Daya tarik fisik TINJAUAN PUSTAKA

pesan. Seorang komunikator yang kredibel dapat dipercaya Clow dan Baack, 2007. Menurut Burgoon: “orang yang menunjukkan komunikasi non-verbal yang positif dianggap lebih kredibel dengan mereka yang berkomunikasi secara verbal” Smith, 1992 II.2.1.1 Daya tarik attractiveness Daya tarik memiliki dua bentuk yaitu fisik dan kepribadian.

a. Daya tarik fisik

Biasanya merupakan sebuah asset penting untuk seorang endorser. Iklan dengan komunikator yang menarik jauh lebih baik daripada iklan yang kurang menarik. Di dalam komunikasi, daya tarik fisik merupakan komunikasi non-verbal seorang komunikator. Kita menggunakan perangkat non-verbal untuk menekankan pesan verbal Adler dan Rodman, 1982. Menurut Munn 1962: “Komunikasi non-verbal sepertinya terlihat tidak penting dibandingkan dengan komunikasi verbal, hingga kita melihatnya lebih dekat. Kemudian kita menemukan bahwa kominikasi non-verbal itu lazim, tajam dan efisien dalam informasi. Perilaku non-verbal dapat menghasilkan arti bahwa kata- kata tidak mampu untuk menghasilkan dan kata-kata hanya mampu jika kita menggunakan kata-kata yang cukup, sedangkan perilaku non-verbal menghasilkan informasi yang sama lebih cepat lagi”. Universitas Sumatera Utara Tubbs dan Moss 2000, menyatakan bahwa” dari ekspresi wajah, nada suara, sikap tubuh, gerakan tangan, para pemirsa juga cenderung membentuk kesan lebih kuat mengenai kepribadian pembicara”. Menurut Birdwhistell, “barang kali tidak lebih dari 30 sampai 35 makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, sisanya dilakukan dengan non-verbal” Rakhmat, 2007, Mehrabian bahkan memperkirakan 93 dampak pesan diakibatkan oleh pesan Non-verbal Rakhmat, 2007. Menurut Worchel dan Goethals 1985: “Bentuk non-verbal dari ekspresi diri diambil sebagai tanda kredibilitas yang sangat tinggi dari perasaan dan sikap kita kepada orang lain karena kita tahu sulitnya mengontrol non-verbal”. Apa yang dikatakan orang secara non-verbal diambil menjadi indikator yang paling reliable dari apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang diri mereka sendiri tentang orang lain, dan tentang situasi yang mereka hadapi. Satu hal yang diperjelas penelitian adalah bahwa karena komunikasi non-verbal diasumsikan bereliabilitas tinggi, orang harus mencocokkan pernyataan verbal mereka dengan mengirimkan ekspresi non-verbal jika mereka ingin dianggap terpercaya dan terus terang. Jika ada kecocokan yang baik, komunikasi dan interaksi dapat diproses dengan mudah dan dihargai. Jika tidak ada kecocokan yang baik, kebingungan dan kesulitan dapat timbul dalam interaksi orang, di mana dalam beberapa kasus dapat menimbulkan masalah serius. Universitas Sumatera Utara Komunikasi non-verbal seorang celebrity endorser iklan adalah: a. Ekspresi wajah Ekman dan Friesen mengidentifikasikan enam emosi dasar yang direfleksikan ekspresi wajah yaitu kaget, takut, jijik, kebahagiaan dan kesedihan. Ekspresi yang merefleksikan perasaan-perasaan ini dikenal dalam dan diantara anggota semua budaya. Mudah untuk membayangkan bagaimana seseorang akan terlihat takut, dan kaget atau jijik dan marah. Penelitian juga mengindikasikan bahwa orang cukup akurat dalam menilai ekspresi wajah dari emosi-emosi ini. Keakuratan bertambah ketika penilai tahu atau punya pengetahuan dari konteks dimana ekspresi terjadi atau ketika mereka melihat beberapa contoh dari ekspresi target Adler dan Rodman, 1982. Menurut Worchel dan Goethals 1985: “Sebagai tambahan ragam-ragam sub kategori dari emosi ini, antara lain intensitas yang berbeda dari kebahagiaan dan atau ketakutan dari campuran, contohnya campuran senang-kaget, juga terlihat diwajah, wajah menerima lebih banyak perhatian daripada kepala sebagai satu kesatuan. Hal ini mungkin dikarenakan emosi yang berjumlah besar yang dikomunikasikan dengan ekspresi wajah” Menurut Leathers 1976 yang dikutip oleh Rakhmat 2007, wajah mengkomunikasikan: Universitas Sumatera Utara a Penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang yang menunjukkan apakah komunikator memandang penelitiannya jelek atau baik. b Berminat atau tak berminat pada orang lain dan lingkungan c Intensitas keterlibatan dalam suatu situasi d Tingkat pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri e Adanya atau kurangnya perhatian. b. Gerak dan Postur tubuh Ekman dan Friesen 1975, menganggap “postur tubuh penting dalam mengkomunikasikan atau mengekspresikan bagaimana santai atau tegangnya kita dalam berinteraksi dengan seseorang dan juga bagaimana kita mendefinisikan hubungan kita dengan orang tersebut” Worchel dan Goethals, 1985. Menurut Smith 1992, “postur adalah bagaimana orang menempatkan tubuh mereka. Orang mengindikasikan jumlah kekakuan pada tubuhnya. Menutur Munn 1962 “gerakan non-verbal ketika tidak mewakili kata-kata gerakan harus terlihat lazim, jika tidak, maka gerakan akan kurang komunikatif”. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postur: i. Immediacy, adalah ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan atau penilain positif. ii. Power, kekuatan mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Universitas Sumatera Utara iii. Responsiveness respon bila ia bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif Rakhmat, 2007. c. Karakter Vokal Menurut Adler dan Rodman 1982: “Suara itu sendiri merupakan bentuk lain dari komunikasi non-verbal.” Ahli sosial menggunakan kata paralanguage untuk menggambarkan non-verbal, pesan vokal. Banyak cara lain untuk berkomunikasi melalui suara kita, -melalui nada, kecepatan, pitch, volume, jumlah dan lebar perhentian. Faktor-faktor ini dapat melakukan hal yang besar untuk menguatkan atau melawan pesan yang dihasilkan oleh kata. Pengaruh Paralanguistic adalah kuat. Kenyataannya, peneliti menunjukkan bahwa pendengar memberikan perhatian lebih pada pesan vokal daripada kata yang diucapkan ketika ditanya untuk menentukan sikap speaker. Lebih jauh lagi, ketika faktor vokal berlawanan dengan pesan verbal, komunikan menilai maksud dari komunikator paralanguage bukan dari kata itu sendiri. DeVito mendefinisikan “Paralanguage sebagai media lokal dari pembicaraan. Para language tidak berhubungan dengan apa yang anda katakan, namun bagaimana anda mengatakannya” 2006. Aspek non-verbal seperti kecepatan, perubahan suara, nada suara, kekerasan dan pitch juga mengkomunikasikan perasaan Worchel dan Goethals, 1985. Menurut Fakin 1969 yang dikutip Tubbs dan Moss 2000, Universitas Sumatera Utara “Meskipun tingkat tinggi suara tidak mempengaruhi banyaknya informasi yang dapat dipahami, ia dapat mempengaruhi sikap pendengar terhadap pembicara dan isi pesannya”. d. Penampilan Personal Menurut Adler dan Rodman 1982: “Busana adalah salah satu bagian komunikasi non-verbal. Seorang penulis menyarankan bahwa berbusana menunjukkan paling tidak sepuluh tipe pesan kepada orang lain yaitu tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, kepercayaan, posisi sosial, tingkat pengalaman, dan kepandaian, latar belakang ekonomi, latar belakang sosial, latar belakang pendidikan, tingkat kesuksesan, karakter moral. Penelitian menunjukkan bahwa kita berasumsi tentang orang berdasarkan gaya mereka dalam berbusana. Gaya berbusana dan pemeliharaan pribadi dapat membuat seluruh perbedaan antara penerimaan dan penolakan langsung”. Menurut Rakhmat, “Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan- tubuh, pakaian dan kosmetik. Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita untuk membentuk citra tubuh dengan pakaian dan kosmetik 2007. Komunikasi artifaktual menurut DeVito 2006 adalah “komunikasi melalui objek yang dibuat oleh tangan manusia. Yaitu warna, pakaian, perhiasan dan dekorasi. Menurut Kefgen dan Touchie-Specht 1971, “pakaian menyampaikan pesan”. Pakaian terlihat sebelum suara terdengar. Pakaian Universitas Sumatera Utara tertentu berhubungan dengan perilaku tertentu” Rakhmat, 2007. Rakhmat 2007 menambahkan bahwa “umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, untuk mengungkapkan kepada orang lain siapa kita. Selain itu pakaian dipakai untuk menyampaikan perasaan, status dan peranan dan formalitas”.

