Batasan Masalah Tujuan Penelitian
13
Sri Harini dan Aba Firdaus 2003: 73 menyatakan bahwa komunikasi keluarga memiliki peranan penting bagi perkembangan seorang anak.
Melalui komunikasi, saling pengertian antara orang tua dan anak dapat terjalin suatu hubungan yang menyenangkan. Melalui komunikasi yang
efektif, orang tua akan mudah memahami dan memperkuat hubungan, serta mampu memenuhi kebutuhan perkembangan anak, baik secara emosi
maupun fisik. Gerungan, 2004: 195 menyatakan bahwa pengalaman- pengalaman dalam interaksi sosial dalam keluarga turut menentukan pula
cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan sosial di luar keluarganya, di dalam masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat
dilihat dalam perbincangan mengenai pengaruh keluarga terhadap perkembangan tingkah laku delinkuen atau tingkah laku yang
menyimpang Syaiful Bahri 2004: 49-60, menyebutkan ada beberapa bentuk
interaksi dalam keluarga, yaitu: a interaksi antara suami dan istri. b interaksi antara ayah, ibu, dan anak. c interaksi antara ibu dan anak. d
interaksi antara ayah dan anak. e interaksi antara anak dengan anak. a. Interaksi antara Suami dan Istri
Interaksi sosial antara suami dan istri pasti terjadi dalam keluarga, baik kapan dan di mana saja. Interaksi sosial dengan intensifitas yang
tinggi lebih sering terjadi di rumah, karena berbagai kepentingan. Misalnya karena masalah pendidikan, karena ingin berkomunikasi,
14
karena ada permasalahan keluarga yang harus dipecahkan, dan karena masalah anak.
b. Interaksi antara ayah, ibu, dan anak Orang tua yang baik adalah orang tua yang dapat menjadi contoh
yang baik bagi anaknya sendiri. Hal ini karena sikap bersahabat dengan anak mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi jiwa
anak. Sebagai sahabat, orang tua harus menyediakan waktu untuk anak. menemani anak dalam suka dan duka, memilihkan teman yang
baik untuk anak, dan lain sebagainya. c. Interaksi antara ibu dan anak
Hubungan darah antara ibu dan anak melahirkan pendidikan yang bersifat kodrati, karena secara naluriah seorang ibu merasa terpanggil
untuk mendidik anaknya dengan cara mereka sendiri. Bagi seorang ibu yang terbiasa hidup dalam alam tradisional, mendidik anaknya
berdasarkan pengalaman yang diberikan leluhurnya atau berpedoman pada warisan budaya setempat. Bagi seorang ibu yang hidup dalam
alam modern, juga mendidik anaknya berdasarkan pengalaman atau ilmu yang pernah diterimanya dalam kehidupan modern. Kultur
budaya yang kontradiktif seperti di atas melahirkan perilaku pendidikan yang berlainan, sehingga upaya pendidikan yang diberikan
kepada anak dengan pendekatan yang tidak selalu sama.