dalam belajar. Hambatan-hambatan siswa tersebut sebagai akibat kondisi lingkungan keluarga yang terdiri dari:
1 Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang
tua. 2
Figur orang tua yang tidak mampu memberikan keteladanan kepada anak.
3 Kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung
memanjakan siswa. 4
Sosial ekonomi keluarga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa menunjang belajar.
5 Orang tua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak,
atau tuntutan orang tua yang terlalu tinggi. 6
Orang tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak, dan
7 Orang tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan
kreativitas kepada anak. Berdasarkan uraian faktor-faktor hasil belajar diatas, dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ekonomi dapat berasal dari dalam diri siswa faktor internal dan luar diri siswa
faktor ekstern.
c. Pengukuran Hasil Belajar Ekonomi
Pengukuran hasil belajar ekonomi sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hasil
belajar ekonomi yang akan diteliti pada penelitian ini hanya aspek kognitif pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan
Investasi; serta Memahami Uang dan Perbankan. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar ekonomi yaitu teknik tes dan teknik observasi yang dilakukan pada setiap siklus. Dalam teknik tes, cara menilai dilakukan
pada saat sebelum pelaksanaan pembelajaran
pre test
dan setelah pelaksanaan pembelajaran
post test.
Dalam teknik observasi, cara menilai dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa selama
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar siswa meliputi prinsip- prinsip sebagai berikut.
1 Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur. 2
Obyektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subyektivitas penilai.
3 Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
4 Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan. 6
Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7 Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8 Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9
Akuntabel, berarti penilaiandapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan guru bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan mencakup seluruh
aspek dalam diri siswa, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2007: 16. Upaya peningkatan hasil belajar ekonomi dapat dilakukan dengan
menerapkan salah satu model pembelajaran yang ada seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, dan pembelajaran
berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi pendidikan karakter karena model
tersebut dapat melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari
kehidupan aktual siswa dengan menggunakan nilai-nilai karakter yang terinternalisasi dalam kepribadian siswa.
3. Pendidikan Karakter