34
F. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan sekolah Satu Atap di Desa Canggal?
a. Bagaimana pelaksanaan sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu
Atap Canggal? b.
Bagaimana peran pihak terkait dalam pelaksanaan sekolah satu atap di SD-SMP Satu Atap Negeri Canggal?
c. Bagaimana ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan terhadap
pelaksanaan sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal? d.
Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal?
e. Bagaimana kerjasama antar anggota dalam keberhasilan program?
2. Bagaimana hambatan dalam pelaksanaan kebijakan sekolah Satu Atap di
Desa Canggal? a.
Faktor apa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal?
b. Bagaimana pengaruh faktor penghambat tersebut dalam pelaksanaan
sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal? 3.
Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal?
a. Bagaimana agen pelaksana dalam mengatasi hambatan yang muncul
dalam pelaksanaan kebijakan? b.
Bagaimana kerjasama antar agen pelaksana dalam mengatasi hambatan?
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Melaksanakan suatu kegiatan penelitian dibutuhkan metode atau cara yang sesuai sehingga penelitian dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan permasalahan di dalam penelitian ini yang lebih menekankan pada proses pelaksanaan sekolah satu atap, maka pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau sebagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan
berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena
tertentu Burhan Bungin, 2009: 68. Dengan menggunakan metode ini maka penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan data deskriptif yang menggambarkan implementasi kebijakan sekolah satu atap di SD-SMP Negeri Satu Atap di Desa Canggal dilihat dari
pelaksanaan program sekolah satu atap, kendala dalam pelaksanaan sekolah satu atap dan cara mengatasi kendala tersebut.
36
B.
Setting
Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD-SMP Negeri Satu Atap yang beralamat di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Agustus 2014. Tempat ini dipilih untuk dijadikan tempat penelitian
dikarenakan di Desa Canggal sendiri angka putus sekolah masih tegolong tinggi. Selain itu, jika dilihat dari data Dinas Pendidikan Kabupaten
Temanggung, Kecamatan Candiroto merupakan kecamatan dengan persentase Angka Partisipasi Kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM yang
masih rendah.
C. Subyek Penelitian
Subyek yang dikenai dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap mengetahui serta memahami tentang situasi dan kondisi tempat
yang penelitian untuk membantu mempermudah peneliti dalam pengambilan data. Subyek dalam penelitan ini adalah Kepala Bidang Pendidikan
Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung, Kepala Sekolah SD- SMP Satu Atap Canggal, 6 Guru, 1 Komite Sekolah, 1 pegawai Tata Usaha,
10 siswa SD dan 10 siswa SMP. Hal ini dipilih karena mereka terlibat langsung dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelaksanaan proses
belajar di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian, hal ini tidak terlepas dari fungsi data itu sendiri yang digunakan
37 sebagai bahan untuk analisis penelitian. Teknik pengumpulan data yang
sesuai akan memudahkan peneliti dalam memecahkan masalah penelitian sehingga hasil yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan dan valid.
Berdasarkan subyek penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan pegumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan kepada narasumber secara
lisan. Lexy J. Meloeng 2002: 135 menjelaskan bahwa wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dilakukan oleh
dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai yaitu pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menggali data tentang implementasi kebijakan sekolah satu atap di SD-
SMP Negeri Satu Atap Canggal. Hasil wawancara ini adalah berupa data deskriptif yang nantinya akan digunakan untuk pembahasan hasil penelitian.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan beberapa kali dan dengan informan yang berbeda-beda. Pengumpulan data melalui teknik wawancara
ini dilakukan dengan narasumber Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung, kepala sekolah SD-SMP Satu
Atap Canggal, 6 Guru, 1 Komite Sekolah, 1 pegawai Tata Usaha, 10 siswa sekolah dasar dan 10 siswa sekolah menengah pertama. dengan menggunakan
pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti.
38 2.
Observasi Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat
secara langsung keadaan sekolah di SD-SMP Negeri Satu Atap Canggal. Burhan Bungin 2011: 118 mengungkapkan bahwa metode observasi atau
pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan
dan penginderaan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria: pengamatan
digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius, pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan
pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.
Peneliti mencoba menggali data dengan melakukan pengamatan terkait dengan implementasi kebijakan sekolah Satu Atap di SD-SMP Negeri
Satu Atap Canggal. Adapun aspek-aspek yang diobservasi peneliti adalah lingkungan fisik sekolah, yang meliputi unit kantorruang kerja, ruang kelas,
laboratorium, dan sarana belajar lainya serta suasanaiklim sehari-hari baik secara akademik berupa proses pembelajaran maupun non akademik berupa
interaksi antara peserta didik dengan peserta didik lainnya atau interaksi peserta didik dengan guru, karyawan dan lain sebagainya di luar kegiatan
pembelajaran.