39
seseorang tersebut dapat menumbuhkan kepribadian yang positif. Sebaliknya kemungkinan besar orang itu akan bersifat egoistis, tingkat toleransinya
rendah, memandang dunia sekelilingnya dengan perasaan curiga, dan mudah memperlakukan orang lain dengan sikap yang antipati. Oleh karena itu peran
keluarga sangat penting dimana orang tua harus bisa menciptakan keadaan yang kondusif agar anak bisa berkembang dalam suasana keluarga yang
harmonis dan melarang terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan menganjurkan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.
D. Penelitian yang Relevan
1. Berdasarkan hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Fitria Nurmanisa pada tahun 2013 di STAIN Salatiga tentang hubungan ketaatan beribadah
dengan perilaku sosial yang menunjukkan ada hubungan yang positif, sehingga semakin taat beribadah maka perilaku sosialnya juga semakin
baik. 2. Berdasarkan hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayu Rejeki
pada tahun 2013 di Universitas Gunadarma tentang Hubungan antara komunikasi interpersonal dalam keluarga dengan pemahaman moral pada
remaja yang menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel, sehingga semakin tinggi intensitas komunikasi
interpersonalnya maka semakin tinggi pula pemahaman moralnya.
E. Kerangka Berpikir
Perilaku sosial merupakan tindakan yang berkaitan dengan segala perbuatan yang secara langsung berhubungan dengan nilai dan norma sosial
40
yang ada dalam masyarakat. Perilaku sosial yang baik sangat diperlukan dalam hidup bermasyarakat, seseorang yang memiliki perilaku sosial yang
baik tentu dapat diterima di masyarakat dan tidak suka membuat masalah. Seseorang yang berperilaku sosial yang baik juga akan lebih dihargai dan bisa
dipercaya oleh orang lain. Jenis-jenis perilaku sosial yang baik menurut Rusli Ibrahim, 2001: 6-8 adalah sifat pemberani, mempunyai inisiatif, mandiri,
dapat diterima, suka bergaul, ramah, dan simpatik. Baik buruknya perilaku sosial juga dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
dari dalam maupun dar luar. Hurlock dalam Hendri Gunawan 2013: 224 menyatakan bahwa komunikasi keluarga adalah pembentukan pola kehidupan
keluarga dimana didalamnya terdapat unsur pendidikan, pembentukan sikap dan perilaku anak yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sesuai
dengan pendapat Hurlock tersebut, dapat diasumsikan bahwa komunikasi keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku sosial,
dimana dalam keluarga tugas orang tua adalah mendidik anak menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur.
Keluarga merupakan tempat pertama dimana seorang anak melakukan komunikasi dan memperoleh pendidikan sebagai bekal dalam berperilaku dan
berinteraksi di masyarakat. Syaiful Bahri 2004: 34 menyatakan bahwa komunikasi keluarga adalah komunikasi yang bernilai pendidikan untuk
mewariskan sejumlah norma seperti norma agama, norma akhlak, norma sosial, norma etika, norma estetika, dan norma moral. Ada lima kriteria untuk
membangun komunikasi keluarga yang efektif menurut Devito dalam Bimo
41
Walgito, 2007: 84-87, diantaranya adalah adanya keterbukaan antar anggota keluarga, sikap empati, suportivitas atau saling mendukung, sikap positif, dan
kesamaan. Hasil penelitian Rohner dalam Rohinah M. Noor, 2012: 138
menunjukkan bahwa pengalaman masa kecil seseorang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya karakter atau kecerdasan emosinya. Anak
yang diterima adalah anak yang diberikan kasih sayang, baik secara verbal diberikan kata-kata cinta dan kasih sayang, kata-kata yang membesarkan hati,
dorongan, dan pujian, ataupun secara fisik diberi ciuman, elusan di kepala, pelukan, dan kontak mata yang mesra. Sementara itu, anak yang ditolak
adalah anak yang mendapat perilaku agresif orang tua, baik secara verbal kata-kata kasar, sindiran negatif, bentakan, dan kata-kata lainnya yang dapat
mengecilkan hati, ataupun secara fisik memukul, mencubit, dan menampar. Sifat penolakan orang tua dapat juga bersifat tidak mempedulikan kebutuhan
anak, baik fisik maupun batin, atau bersifat penolakan yang tidak terlalu tegas terlihat tetapi anak merasa tidak dicintai dan diterima oleh orang tua,
walaupun orang tua tidak merasa demikian. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi
keluarga dengan perilaku sosial siswa. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang memiliki kualitas komunikasi
yang baik akan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat, sedangkan anak yang tumbuh pada keluarga yang minim komunikasi akan
tumbuh menjadi pribadi yang pemberontak dan cenderung tidak taat pada