Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

(1)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA - I EKSTENSI MEDAN

PENGARUH FAKTOR PRIBADI TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PADA STARBUCKS COFFEE SHOP

SUN PLAZA MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

SHABRINA MASVIRA HALIM 060521005

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

ABTSRAK

Shabrina Masvira Halim (2009) “Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan. Dra Marhayanie M.Si selaku Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen, Dr. Endang S Rini M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dr. Yeni Absah, M.Si selaku Dosen Penguji 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yang terdiri dari uji regresi linier berganda dengan menggunakan uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 12.00 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner penelitian ini menggunakan 67 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan uji t dari kelima variabel bebas bahwa pekerjaan yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari Adjusted R2 sebesar 78,70% yang berarti variabel terikat yaitu keputusan pembelian dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas yaitu usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian sedangkan sisanya 21,30% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan keputusan pembelan.


(3)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelan Pada

Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih selama proses penyelesaian skripsi dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang mana penulis banyak menerima tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, ME.c, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Nisrul Irawati, MBA selaku Seketaris Departemen Manajemen.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna, dukungan moril dan proses penyusunan dan penyelesain skripsi ini.


(4)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

4. Ibu Dr. Endang S Rini, M.Si, Selaku Penguji I yang memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Yeni Absah, M.Si, selaku Penguji II yang memberikan kritik dan saran yang membangun demi kelancaran skripsi ini.

6. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. 7. Penulis mengucapkan terima ksaih yang sebesar-besarnya kepada orang tua

tercinta Ayahanda dan Ibunda yang selain sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis setelah ALLAH SWT, juga telah banyak memberikan dorongan moral dan materi serta kasih sayang dan perhatian yang tiada terhingga kepada penulis selama masa kuliah terlebih-lebih selama masa penyusunan skripsi ini di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Kak Dani, Kak Vina dan Bang Jum selaku Staf Departemen Manajemen atas bantuan dan kerja samanya selama ini.

9. Adinda-Adinda tersayang yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis.

10. Buat sahabat – sahabat penulis pipit, diana, vie, asri, umi, kak mita dan semua pihak yang namanya tidak penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan semagat selama ini. Dan buat seluruh Funding Officer Bank BTPN terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

11. Buat seseorang yang teristimewa Andy Budiansyah terima kasih atas kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan selama ini.


(5)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada selama penulisan skripsi ini. Karena tidak ada gading yang tak retak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama demi perkembangan dan kelanjutan Civitas Akademika.

Medan, Juli 2009


(6)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TEBEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Defenisi Operasional Variabel ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

5. Populasi dan Sampel ... 10

6. Jenis Data dan Sumber Data ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 12

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

9. Teknik Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS ... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Pemasaran ... 19

C. Perilaku Konsumen ... 21

D. Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen ... 21

1. Faktor Kebudayaan ... 22

2. Faktor Sosial ... 23

3. Faktor Pribadi ... 24

4. Faktor Psikologi ... 26

E. Proses Keputusan Konsumen ... 28

1. Pengenalan Masalah ... 28

2. Pencarian Informasi ... 29

3. Evaluasi Alternatif... 29

4. KeputusanMembeli ... 29

5. Perilaku Pascapembelian ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32

A. Sejarah Berdirinya Starbucks ... 32


(7)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

7

C. Jenis Minuman dan Makanan di Starbucks ... 40

1. Jenis Minuman ... 40

2. Jenis Makanan ... 43

D. Kerjasama dan Tanggung Jawab Sosial ... 47

BAB IV ... 50

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

B. Analisis Deskriptif ... 52

C. Analisis Regresi linier Berganda ... 63

1. Uji t ... 66

2. Uji F ... 69

3. Uji Determinansi ... 70

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 72

A Kesimpulan ... 72

B Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Pada Tahun 2008 di Sun Plaza ... 4

Tabel 1.2 Defenisi Operasional Variabel ... 9

Tabel 4.1 Uji Validitas 1 ... 50

Tabel 4.2 Uji Validitas 2 ... 51

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... 52

Tabel 4.4 Jenis Responden ... 53

Tebel 4.5 Usia Responden ... 53

Tabel 4.6 Pekerjaan Responden ... 54

Tabel 4.7 Pendapatan Responden ... 54

Tabel 4.8 Frekuensi Kunjungan Responden ... 55

Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Usia ... 56

Tabel 4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Pekerjaan ... 57

Tabel 4.11 Distrbusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keadaan Ekonom ... 58

Tabel 4.12 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup ... 59

Tabel 4.13 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kepribadian ... 60

Tabel 4.14 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 62

Tabel 4.15 Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

Tabel 4.16 Hasil Uji t hitung ... 66

Tabel 4.17 Hasil Uji F hitung ... 67


(9)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 7

Gambar 2.1 Proses Prilaku Konsumen ... 21

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 29

Gambar 3.1 Dark Berry Mocha ... 40

Gambar 3.2 Frappuccino Blended Kopi ... 41

Gambar 3.3 Frappuccino Blended Creme ... 41

Gambar 3.4 Frappuccino Light Blended Kopi ... 42

Gambar 3.5 Frappucino Blended Juice Minuman ... 42

Gambar 3.6 Favorit dengan Es ... 43

Gambar 3.7 Klasik dan Cappucino Favorit... 43

Gambar 3.8 Jus Beverages ... 44

Gambar 3.9 Tazo Teh ... 44

Gambar 3.10 Pastries ... 44

Gambar 3.11 Cinnamon Swirl... 45

Gambar 3.12 Toast ... 45

Gambar 3.13 Kue & Cheesecakes ... 45

Gambar 3.14 Salad ... 46

Gambar 3.15 Sandwich ... 46

Gambar 3.16 Wraps ... 46

Gambar 3.17 Hot Panini ... 47

Gambar 3.18 Bekerjasama dengan Fairtrade ... 47

Gambar 3.19 Kerjasama dengan Care ... 48


(10)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsumen selalu ingin mendapatkan produk dan jasa serta pemuas kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sebagian besar konsumen di Indonesia yang mempunyai dana lebih dan berperilaku sedemikian rupa, menjadi masyarakat konsumsi tinggi dalam memberi barang/produk bahkan ada konsumen yang khusus ke luar negeri untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Konsumen memiliki kedudukan sebagai salah satu kekuatan kompetitif melalui daya tawarnya. Daya tawar konsumen menjadi sangat penting karena merekalah yang mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi kebutuhan itu mereka jugalah yang mempunyai sarana pembelian (waktu dan uang), menentukan pilihan dan mengambil keputusan membeli.

Menurut Cravens dalam buku Prasetijo dan Ihalauw (2005:4), perusahaan yang gagal memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan pembelian konsumen akan mengalami kegagalan dalam pemasaran dan penjualannya. Perusahaan yang melakukan usaha sebaliknya, yaitu memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan pembelian konsumennya, disebut customer

driven organization. Artinya organisasi yang digerakkan oleh pemahaman terhadap

pelanggannya.

Hal yang paling penting adalah mengenal pelanggan. Untuk mengenal pelanggan, perusahaan harus mengumpulkan informasi dan menyimpannya dalam basis data pelanggan dan melakukan pemasaran berbasis data tersebut (Kotler,


(11)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

2007:200). Mengenal pelanggan dan memahami perilaku konsumen bukan masalah sederhana. Para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun sering pula mereka bertindak sebaliknya. Para pelanggan tersebut mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang merubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Menurut Setiadi (2003:134) keputusan konsumen dipengaruh oeleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian.

Medan sebagai ibu kota propinsi kini semakin berkembang menjadi kota metropolitan. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari pengaruh aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri. Dengan adanya perubahan dan pengaruh itu, maka menyebabkan pergeseran dan atau perubahan fungsi sebuah kafe atau coffee shop. Disamping sebagai tempat untuk minum kopi atau teh dan menyantap makanan ringan, kini coffee shop juga sebagai tempat untuk melakukan pertemuan khusus dan pribadi, berkumpul, bersosialisasi, memperluas jaringan, dan bahkan menjadi salah satu tempat untuk melakukan prospecting business antar eksekutif, sehingga kebutuhan terhadap coffee shop asing dan coffee shop lokal terus berkembang. Coffee

shop asing yang sudah masuk ke Medan, contohnya adalah Starbucks.

Starbucks salah satu coffee shop yang bisa dikunjungi dari usia remaja,

dewasa bahkan orang tua. Dan tentu saja dari berbagai kalangan dan profesi. Sebagian dari pengunjung adalah pebisnis yang sarapan di sana sambil membahas rencana bisnis mereka, sebagian lagi pendatang dari kota atau negara lain yang kebetulan menginap di hotel atau penghuni apartemen yang berada di sekitar pusat belanja kalangan menengah atas itu. Dimana lokasi Sun Plaza sangat strategis yaitu


(12)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

dekat dengan pusat-pusat perkantoran dan hotel-hotel berbintang yang ada di Medan Pada hari Jumat, mulai pukul 14.00 hingga malam hari, para eksekutif muda yang paling banyak mengunjungi Starbucks ini sementara hari Sabtu umumnya pengunjung adalah anak-anak muda yang melakukan pertemuan khusus atau rombongan keluarga.

Hak waralaba Starbucks di Indonesia, dimiliki oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk yaitu sebuah perusahaan ritel dengan merek-merek kelas menengah atas di adalah PT Sari Coffee Indonesia, sejak tahun 2002 hingga akhir 2008, telah memiliki 68 gerai di 7 kota seluruh Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Yogyakarta, Balik Papan dan Medan.

Gerai Starbucks Coffee Shop di Medan, merupakan gerai yang ada pertama di Sumatera, berada di pusat perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota Medan, Sun Plaza. Selain Starbucks, di Sun Plaza juga terdapat coffee

shop asing lain seperti Dome dan coffee shop lokal seperti Kafe Excelso yang juga

merupakan salah satu jaringan kafe terbesar di Tanah Air. Di Sun Plaza, coffee shop asing dan coffee shop lokal tersebut letaknya saling berdekatan dan strategis. Selain

Starbucks, di Sun Plaza juga terdapat coffee shop asing lain seperti Dome dan coffee shop lokal seperti Kafe Excelso yang juga merupakan salah satu jaringan kafe

terbesar di Tanah Air Berikut ini adalah Tabel Pengunjung Starbucks, Dome dan


(13)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Pada Tahun 2008 di Sun Plaza

Sumber: Starbucks dan www.brandchannel.com

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Starbucks merupakan yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk Medan dibandingkan dengan Dome dan Excelso. Pada awal tahun 2008 jumlah pengunjung di Starbucks sebesar 4.875 kemudian mengalami penurunan disebabkan karena pada bulan ini tidak ada hari libur besar, karena biasanya Starbucks banyak pengunjungnya pada hari-hari libur seperti yang terjadi pada bulan Meret, Mei, September, Oktober dan Desember. Sedangkan pada bulan-bulan biasa yang tidak ada hari liburnya biasa Starbucks dikunjungi antara 100-150 orang/hari sedangkan hari weekend pengunjung bisa sampai 200 atau lebih yang mana para pengunjungnya rata-rata anak-anak muda yang melakukan pertemuan khusus yang bersifat pribadi dan rombongan keluarga..

Starbucks coffee shop ramai dikunjungi penikmat kopi. Di Sun Plaza

pengunjung Starbucks hampir tidak pernah berhenti. Sejak pagi hari sebelum pusat perbelanjaan itu dibuka seluruhnya, sudah ada orang yang datang ke gerai yang berada di mal yang populer di Medan itu. Dimana lokasi Sun Plaza sangat strategis

Bulan Jumlah Pengunjung

Starbucks Dome Excelso

Januari 4.875 3.450 3.897

Februari 4.625 3.342 4.120

Meret 7.200 4.524 4.963

April 5.470 3.250 3.540

Mei 6.987 4.350 4.698

Juni 5.480 4.635 5.036

Juli 6.897 4.369 4.123

Agustus 5.530 3.986 3.987

Sepetember 6.561 4.897 5.351

Oktober 7.030 5.369 4.876

November 5.531 4.361 3.789


(14)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

yaitu dekat dengan pusat-pusat perkantoran dan hotel-hotel berbintang yang ada di Medan. Pada hari Jumat, mulai pukul 14.00 hingga malam hari, para eksekutif muda yang paling banyak mengunjungi Starbucks, sementara hari Sabtu pengunjung umumnya adalah anak-anak muda yang melakukan pertemuan khusus atau rombongan keluarga. Starbucks coffee shop selalu dipenuhi oleh para eksekutif dalam berbagai kalangan umur. Citra brand Starbucks sering juga dikaitkan dengan gaya hidup. Namun lebih dari itu, Starbucks menawarkan paket yang lebih lengkap.

Starbucks menjual suasana, bukan hanya sekadar kopi. Di Starbucks

pengunjung dapat duduk di sofa empuk sambil mendengarkan musik jazz atau musik klasik tentu sambil menikmati kopi khas Starbucks. Di Starbucks bukan hanya coffee saja yang tersedia tetapi non coffee juga ada. Minuman dari coffee yang paling banyak pembelinya adalah espresso dan cappucino sedangkan non coffee adalah fruit

frappucino. Selain minuman di Starbucks juga tersedia makanan seperti kue-kue dan

roti-roti, makanan yang paling banyak pembelinya adalah chocolate cake dan

blueberry cheese cake. Pengunjung juga dapat sekadar duduk santai sambil membaca

buku atau majalah, juga dapat melakukan meeting dengan teman-teman dan rekan bisnis, atau sambil menyelesaikan pekerjaan menggunakan komputer jinjing (laptop).

Starbucks juga menyediakan teknologi wi-fi di dalam gerai sehingga memungkinkan

orang menjelajah internet tanpa kabel dengan laptop dan PDA mereka.

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan”


(15)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel usia berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan?

2. Apakah variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan?

3. Apakah variabel keadaan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan? 4. Apakah variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan?

5. Apakah variabel kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan?

C. Kerangka Konseptual

Menurut Setiadi (2003: 13) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terdiri dari faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen. Namun untuk tiap produk atau jasa memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung dari perilaku konsumennya. Pada peneltian ini penulis memilih faktor pribadi sebagai faktor yang paling mempengaruhi perilaku konsumen melakukan pembelian di Starbucks Coffee Shop Sun Plaza yang terdiri dari: usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan


(16)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

kepribadian. Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:

Sumber:Setiadi (2003:13) data diolah Gambar: 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diberikan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Variabel usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel usia berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.

Faktor Internal 1. Usia (X1) 2. Pekerjaan (X2)

3. Keadaan Ekonomi (X3) 4. Gaya Hidup (X4) 5. Kepribadian (X5)

Keputusan Pembelian (Y)


(17)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee

Shop Sun Plaza Medan.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel keadaan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada

Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee

Shop Sun Plaza Medan.

e. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee

Shop Sun Plaza Medan.

2.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Memberikan wawasan baru untuk Starbucks Coffee Shop Indonesia, khususnya gerai yang ada di Sun Plaza Medan mengenai hal-hal apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli di Starbucks. Penelitian ini juga merupakan bentuk pengakuan prestasi yang telah dicapai


(18)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

b. Bagi Penulis

Merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dari bangku kuliah, kemudian memperluas wawasan penulis tentang manajemen pemasaran dan perilaku konsumen. c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independent (X) yaitu faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli dari segi faktor pribadi yaitu usia (X ), pekerjaan (1 X ), keadaan ekonomi 2 (X ), gaya hidup (3 X ) dan kepribadian (4 X ) 5

b. Variabel dependen (Y) adalah keputusan pembelian pada Starbucks Coffee

Shop Sun Plaza Medan.

2. Defenisi Operasional Variabel

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, yang terdiri dari:

a. Variabel usia (X ) 1

b. Variabel pekerjaan (X ) 2


(19)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

d. Variabel gaya hidup (X ) dan 4

e. Variabel kepribadian (X ) 5

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi pembelian pada Starbucks Coffee

Shop Sun Plaza Medan.

Tabel 1.2

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

ukur Usia

(X ) 1

Orang membeli barang dan jasa sepanjang hidupnya.

1. Remaja 2. Dewasa

Skala

Likert

Pekerjaan (X ) 2

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.

1. Pengusaha

2. Eksekutif / Pegawai kantor

Skala

Likert

Keadaan Ekonomi (X3)

Penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva

1. Pendapatan per bulan 2. Pendapatan Tambahan

Skala

Likert

Gaya Hidup (X ) 4

Pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya.

1. Menghabiskan waktu luang

2. Membelanjakan uang

Skala

Likert

Kepribadian (X ) 5

Karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

1. Extrovert 2. Introvert

Skala

Likert

Keputusan Pembelian (Y)

Sikap konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian di

Starbucks Coffee Shop Sun

Plaza

1. Keputusan Konsumen 2. Perilaku Pembelian

Skala

Likert

Sumber; Setiadi (2003:13) diolah penulis 3. Skala Pengukuran Variabel


(20)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala

Likert, yaitu skala yang berasal dari pertanyaan kualitatif yang kemudian

dikuantitatifkan, dan digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tertentu tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86) kriteria pengukurannya adalah:

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5 Setuju (S) : diberi skor 4 Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari kategori jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsirkan sebagai responden dalan skala Likert.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan Jl. K. H. Zainul Arifin No 7 Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2009.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang membeli di

Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan. Rata-rata konsumen setiap harinya


(21)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

b. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2005:78) yaitu:

2 1 Ne N n + =

Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Taraf kesalahan = 10%

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah: 67 . 66 ) ) 1 . 0 ( 200 ( 1 ( 200 2 = + =

n ≈67

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 67 orang. Penelitian sampel dilakukan melalui Sampling Aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipergunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005:78).

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh penulis dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan faktor pribadi yang terdiri dari usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.


(22)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan, buku, jurnal, majalah dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh merupakan sejarah dan gambaran umum perusahaan, dan sebagainya.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan antara lain melalui: b. Kuesioner, yaitu pengumpulan data-data dengan mengajukan pertanyaan

melalui daftar pertanyaan kepada responden yang melalukan pembelian di

Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan.

c. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan responden dan pihak-pihak lain yang terkait.

d. Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku, jurnal, majalah dan internet yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2005:110). Untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid (nilai r tabel dengan responden 30 orang adalah 0,361)


(23)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS

12.00 For Windows.

9. Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Data diolah secara statistik dengan menggunakan SPSS 12.00. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

e X b X b X b X b X b a

Y = + 1 1 + 2 2 + 3 3 + 4 4 + 5 5 +

Dimana:

Y = Keputusan pembelian a = konstanta

1

X = Usia

2

X = Pekerjaan 3

X = Keadaan ekonomi 4


(24)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

5

X = Kepribadian 5

4 3 2 1b bb b

b = Koefisien regresi e = Standar error

d. Pengujian Hipotesis 1) Uji t hitung (parsial)

Uji t hitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

0 : 1 0 b =

H , artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu usia (X ), pekerjaan (1 X ), keadaan 2 ekonom (X ), gaya hidup (3 X ) dan kepribadian (4 X ) terhadap variabel 5

terikat yaitu keputusan pembelian (Y). 0

: 1 0 b

H , artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu usia (X ), pekerjaan (1 X ), keadaan 2

ekonomi (X ), gaya hidup (3 X ) dan kepribadian (4 X ) terhadap variabel 5

terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

0

H diterima apabila t hitung < t tabel pada = 5%

a

H diterima apabila t hitung > t tabel pada = 5 %


(25)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Uji F hitung yaitu untuk melihat secara bersama-sama pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu variabel usia (X ), pekerjaan 1

(X ), keadaan ekonomi (2 X ), gaya hidup (3 X ) dan kepribadian (4 X ) 5

terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Model hipotesis yang digunakan adalah:

0 : 1 2 0 b =b =

H , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu usia (X ), pekerjaan 1

(X ), keadaan ekonomi (2 X ), gaya hidup (3 X ) dan kepribadia (4 X ) 5

terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). 0

: 1 0 b

H , artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu usia (X ), pekerjaan (1 X ), 2

keadaan ekonomi (X ), gaya hidup (3 X ) dan kepribadian (4 X ) terhadap 5

variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

0

H diterima apabila t hitung < t tabel pada = 5%

a

H diterima apabila t hitung > t tabel pada = 5 %

3) Uji Determinan (R2)

Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu usia, pekerjaan, keadaan ekonomi,


(26)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

gaya hidup dan kepribadian terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Sebaliknya jika determinan semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian semakin kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yaitu usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan keperibadian terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).


(27)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Lubis (2007) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan”. Yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang terdiri dari produk, harga, dan pelayanan. Terhadap keputusan konsumen untuk membeli pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan. Dengan menggunakan metode analisis data deskriptif, validitas, reliabilitas dan regresi linier berganda yang terdiri dari uji-t, uji F dan determinan (R2) dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS 12.00 dan alpha 5% menunjukkan bahwa variabel produk (0.000 < 0.05), harga (0.009 < 0.05), dan pelayanan (0.000 < 0.05) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada Waroeng RMAJ Medan dan uji R2 sebesar 25% yang berarti variabel terikat yakni keputusan dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas yaitu produk, harga dan pelayanan dan sisanya 75% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Septy (2009) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Karakteristik Individu Dan Faktor Psikologi Terhadap Keputusan Konsumen Pada Karaoke


(28)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Keluarga K2 Medan”. Yang bertujuan utuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari keputusan konsumen dan menjelaskan variabel karakteristik individu dan psikologis secara besama-sama maupun parsial terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang tediri dari validitas, reliabilitas, dan uji statistik yang terdiri dari Uji F, Uji t dan R2. dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS 12.00 dan alpha 5% menunjukkan bahwa variabel karakteristik (0.000 < 0.05) dan faktor psikologi (0.000 < 0,05) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen pada karaoke Keluarga K2 Medan dan R2 sebesar 0,498 yang berarti pengaruh karakteristik individu dan faktor psikologis terhadap keputusan konsumen sebesar 49,8% dan sisanya 51,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

B. Pemasaran

Defenisi pemasaran menurut para pakar marketing antara lain adalah:

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelolah hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler, 2007:6)

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang digunakan individu, rumah tangga maupun organisasi untuk memperoleh kebutuhan ataupun keinginan mereka dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain, yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan individu maupun organisasi dimana


(29)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

kebutuhan yang dipenuhi dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai (Simamora, 2004:1)

Langkah-langkah dan defenisi pemasaran merupakan suatu proses yang di dalam manajemen pemasaran disebut sebagai suatu proses manajemen pemasaran. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan defenisi manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pembelian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi (Kotler dan Susanto, 2001:19). Defenisi ini membuktikan bahwa manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat waktu dan komposisi, permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.

C. Perilaku Konsumen

Menurut Schffiman dan Kanuk (2007:7), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapakan bisa memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana perbuatan keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.


(30)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Dari defenisi perilaku konsumen di atas dapat diungkapkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap:

1. Tahapan perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing).

2. Tahapan konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating).

3. Tahapan tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

Sumber: Prasetijo dan Ihalauw (2005:10)

Gambar 2.1 Proses Perilaku Konsumen

Pemahaman tentang konsumen dan proses konsumsi akan menghasilkan sejumlah manfaat di antaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar ketika menganalisis konsumen, membantu legislatif negara serta pembuat peraturan menciptakan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan pembeli dan penjualan barang atau jasa, dan membantu konsumen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Singkatnya perilaku konsumen dipelajari agar lebih memahami tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa, di mana, kapan dan seberapa sering dia

Kebutuhan

Mendapatkan produk Mencari: -informasi -alternative -keputusan

membeli

Konsumsi Menggunakan Mengevaluasi

Pacsa beli Perilaku Pasca beli


(31)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

membeli. Pengetahuan ini kemudian dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh kegiatan pemasaran.

Menurut Setiadi (2003:136) pemahaman tentang konsumen dapat ditemukan pada defenisi pemasaran (marketing), yaitu kegiatan manusia ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari defenisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama. Pertama, para pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. Kedua, pemasar meliputi studi tentang proses pertukaran di mana terdapat dua pihak yang men-transfer sumber daya di antara keduanya. Dalam proses pertukaran, perusahaan menerima sumber moneter dan sumber daya lainnya dari para konsumen, yang sebaliknya, menerima produk, jasa dan sumber-sumber nilai lainnya. Bagi para pemasar untuk menciptakan pertukaran yang berhasil, mereka harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk memahami dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang konsumen pikirkan (kognisi) dan konsumen merasakan (pengaruh), apa yang konsumen lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.


(32)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Kepuasan konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tepi benar-benar harus diperhatikan

1. Faktor Kebudayaan

Budaya merupaka pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultu, subkultur dan kelas soasial pembeli.

Kultur. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Makluk yang lebih rendah umumnya dituntut oleh naluri. Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga sangat penting bagi pemasar melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.

Subkultur. Setiap kebudayaa terdiri dari sub-budaya, subbudaya yang paling kecil yang memberikan identifikasi dan sosalisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang memberikan segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.


(33)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Kelas Sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi reaksi dan memiliki banyak ciri-ciri lain.

2. Faktor Sosial

Kelompok Acuan. Menurut Kotler (2007:217), kelompok acuan seseorang yang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung. Terhadap sikap atau perilaku seseorang kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Bebarapa kelompok keanggotaan merupaka kelompok primer, seperti keuarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berintekrasi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagaman, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan intekrasi yang tidak begitu rutin.

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan pelanggan mereka. Keolmpok acuan mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok acuan sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok acuan antara lain: serikat buruh, teman olah raga, perkumpulan agama, kesenian, dan lain sebagainya.


(34)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Keluarga. Keluarga merupakan peran penting dalam perilaku konsumen. Konsumen sebagai anggota keluarga yang sering berintekrasi dengan angota keluarga yang lan, perilakunya secara tidak langsug dipengaruh oleh hasil interaksi tersebut. Keluarga mempengaruhi proses pembelajaran, sikap, persepsi, dan perilaku orang-orang yang ada di dalamnya. Oleh karena itu perilaku konsumen secara langsung atau tidak langsung sangat dipengaruhi oleh keluarga.

Kelurga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapat orientas atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berintekrasi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembelian dapat tetap signifikan.

Peran dan Status. Posisi seseorang dalam suatu keompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipenguhi oleh karakteristik individu seperti usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian.

Usia dan Daur Hidup. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, makanan, perabotan dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah sesuai dengan perubahan usia. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, yaitu tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap dan daur hidup dan


(35)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahapan. Tahapan-tahapan daur hidup keluarga tradisional meliputi orang yang belum menikah dan pasangan muda dengan anak. Akan tatapi dewasa ini pemasar semakin banyak melayani tahap alternatif non-tradisional yang jumlahnya bertambah, seperti pasangan yang tidak menikah, pasangan yang menikah di kemudian hari, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua dengan anak dewasa yang pulang lagi ke rumah dan lain-lain.

Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasikan kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada kelompok pekerja tertentu. Pekerjaan kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk kerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi.

Keadaan Ekonomi. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemudian untuk meminjam dan sikap terhadap pengeluaran lawan menabung.

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Seseorang dapat mempertimbangkan produk yang mahal bila dia mempunyai cukup pendapatan untuk dibelanjakan, tabungan atau kemampuan meminjam. Para pemasar yang peka terhadap harga terus-menerus memerhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan adanya resesi, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan


(36)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai kepada pelanggan sasaran.

Gaya Hidup. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada akivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berintekrasi dengan lingkungannya. Gaya hidup lebih menunjukkan pada bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana memanfaatkan waktunya. Oleh karena itu, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir.

Gaya hidup konsumen dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan oleh perubahannya kebutuhan. Kebutuhan pada umumnya tetap seumur hidup, setelah sebelumnya dibentuk di masa kecil. Perubahan ini terjadi karena nilai-nilai yang dianut konsumen dapat berubah akibat pengaruh lingkungan.

