = jumlah perlakuan data diterima jika tidak berbeda secara bermakna pada interval kepercayaan 95 dengan nilai α = 0,05. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN