Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Satu Atap di Desa Canggal
84 belum tersedia 3 SDM yang masih kurang, jumlah tenaga pengajar yang
sudah PNS hanya 5 orang, 3 orang masih guru bantu sedangkan TU nya hanya satu jadi misalnya tugas untuk bendahara yang seharusnya tanggung
jawab TU tapi di bebankan kepada guru ini menjadi kendala karena di lain pihak guru ingin fokus mengajar tapi tugas tata usaha menumpuk 4
motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang masih rendah 5 kendala dari segi lokasi, rumah guru dan siswa yang cukup jauh dari
sekolah tidak memungkinkan untuk jam masuk sekolah seperti sekolah- sekolah reguler lainya. Kelima faktor tersebut merupakan penghambat
dalam pelaksanaan sekolah satu atap di Desa Canggal.
3. Strategi Pihak Terkait dalam Mengatasi Faktor Penghambat Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Satu Atap di Desa Canggal
Dalam rangka mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal tentunya pihak terkait
khususnya sekolah dan masyarakat mempunyai strategi dalam mengatasi hambatan yang muncul untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan
dari hambatan tersebut. Upaya yang dilakukan pihak terkait antara lain: a.
Permasalahan terkait pembebasan tanah untuk lokasi sekolah Untuk mengatasi faktor penghambat yang berpengaruh pada proses
implementasi Sekolah satu Atap di Desa Canggal yaitu terkait dengan pembebasan tanah untuk lokasi sekolah. Upaya yang dilakukan oleh pihak
sekolah untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan negoisasi dengan
85 penggarap lahan untuk mengganti rugi tanaman yang sudah tumbuh besar
tersebut. sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak SU sebagai berikut:
“kendala yang kita hadapi waktu itu kan pas musim tembakau setelah selesai musim tembakau terus pas pada waktu pengerjaan itu
istilahnya lokasi masih di garap oleh yang membeli itu terus ada sedikit hambatan karena minta ganti rugi tanaman yang sudah
tumbuh besar itu, pihak sekolah tinggal ganti uang berapa gitu wa
ktu itu” Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa lokasi yang
akan digunakan untuk pendirian sekolah merupakan lahan pemerintah desa yang digarap oleh masyarakat. Masyarakat selaku pengelola tanah merasa
berkeberatan dengan didirikanya sekolah di lahan tersebut dikarenakan lahan sudah ditanami tembakau. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal
tersebut kepala sekolah berserta pemerintah desa melakukan negosiasi dan pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa pihak sekolah bersedia
mengganti tanaman yang sudah tumbuh dengan sejumlah uang yang sudah yang disepakati bersama.
b. Permasalahan terkait sarana prasarana
Minimnya sarana dan prasarana dalam implementasi kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal juga menjadi salah satu faktor
penghambat. Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hal tersebut yaitu seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu TN :
“Yang pertama kan fasilitas ya fasilitasnnya ya kita penuhi sedikit demi sedikit dari BOS, misal dulu tidak punya mikroskop ya beli
dulu kan masih pakaikapur kita perbaiki pakai
whiteboard
jadi fasilitas kita penuhi sedikit-
demi sedikit”
86 Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa upaya yang
dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi kendala terkait kurangnya sarana prasarana yang tersedia adalah dengan pemenuhan fasilitas sekolah
sedikit demi sedikit melalui dana BOS dan sering mengajukan proposal ke dinas pendidikan. Sedangkan untuk mengatasi ruang kelas untuk kelas IX
yang masih dalam proses pembangunan pihak sekolah sementara waktu memanfaatkan ruang perpustakaan untuk proses kegiatan belajar mengajar.
c. Permasalahan terkait pendidik dan tenaga kependidikan
Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi guru yang masih kurang, strategi yang dilakukan sekolah yaitu untuk sementara
diatasi dengan adanya beberapa guru yang merangkap guru mata pelajaran dan juga pihak sekolah membuat permohonan penambahan guru baru
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu TN:
“Kalau SDM nya kita memanfaatkan apa yang ada, jadi kita atasi menyesuaikan kalau dulu kan belum ada tambahan GTT saya dobel
pelajaran IPS dengan TIK kemudian bu ratna dengan apa-apa malah tambah banyak kan mbak kemudian ada GTT dibantu dengan GTT
kemudian kemarin pak kepsek mengajukan permohonan guru pns
dan satu TU PNS semoga jadi” Berdasarkan pernyataan di atas upaya yang dilakukan pihak sekolah
adalah dengan memberdayakan guru-guru yang ada untuk mengisi ke kosongan guru pada beberapa mata pelajaran. Saat ini pihak sekolah juga
sedang berupaya untuk mengajukan proposal permohonan tambahan 1 guru mata pelajaran yang masih kurang dan 1 TU PNS akan tetapi masih
dalam proses.
