Keadaan siswa Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
49 APM yang berada di bawah rata-rata APK dan APM seluruh kecamatan di
Kabupaten Temanggung. Desa Canggal dipilih sebagai salah satu daerah penyelenggara sekolah
satu atap. Hal ini dikarenakan secara geografis Desa Canggal merupakan desa yang berlokasi di daerah tertinggi dibanding desa lainnya di Kecamatan
Candiroto. Desa Canggal terletak di perbatasan antara Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Jumlah penduduk usia pendidikan
dasar di Desa ini relatif besar, akan tetapi tingkat pendidikan masyarakat di daerah tersebut masih rendah Perkerjaan sebagian besar masyarakat Desa
Canggal yang berkerja sebagai petani dengan penghasilan yang minim berakibat pada masih ketidakmampuan orang tua untuk dapat menyekolahkan
anaknya ke SMP yang berada di Ibu Kota Kecamatan Candiroto yang berjarak sekitar 11 Km dari Desa Canggal. Dengan jarak yang cukup jauh
tersebut hanya dapat dijangkau dengan menggunakan alat transportasi, sedangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya transportasi juga
tidaklah sedikit. Sekolah satu atap di Desa Canggal diselenggarakan berdasarkan
Keputusan Bupati Temanggung Nomor 421.3541 Tahun 2010 Tentang Penetapan Pendirian Sekolah Baru SMP Satu Atap dengan Sekolah Dasar.
Berdasarkan hal tersebut maka pada tanggal 1 April 2011 Bupati Temanggung mengeluarkan surat izin operasional penyelenggaraan sekolah
satu atap Nomor 421.3007 Tahun 2011 yang berisi tentang operasional penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama Negeri Satu Atap dengan
50 Sekolah Dasar Negeri Canggal di Desa Canggal Kecamatan Candiroto
Kabupaten Temanggung. Sekolah Satu Atap di Desa Canggal ini berdiri di atas lahan pemerintah
Desa Canggal. Luas lahan untuk bangunan sekolah SD Negeri Satu Atap adalah seluas 3000m
2
, sedangkan luas lahan untuk bangunan sekolah SMP Negeri Satu Atap adalah seluas 2970m
2
. Lahan yang diperuntukkan untuk SD sudah dimanfaatkan semua sedangkan lahan yang diperuntukkan untuk
SMP hanya sekitar 492m
2
saja yang sudah dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan, sisanya sekitar 2478 m
2
belum dimanfaatkan dan masih berbentuk lahan pertanian.
Para pemangku kebijakan tentunya mempunyai alasan yang mendasar dalam menetapkan lokasi dimana kebijakan tersebut akan diimplementasikan,
seperti halnya pelaksanaan kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal ini. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penyelenggaraan
kebijakan sekolah satu atap di Desa Canggal ini diselenggarakan dengan beberapa pertimbangan yaitu:
1 Banyaknya lulusan dari SD Canggal yang tidak melanjutkan ke SMP,
padahal jika dilihat dari segi prestasi cukup baik, bahkan masuk sepuluh besar di Kecamatan Candiroto.
2 Akses jalan menuju ke SMP terdekat cukup jauh serta tidak adanya
transportasi umum yang beroperasi. Kalaupun ada siswa yang mau melanjutkan ke SMP yang berlokasi di ibukota kecamatan harus
berjalan kaki terlebih dahulu kurang lebih 2 km baru naik angkot.
51 3
Kondisi alammedan Desa Canggal yang cukup sulit. 4
Keadaan ekonomi masyarakat sekitar yang masih rendah ditambah dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih
kurang. 5
Pemerataan pendidikan di Kabupaten Temanggung. Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Ibu TN :
“Dulu kan ceritanya di sini SD Canggal itu
output
lulusannya secara nilai sebenarnya baik cuma yang meneruskan ke SMP bisa dihitung
dengan jari. Jadi dari misalnya dari 20 siswa itu yang meneruskan cuma 4 orang, beberapa orang dan yang lainya tidak meneruskan
padahal sebenernya pinter-pinter nilainya bagus-bagus bahkan masuk ke rangking di satu kecamatan, biar hanya kemungkinan ada program
satu atap kemudian di taruh di sini satu atapnya kan sebenarnya banyak yang protes kok tidak di pinggir jalan kok di dalam kampung
kan masuk kampung to mbak letaknya karena kan memang dimaksudkan untuk menampung siswa dari sekitar Canggal terutama
dari SD Canggalnya itu biar bisa melanjutkan ke SMP paling tidak wajib belajar sembilan tahunya tercapai itu sejarahnya ada sekolah
satu atap di sini”. Hal serupa juga dikemukakan oleh Ibu RY :
“Yang pasti yang pertama karena memang banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP, seperti kalau misalnya dulu itu siswa
SD nya 28 siswa paling yang ke SMP itu paling cuma dua anak, sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh tapi memang medannya yang
susah, terus juga SDM nya sih di sini orang tua kesadaran pendidikannya memang kurang, sebenarnya orang di sini kalau
dipaksakan ya mampu-mampu saja, buktinya mereka bisa beli motor, beli rumah juga udah banyak,ya walaupun ada emang beberapa yang
tidak mampu tapi memang kesadaranya orang-orang dari Canggal sendiri, soalnya ya
mindset
nya kan masih tidak sekolah pun buktinya ya tetep jadi orang, ya gitu, kayaknya sekolah itu di pandang sebagai
hal yang tidak terlalu penting gitu, itu
mindset
nya cuma ya karena tidak sekolah itu bedanya tata kramanya anak-anak pun dari SD ke
SMP itu masih kurang banget jadi kalau saya sih di SMP satu atap itu bisa memperbaiki masyarakat Canggal
”.