b. Kepribadian

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

0 25 94

PENGARUH TERPAAN IKLAN PARTAI DEMOKRAT DI TELEVISI TERHADAP PENDAPAT TENTANG SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2006 Universitas Muhammadiyah Malang)

0 8 2

Pengaruh Celebrity Endorser, Store Atmosphere dan Harga terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Restoran KFC Taman Topi Square di Kota Bogor)

0 17 167

PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER DAN SIKAP TERHADAP HARGA PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER DAN SIKAP TERHADAP HARGA TERHADAP MINAT BELI KOPI.

0 5 13

Analisis Pengaruh Kredibilitas Selebriti Endorser dan Kredibilitas Merek terhadap Loyalitas Merek.

0 0 18

BAGAIMANAKAH OBJEKTIVITAS BERITA PENGAMBIL ALIHAN KENDALI PARTAI DEMOKRAT OLEH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Pengambil Alihan Kendali Partai Demokrat Oleh Susilo Bambang Yudhoyono di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 9, dan 10 F

0 0 99

STRATEGI PEMILIHAN CELEBRITY ENDORSER PR

0 0 13

Analisis Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser terhadap Minat Beli Konsumen di Instagram di Kota Pontianak

0 0 6

BAGAIMANAKAH OBJEKTIVITAS BERITA PENGAMBIL ALIHAN KENDALI PARTAI DEMOKRAT OLEH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Pengambil Alihan Kendali Partai Demokrat Oleh Susilo Bambang Yudhoyono di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 9, dan 10 F

0 0 20

ANALISIS PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER, KEPRIBADIAN CELEBRITY ENDORSER DAN KREATIFITAS IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) - repository perpustakaan

0 0 17