Kepribadian. Setiap individu memiliki karakteristik sendiri yang unik kumpulan karakteristik perilaku yang dimiliki oleh individu dan sifat permanen biasa disebut kepribadian. Kepribadian adalah sebagai pola perilaku yang konsisten dan betahan lama. Oleh karena itu, variabel kepribadian bersifat lebih dalam dari pada gaya hidup.

Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, ketaatan, kemapuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Memahami kepribadian konsumen sangat berarti bagi pemasar. Karakteristik kepribadian juga dijadikan dasar untuk memposisikan produk di pasar.


(37)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Motivasi. Motivasi didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Motivasi dapat diartikan sebagai pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintekrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan.

Suatu kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila dicapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tertentu.

Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Pembelajaran. Pembelajaran adalah perubahan yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Dari definisi ini didapat pengertian bahwa pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang diperoleh (dengan membaca, diskusi, observasi atau berpikir) atau dari pengalaman yang sebesarnya.


(38)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Sikap. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Orang memiliki sikap hampir semua hal. Sikap menempatkan semua itu ke dalam sebuh kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak mendekati atau menjauhi objek tertentu.

E. Proses Keputusan Konsumen

Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian. Keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan

Secara rinci tahapan-tahapan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah

Pengenalan Masalah

Perilaku Pembelian

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian


(39)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak lagi. Dapat dibedakan dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.

3. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen dalam memproses informasi tentang pilihan produk atau jasa dan membuat penilaian untuk membuat keputusan akhir. Tidak ada evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu


(40)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan membeli

Konsumen pada tahapan evaluasi membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lan. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk juga oleh faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumenn ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. 5. Perilaku pasacapembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut sehingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pascapembelian. a. Kepuasan sesudah pembelian


(41)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas suatu produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.

b. Tindakan pascapembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut, dan kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain.

Para pelanggan yang tidak puas beraksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka juga dapat memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-teman untuk tidak menggunakan atau membeli produk tersebut. Dalam kejadian itu, penjual telah gagal memuaskan pelanggan.

c. Pemakaian pascapembelian

Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan menabung produk. Jika konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari, produk tersebut akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan


(42)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

produk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menentukan kegunaan baru produk tersebut.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STARBUCKS

A. Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan Starbucks

Perusahaan Starbucks adalah suatu perusahaan kopi multinasional dan merupakan chain coffeehouse yang bermarkas di Unites States. Starbucks adalah perusahaan Coffeehouse yang paling besar di dunia. Dengan 15,011 toko di 44 negara. Starbucks menjual kopi tetes yang dimasak atau diolah seperti beer, minuman panas yang berbasis espresso, minuman panas dan dingin yang lain, snacks dan item seperti coffee mug dan biji kopi.

Starbucks selain tempat Entertainment division dan Hear Music Brand,

perusahaan juga menjual buku, musick dan film. Banyak dari produk ini adalah musiman atau dikhususkan lokal di toko tersebut. Eskrim Starbucks dan kopi juga dijual di toko makanan lainnya.

Starbucks didirikan di Seattle, Washington, sebagai pedagang eceran dan

pemanggang biji kopi yang lokal, Starbucks telah berkembang dengan cepat. Di tahun 1990-an, perusahaan membuka suatu toko yang baru buka setiap hari kerja, suatu


(43)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

langkah untuk melaju ke dalam era 2000-an. Pertumbuhan domestik berjalan dengan lambat, meskipun demikian perusahaan tetap melanjut untuk memperluas ke pasar asing dan membuka 7 toko di seluruh dunia. Penempatan yang pertama di luar United States (U.S) dan di Canada telah didirikan tahun 1996, dan mereka sekarang membangun hampir sepertiga toko Starbucks. Mulai dari November 2007.

Starbucks mempunyai 8,505 outlet company-owned di seluruh dunia: 6,793

darinya di U. S dan 1,712 di negara-negara yang lain dan di Negara bagian U.S. Sebagai tambahan, perusahaan mempunyai 6,506 usaha join dan outlet yang diizinkan, 3,891 darinya di United States/Amerika Serikat dan 2,615 di negara-negara yang lain dan di Negara bagian U.S. Ini membawa total lokasi (hingga November 2007) sampai 15,011 di seluruh dunia. Starbucks dapat ditemukan di banyak chain toko bahan makanan yang populer di U.S. dan Canada, seperti halnya di banyak bandar udara. Markas besar perusahaan Starbucks adalah di Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Starbucks yang asli didirikan di Seattle, Washington, di tahun 1971 dengan

tiga mitra: guru Inggris Jerry Baldwin, guru Sejarah Zev Siegel, dan Penulis Gordon Bowker. Mereka bertiga diilhami oleh Peet Alfred, ia adalah campuran Dutch-American usahawan dan pendiri dari Peet's Coffee & Tea. Ia orang yang paling terkenal untuk memperkenalkan kebiasaan memanggang kopi kepada Amerika Serikat. Mereka mengenal secara pribadi, lalu membuka toko yang pertama mereka di Pike Place Market, tempat untuk menjual kopi dengan kualitas yang tinggi dan peralatannya. Starbucks yang asli berlokasi di 2000 Western Avenue dari tahun 1971-1976. Toko itu kemudian berpindah ke 1912 Pike Place; dan masih tetap buka.