87 d.
Permasalahan terkait dengan motivasi belajar masyarakat Mayoritas penduduk Desa Canggal yang berkerja sebagai petani
dengan tingkat pendidikan yang masih rendah menyebabkan pola pikir masyarakat yang cenderung menganggap bahwa pendidikan bukanlah
suatu hal yang penting. Seperti yang diungkapkan oleh bapak AZ:
“Orang tuanya itu untuk semua orang desa itu memotivasi anak anak, dari orang tua ke anak khususnya itu kurang, maka pada saat
kita bertemu orang tua itu satu banyak memotivasi orang tua agar anaknya dapat melanjutkan sekolah sasaran utamanya orang tua
dulu, orang tua yang paling utama untuk memotivasi anaknya itu.kita juga melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan pendekatan
yang pertama itu dari kita yang banyak ke masyarakat,terus banyak mencari simpati ke masyarakat, kita sering menyapa masyarakat,
kita ikut ke masyarakat yang punya hajatan, atau kalau misal pas ada saat ada yang meninggal, yang kedua pada saat pertemuan
– pertemuan rapat wali murid ya kita kita komunikasi dan motivasi,
yang berikutnya pendekatan pada komite sekolah dan desanya”. Upaya yang di lakukan untuk mengatasi permasalah ini yaitu dengan
memberikan motivasi dan pengertian kepada masyarakat Desa Canggal serta wali murid tentang pentingnya pendidikan. hal ini dilakukan pihak
sekolah pada saat rapat wali murid, kepala sekolah memberikan sosialisasi yang bersifat persuasif sehingga masyarakat menjadi tertarik dan memiliki
motivasi yang tinggi dengan pendidikan. Karena pada dasarnya tujuan utamanya adalah orang tua, sebab dengan memberi motivasi kepada orang
tua, diharapkan orang tua dapat menerangkanya dan dapat lebih memotivasi anak-ananya sehingga minat belajar dari siswa akan lebih
meningkat.
88 e.
Lokasi rumah guru dan siswa yang cukup jauh dengan sekolah Strategi yang dilakukan sekolah terkait dengan lokasi rumah guru dan
siswa yang cukup jauh dari sekolah diatasi dengan pengaturan ulang jadwal sekolah.
Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak BS: “Ya seneng, disini kan banyak senengnya sini kan jauh dari kota
kecamatan kan kita paling jauh tidak seperti dibawah sana kan masuknya jam 07.15 tapi kalau kita kan jam 07.30, sana kan
lokasinya rumah kan dekat, kalau sini kan jauh, kalau berangkat mungkin duluan saya tapi kalau sampainya sekolahan kan duluan
sana”. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa jam masuk
sekolah di SD-SMP Satu Atap di Desa Canggal tidak seperti jam masuk sekolah SD ataupun SMP lainya yaitu pada pukul 07.00 WIB. Hal ini
dikarenakan jarak yang harus di tempuh oleh sebagian siswa dan guru yang cukup jauh untuk menjangkau sekolah sehingga untuk mengatasi
hambatan tersebut upaya yang dilakukan pihak sekolah yaitu dengan memundurkan jam masuk sekolah menjadi pukul 07.30 WIB.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi
hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal adalah dengan cara 1 kepala sekolah berserta pemerintah
desa melakukan negosiasi dan pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa pihak sekolah bersedia mengganti tanaman yang sudah tumbuh dengan
sejumlah uang yang sudah yang disepakati bersama 2 memberikan motivasi dan pengertian kepada masyarakat Desa Canggal serta wali murid
89 tentang pentingnya pendidikan 3 pemenuhan fasilitas sekolah sedikit demi
sedikit melalui dana BOS dan sering mengajukan proposal ke dinas pendidikan 4 memberdayakan guru-guru yang ada untuk mengisi ke
kosongan guru pada beberapa mata pelajaran dan pihak sekolah juga berupaya untuk mengajukan proposal permohonan tambahan 1 guru mata
pelajaran yang masih kurang dan 1 TU PNS 5 pengaturan ulang jadwal sekolah dengan memundurkan jam masuk sekolah menjadi pukul 07.30
WIB.