13 ditetapkan dan memiliki makna. Hasil implementasi suatu kebijakan
pendidikan tersebut perlu dievaluasi untuk perbaikan kebijakan selanjutnya.
B. Implementasi Kebijakan 1. Pengertian Implementasi Kebijakan
Secara sederhana implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan suatu kegiatan. Implementasi berhubungan dengan berbagai tindakan yang
dilakukan untuk melaksanakan program yang telah disusun untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan, karena pada dasarnya sebuah program
memiliki tujuan yang ingin dicapai. Implementasi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn adalah keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh
individu-individupejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan terlebih dahulu Arif Rohman 2009: 134. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk mentransformasikan keputusan ke dalam istilah
operasional, maupun usaha berkelanjutan untuk mencapai perubahan- perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan-keputusan
kebijakan. Charles O. Jones menyatakan bahwa implementasi adalah suatu aktivitas
yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program Arif Rohman, 2009: 135. Terdapat tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program
tersebut adalah : 1
pengorganisasian, pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta metode untuk menjalankan program agar bisa
berjalan; 2 interpretasi, yaitu aktivitas menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta
14 dilaksanakan; 3 Aplikasi, berhubungan dengan perlengkapan rutin
bagi pelayanan, pembayaran, atau lainya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.
Ada berbagai tahapan dalam implementasi suatu program. Secara rinci manajemen dalam implementasi kebijakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Manajemen Implementasi Kebijakan
No Tahapan
Isu Penting
1 Implementasi
Strategi Pra
implementasi Menyusun
struktur dengan
strategi, melembagakan
strategi, mengoperasionalkan
strategi, menggunakan
prosedur untuk
memudahkan implementasi. 2
Pengorganisasian
organizing
Desain organisasi
dan struktur organisasi;
pembagian pekerjaan dan desain pekerjaan; integrasi
dan koordinasi;
perekrutan dan
penempatan sumber daya manusia
recruiting and staffing;
hak, kewenangan dan kewajiban; pendelegasian Sentralistik dan desentralistik;
pengembangan kapasitas organisasi dan kapasitas sumber daya manusia; budaya organisasi.
3 Penggerakan dan
Kepemimpinan Efektifitas kepemimpinan; motivasi; Etika; mutu;
kerjasama tim; komunikasi organisasi; negosiasi. 4
Pengendalian Desain
pengendalian; sistem
informasi manajemen; pengendalian anggarankeuangan;
audit. Sumber : H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, 2008: 526
Implementasi kebijakan merupakan aktivitas untuk merealisasikan sebuah program. Steward dan Lester Alifuddin, 2011: 14 menjelaskan
bahwa terdapat dua pendekatan untuk memahami implementasi kebijakan secara sederhana yaitu 1 pendekatan
top-down
yaitu pendekatan yang dilakukan secara sentralisasi. Pendekatan itu dimulai dan diputuskan oleh
para aktor yang berada di pemerintahan tingkat pusat. Kebijakan ini di tetapkan oleh pembuat kebijakan yang berada ditingkat pusat dan harus
dilaksanakan oleh birokrat-birokrat pada level di bawahnya. 2 Pendekatan
15
bottom-up
yaitu pendekatan yang menyoroti pelaksanaan kebijakan yang terformulasi dan inisiasi warga masyarakat setempat melalui argumentasi
bahwa masalah dan persoalan yang terjadi di level daerah hanya dapat di mengerti secara baik oleh warga setempat.
Ada berbagai macam teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai implementasi kebijakan. Subarsono 2008: 90 menyebutkan beberapa teori
implementasi kebijakan pendidikan menurut beberapa ahli, di antaranya yaitu sebagai berikut:
a. Teori Merilee S. Grindle
Teori yang dikemukakan oleh Merilee S. Grindle menekankan bahwa keberhasilan suatu implementasi kebijakan dipengaruhi oleh
dua variabel besar, yakni isi kebijakan
Content of policy
dan lingkungan implementasi
content of implementation
. b.
Teori Donals S. Van Meter dan Carl E. Van Horn Kedua ahli ini menerangkan bahwa dalam implementasi ada lima
variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi tersebut yakni standar
dan tujuan
kebijakan, sumberdaya,
komunikasi anterorganisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana
dan kondisi sosial, ekonomi dan politik serta karakter pelaksana. c.
Teori David L. Weimer dan Aidan R. Vining Kedua ahli ini berpendapat bahwa ada tiga kelompok variabel besar
yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi program, yakni: 1 logika kebijakan; 2 lingkungan tempat kebijakan
dioperasikan; 3 kemampuan implementor kebijakan.
d. Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli
Menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli ada empat kelompok variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan dampak
suatu program yakni: 1 kondisi lingkungan; 2 hubungan antar organisasi; 3 sumberdaya organisasi untuk implementasi program;
4 karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pendidikan adalah pelaksanaan dari suatu kebijakan
pendidikan yang sudah direncanakan dan dipertimbangkan secara rinci serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan
16 untuk melihat ketercapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan suatu kebijakan terdapat dua pendekatan untuk memahami implementasi kebijakan yaitu dapat bersifat
top-down
maupaun
bottom-up.
Peneliti menggunakan teori implementasi yang telah dijelaskan oleh Van Meter dan Van Horn dalam melihat pelaksanaan sekolah satu atap di SD-
SMP Negeri Satu Atap Canggal ini. Teori implementasi ini melihat pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap dari berbagai aspek yang diteliti.
Aspek tersebut yaitu standar dan tujuan kebijakan, sumberdaya, komunikasi, interorganisasi dan aktivitas pengukuhan, karakteristik agen pelaksana dan
kondisi sosial, ekonomi dan politik.
2. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Proses implementasi suatu program atau suatu kebijakan tidak dapat terlepas dari faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
implementasi kebijakan itu sendiri. Arif Rohman 2009: 147-149 mengemukakan ada tiga faktor yang biasanya menjadi sumber kegagalan dan
keberhasilan implementasi kebijakan yaitu: a.
Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan Faktor ini menyangkut apakah rumusan kalimatnya jelas tau tidak,
tujuannya tepat atau tidak, sasarannya tepat atau tidak, mudah difahami atau tidak, mudah diinterpretasi atau tidak, terlalu sulit dilaksanakan atau tidak,
dan sebagainya.
17 b.
Faktor yang terletak pada personil pelaksana Yakni menyangkut tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, komitmen,
kesetiaan, kinerja, kepercayaan diri, kebiasaan-kebiasaan serta kemampuan kerjasama dari pelaku pelaksana kebijakan tersebut.
c. Faktor organisasi pelaksana
Yakni menyangkut jaringan sistem, hirarkhi, kewenangan masing-masing peran, model distribusi pekerjaan, gaya kepemimpinan dari pemimpin
organisasinya, aturan main organisasi, target masing-masing tahap yang ditetapkan, model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang dipilih.
Lebih lanjut Edward III Joko Widodo 2008: 96-110 menyatakan ada empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan
implementasi suatu kebijakan yaitu sebagai berikut: a.
Faktor komunikasi Komunikasi
diartikan sebagai
proses penyampaian
informasi komunikator kepada komunikan. Komunikasi kebijakan berarti merupakan
proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan kepada pelaksana kebijakan.
b. Sumber Daya
Edward III mengemukakan bahwa faktor sumber daya ini juga penting dalam implementasi kebijakan. Lebih lanjut Edward III menegaskan bahwa
“bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuan-ketentuan atau aturan- aturan, serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan atau
aturan-aturan tersebut, jika pelaksana kebijakan kurang mempunyai sumber-