81 2 Uji Signifikansi Parameter Regresi Ganda dengan uji F
Tabel 32. Hasil Uji F Variabel Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan dan Iklim Sekolah terhadap Prestasi Hasil
Belajar Mata Pelajaran Paket Keahlian
ANOVA
b
Model Sum
of Squares
Df Mean Square F
Sig. Regression 18.116
2 9.058
10.787 .000
a
Residual 41.986
50 .840
Total 60.102
52 a. Predictors: Constant, PembelajaranEx.Kepramukaan,
IklimSekolah b.
Dependent Variable:
Prestasihasilbelajar
Sumber: Olah data primer Data dinyatakan signifikan apabila hasil F
hitung
F
tabel
. Berdasarkan tabel 32 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
untuk variabel X
1
dan X
2
sebesar 10,787 sedangkan nilai F
tabel
sebesar 1,62 sehingga variabel Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan dan variabel Iklim
Sekolah secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Prestasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Paket Keahlian.
3 Koefisien Determinasi R
2
Tabel 33.Hasil Uji Determinasi Variabel Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan dan Variabel Iklim Sekolah terhadap Prestasi Hasil
Belajar Paket Keahlian
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .549
a
.301 .273
.91636 a.
Predictors: Constant,
PembelajaranEx.Kepramukaan, IklimSekolah
Sumber : Olah data primer Berdasarkan tabel 33, dapat dilihat bahwa koefisien r sebesar 0,549
sehingga masuk kategori dalam korelasi sedang. Untuk nilai sumbangan efektif digunakan r
square
sebesar 0,301. Berdasarkan nilai tersebut secara
82 statistik dapat diartikan bahwa sebesar 30,1 variabel pembelajaran
ekstrakurikuler dan iklim sekolah mempengaruhi variabel prestasi hasil belajar siswa. Sedangkan sisanya sebesar 69,9 dijelaskan oleh faktor yang
tidak dimasukkan ke dalam model. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa
Hipotesis yang menyatakan Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan dan Iklim Sekolah secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan terhadap
Prestasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Paket Keahlian siswa maka, Ho ditolak.
E. Pembahasan 1. Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan X
1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan di SMK Negeri 1 Seyegan masuk dalam kategori baik. Hasil
analisis menggunakan SPSS versi 16 for windows diperoleh rerata Mean yaitu 57,36; median me yaitu 58 dan standar deviasi yaitu 7, 294. Variabel
pembelajaran ekstrakurikuler kepramukaan masuk dalam kategori baik dengan persentase 52,83. Hasil kategorisasi tiap indikator didapatkan rerata
sebesar 2,65. Rata-rata sub indikator pada variabel pembelajaran ekstrakurikuler kepramukaan masuk dalam kategori sangat baik adalah tujuan
pokok materi kepramukaan antara lain: kegiatan jelajah alam, dan kegiatan outbond sebesar 3,4; game-game kekompakan dan kegiatan Perkata sebesar
3,3 sedangkan sub indikator masuk dalam kategori kurang baik adalah sarana dan prasarana antara lain: kualitas sarana pramuka sebesar 1,9;
kualitas prasarana pramuka dan kuantitas prasarana pramuka masing-masing sebesar 2.
83 Hasil pernyataan dari siswa melalui angket sedikit berbeda dengan
jawaban dewan ambalan melalui wawancara dan observasi peneliti bahwa sarana dan prasarana ekstrakurikuler kepramukaan sudah difasilitasi sekolah
dengan baik tahun ini namun jumlahnya masih terbatas sehingga jika untuk terpenuhi sarana kegiatan kepramukaan, dewan ambalan dan anggota
pramuka melengkapinya dengan membawa perlengkapan dari luar. Dengan perbandingan ini bisa dijadikan acuan bagi sekolah untuk
memperbaiki derajat Pembelajaran Ekstrakurikuler Kepramukaan.
2. Iklim Sekolah X
2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklim Sekolah di SMK Negeri 1 Seyegan masuk dalam kategori baik. Hasil analisis menggunakan SPSS versi
16.0 for windows diperoleh rerata Mean yaitu 72,68 ; median me yaitu 72 dan standar deviasi yaitu 8,135. Variabel iklim sekolah masuk dalam kategori
baik dengan persentase 47,17. Hasil kategorisasi tiap indikator didapatkan rerata sebesar 2,88. Rata-rata sub indikator pada variabel iklim sekolah
masuk dalam kategori sangat baik adalah kebersihan dan kerapian sekolah antara lain:penanganan sampah oleh siswa sebesar 3,3; kerapian siswa
setelah KBM sebesar 3,43 dan kebersihan ruangan setelah KBM sebesar 3,19 sedangkan sub indikator masuk dalam kategori kurang baik adalah
pencahayaan di kelas sebesar 2,6; kondisi fisik sekolah yaitu kebersihan sekolah sebesar 2,32 dan kondisi prasarana sekolah yaitu prasarana
keamanan sekolah sebesar 2. Hasil pernyataan dari siswa melalui angket selaras dengan observasi
peneliti bahwa kondisi fisik sekolah khususnya kebersihan sekolah, kondisi prasarana sekolah bagian keamanan sekolah dan pencahayaan di kelas