29 pendidikan yang difokuskan untuk penuntasan wajib belajar sembilan tahun
di daerah terpencil. Untuk pengelolaan baik satu pengelola ataupun dua pengelola diserahkan sepenuhnya kepada kabupatenkota penyelenggara
sekolah satu atap.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian tentang implementasi program sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Wijayanti tahun 2011 yang berjudul Implementasi kebijakan SD-SMP Satu Atap studi multisitus di Kecamatan
Ngablak, Pakis dan Sawangan Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukan bahwa:
1. Perencanaan pendirian SD-SMP Satu Atap sesuai dengan persyaratan
terisolir, terpencil dan terpencar, berdasarkan kebutuhan masyarakat
social demand approach
, dalam perencanaan melibatkan berbagai pihak.
2. Sosialisasi dilakukan oleh Kepala SD-SMP Satu Atap kepada tokoh
masyarakat untuk disampaikan kepada warga masyarakat; kesadaran masyarakat dalam pendidikan semakin meningkat.
3. Pihak SD, SMP dan desa bekerja sama dan saling mendukung dalam
pelaksanaan kebijakan SD-SMP Satu Atap; penyelenggaraan SD-SMP Satu Atap dapat menyerap tenaga kerja.
4. Peran
stakeholders
dalam pendidikan sesuai dengan kewenangan dan kemampuan masing-masing.
30 Dari penelitian yang relevan tersebut hanya dibahas mengenai
implementasi sekolah satu atap di Kabupaten Magelang, sedangkan untuk kabupaten lain belum diungkapkan dalam penelitian tersebut. Oleh sebab itu
peneliti menganggap penelitan ini penting untuk dilakukan dengan pertimbangan bahwa penelitian mengenai pelaksanaan sekolah satu atap
belum pernah dilaksanakan di Kabupaten Temanggung khususnya di SD- SMP Negeri Satu Atap Canggal Kecamatan Candiroto yang mana di lokasi
tersebut angka putus sekolah tergolong masih tinggi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, untuk melihat pelaksanaan sekolah
satu atap di Kabupaten Temanggung.
E. Kerangka Pikir
Sesuai Undang-undang No 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,
terarah, dan
berkesinambungan. Pemerataan
pendidikan semestinya tidak hanya direalisasikan di daerah perkotaan saja akan tetapi
diseluruh daerah termasuk daerah-daerah yang susah untuk dijangkau.
31 Program pemerataan pendidikan di Indonesia sudah dicanangkan oleh
pemerintah melalui program wajib belajar sembilan tahun Wajar 9 tahun. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 47 Tahun 2008 pasal 2 tentang
Wajib Belajar Sembilan Tahun menerangkan bahwa wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia dan wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk
mewujudkannya pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara yang menginstruksikan kepada para Menteri terkait, Kepala BPS, Gubernur,
Bupati dan Walikota untuk memberikan dukungan dan mensukseskan program pemerintah yang dimaksud. Salah satu program dibuat untuk
merealisasikan hal tersebut yaitu dengan program sekolah satu atap, program ini dibuat untuk mengatasi masalah pemerataan dan peningkatan kualitas
pendidikan di daerah terpencil. Program sekolah satu atap di Desa Canggal didirikan berdasarkan surat
izin operasional penyelenggaraan sekolah satu atap yang dikeluarkan oleh Bupati Temanggung Nomor 421.3007Tahun 2011 tentang operasional
penyelenggaraan sekolah menengah pertama negeri satu atap dengan sekolah dasar negeri canggal di Desa Canggal Kecamatan Candiroto Kabupaten