22
memberikan informasi mengenai diri sendiri yang umumnya disembunyikan. Seseorang dapat melakukannya asalkan pengungkapan
diri tepat.
b. Empati Emphaty
Empati dengan seseorang adalah merasakan seperti yang dirsakan oleh orang lain atau mengalami seperti yang dialami orang lain tanpa
menghilangkan identitas diri. Misalnya seseorang mengalami kesusahan karena kehilangan salah seorang anggota keluarganya.
Orang lain ikut berbelasungkawa sebagai ekspresi empatinya.
c. Suportivitas Supportiveness
Suportivitas merupakan keadaan yang berkaitan dengan evaluatif. Jika dalam komunikasi seseorang mengevaluasi positif terhadap orang
lain, maka akan memberikan dukungan kepadanya. Sebaliknya, jika evaluasinya negatif, orang tidak akan memberikan dukungan
kepadanya.
d. Positif Positiveness
Sikap positif dalam komunikasi merupakan sikap yang positif, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun situasi komunikasi. Perasaan
seseorang positif atau negatif akan jelas terlihat selama pembicaraan dan akan mempengaruhi kepuasan akan ketidakpuasan interaksi.
Perasaan yang negatif umumnya membuat komunikasi sulit berlangsung dan dapat menjadi macet. Artinya komunikasi
membutuhkan adanya positive thinking, terutama kepada orang yang
23
diajak berkomunikasi disamping sikap positif pada diri sendiri dan situasi komunikasi.
e. Kesamaan Equality
Kesamaan merupakan sifat yang aneh atau kurang umum. Pada tiap situasi, akan didapati beberapa ketidaksamaan. Misalnya, ada
orang yang kaya, ada orang yang menyenangkan, dan ada orang yang kelihatan menarik, tetapi adapula yang dalam keadaan sebaliknya.
Walaupun ada ketidaksamaan, komunikasi interpersonal secara umum dipandang efektif apabila suasananya memiliki kesamaan.
Darosy Endah 2012: 146 menyebutkan ada tiga karakteristik komunikasi untuk dapat membangun hubungan yang harmonis dalam
keluarga, yaitu:
a. Bercerita
Orang tua dapat mendidik anaknya dengan bercerita. Orang tua yang bersedia membuka diri kepada anaknya akan mendorong
keterbukaan diri anak. Dengan memberikan kesempatan pada anak- anak untuk bercerita tentang apa yang dialaminya maka akan
membantu anak agar lebih membuka diri, dapat menerima kritik dan saran, memperbaiki diri serta membantu anak untuk dapat lebih
mengemukakan apa keinginan mereka. Jadi anak lebih terbuka dengan orang tua mereka. Anak yang tidak pernah berbagi pengalaman
dengan orang tua, maka akan menjadi anak yang cenderung menutup diri dan tidak dapat mengekspresikan diri