Faktor Lingkungan URAIAN TEORITIS

masalah konsumen hanya melibatkan satu keputusan, biasanya berupa pilihan merek, yang ternyata bukan masalah yang sering terjadi Peter dan Olson, 1999:164.

F. Faktor Lingkungan

Lingkungan fisik mempengaruhi persepsi konsumen melalui mekanisme sensor penglihatan, pendengaran, penciuman, dan bahkan sentuhan Mowen dan Minor, 2002:133.Lingkungan sangat penting bagi para pengusaha ritel; tugasnya yang paling penting adalah mengelola lingkungan fisik sehingga dapat mempengaruhi perilaku, sikap, keyakinan konsumen kearah yang diinginkan. Persepsi keamanan merupakan faktor lain yang sebagian dikendalikan oleh lingkungan fisik. Lahan parkir yang luas, penerangan luar yang cukup, dan ruang yang terbuka menambah rasa aman bagi orang yang berbelanja. Adanya atribut fisik seperti itu dapat meningkatkan berbelanja di malam hari, khususnya dikalangan orang tua, yang sangat sadar akan kepekaan terhadap tindakan kejahatan. Lingkungan sosial social surroundings berhubungan dengan pengaruh orang lain terhadap konsumen dalam situasi konsumsi. Demikian pula, pengetahuan bahwa situasi konsumsi meliputi kehadiran orang lain secara dramatis dapat mempengaruhi tindakan konsumen. Orang lain juga mempengaruhi dampak komunikasi terhadap konsumen. Dalam situasi penjualan pribadi, adanya seorang teman dapat menurunkan dampak presentasi penjualan Bagian penting dari lingkungan adalah ransangan fisik dan sosial yang diciptakan oleh pemasar untuk mempengaruhi konsumen. Termasuk di dalamnya adalah produk, iklan, pernyataan verbal oleh salesman, label harga, lampu tanda, dan toko. Universitas Sumatera Utara Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dengan menyela atau menganggu aliran proses pemecahan masalah yang sedang berjalan. Ada empat jenis kejadian yang dapat mengganggu atau mencela interrupts, yaitu: 1. Gangguan dapat muncul ketika informasi tidak diharapkan unexpected information tidak konsisten dengan struktur pengetahuan yang telah ada muncul dari lingkungan. Gangguan lingkungan ini dapat mendorong konsumen untuk kemudian melakukan kontrol sadar atas proses pemecahan masalah, menentukan tujuan akhir yang baru, mengembangkan hirarki tujuan yang baru, dan membangun rencana keputusan baru. 2. Rangsangan lingkungan yang mencolok prominent environmental stimuli dapat mengganggu proses pemecahan masalah. Beberapa strategi pemasaran ditujukan untuk menyela proses pemecahan masalah yang sedang berlangsung. 3. Status pengaruh affective state seperti suasana hati merasa bosan dan kejadian psikososial merasa lapar, ngantuk, dan haus dapat menyela proses pemecahan masalah yang sedang berlangsung. Mengalami suasana hati yang buruk benar-benar dapat menghentikan proses pemecahan masalah. 4. Konflik conflicts yang muncul pada saat proses pengambilan keputusan dapat menyela proses pemecahan masalah. Konflik tujuan goal conflict terjadi ketika konsumen menyadari adanya tujuan yang tidak sejalan. Konflik tujuan dapat muncul ketika konsumen menemukan bahwa tidak ada alternatif yang tersedia yang dapat memuaskan tujuan yang tidak sejalan Peter dan Olson, 1999:184. Dampak dari penyelaan, proses pemecahan masalah konsumen tergantung pada bagaimana konsumen menerjermahkan memahami kejadian yang mengganggu Universitas Sumatera Utara tersebut. Pada umumnya, konsumen cenderung melanjutkan kembali upaya pemecahan masalah yang tersela, terlebih jika masalahnya penting atau tingkat keterlibatannya tinggi. Pada kasus lainnya, kejadian yang menyela malah dapat mengubah proses pemecahan masalah yang sedang berlangsung.

G. Faktor Pribadi