(44)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Selama tahun pertama dari operasi mereka, mereka membeli biji kopi yang hijau dari Peet'S, kemudian mulai membeli secara langsung dari penanam.

Entrepreneur Howards Schultz bergabung kedalam perusahaan pada tahun

1982, dan setelah perjalannya dari Milan, ia menyarankan perusahaan untuk menjual minuman Coffee dan Espresso seperti halnya mereka menjual biji kopi. Pemilik menolak ide tersebut, mereka percaya bahwa memasuki bisnis minuman akan mengacaukan perusahaan dari tujuan utamanya, yaitu hanya menjual biji kopi yang berkualiatas saja. Bagi mereka, kopi adalah sesuatu yang seharusnya untuk disiapkan dirumah. Mengetahui bahwa banyak uang yang bisa dibuat dari menjual Coffee yang sudah jadi di Amerika, Schultz memulai Il Giornale coffee bar chain di tahun 1985.

Tahun 1984, para pemimpin Starbucks yang asli, yang dipimpin oleh Baldwin, mengambil kesempatan untuk membeli (Baldwin masih bekaerja disana sampai sekarang). Di tahun 1987, mereka menjual Starbucks chain ke Schultz's Il Giornale, yang menggantikan merk Il Giornale outlets menjadi Starbucks dan dengan cepat mulai untuk memperluas. Starbucks membuka lokasi pertama diluar kota Seattle yaitu Waterfront Station di Vancouver, British Columbia, Canada dan Chicago, Illinois, United States ditahun yang sama. Diwaktu penawaran publik pertamanya di bursa saham pada tahun 1992, Starbucks telah tumbuh menjadi 165 outlets di dunia.

Starbucks pertama yang berada diluar Amerika Utara adalah di Tokyo yang

dibuka tahun 1996. Starbucks masuk ke pasar U.K. pada tahun 1998 dengan pengadaan sebanyak 60-outlet, U.K. merupakan markas dari Seattle Coffee Company, dan semuanya berubah nama/brand menjadi Starbucks. Di bulan November 2005,


(45)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

London memiliki lebih banyak outlet daripada Manhattan, suatu tanda bahwa

Starbucks menjadi merek Internasional.

Tahun 1999, Starbucks mengadakan percobaan dengan sebuah kedai makanan di San Francisco Bay, untuk menembus chain restauran yang bernama Circadia. Rumah makan ini segera “keluar” ketika berdirinya Starbucks dan di Konversi menjadi Starbucks Cafe.

Tahun 2003 bulan April, Starbucks menyelesaikan pembelian dari Seattle's Best Coffee dan Torrefazione Italia dari AFC Enterprises, membawa total jumlah

Starbucks yang beroperasi diseluruh dunia lebih dari 6,400. Di tanggal 14 September

2006, rival-nya yaitu Diedrich Coffee mengumumkan bahwa ia akan menjual kebanyakan toko miliknya kepada Starbucks. Penjualan ini meliputi markas perusahaan yang berlokasi di Oregon yang bernama Coffee People Chain. Wakil

Starbucks berkata mereka akan mengkonversi lokasi Diedrich Coffee and Coffee People menjadi toko Starbucks. Ketua Starbucks, Howard Schultz, telah

membicarakan tentang meyakinkan pertumbuhan seperti ini tidak melemahkan budaya perusahaan dan sasaran umum kepemimpinan perusahaan untuk bertindak seperti perusahaan kecil.

Bulan January 2008, sang Ketua Howard Schultz kembali ke perannya Chief

Executive Officer, menggantikan Jim Donald, yang telah berhasil menggantikan

Schultz di tahun 2000. Tantangan utama Schultz adalah untuk mengembalikan kembali apa yang dia sebut "distinctive Starbucks experience" diwajah perluasan yang cepat. Analis percaya bahwa Schultz harus menentukan bagaimana cara mengatasi dengan harga bahan yang bakal lebih tinggi dan meningkatkan kompetisi


(46)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

dari lower-price fast food chains termasuk McDonald’s dan Dunkin' Donuts. Pada tanggal 31 January 2008, Schultz mengumumkan bahwa Starbucks akan menghentikan proses produksi sarapan hangat yaitu Sandwich, rencananya diluncurkan di seluruh dunia pada 2008, dalam rangka memfokuskan kembali merek dari berbagai macam kopi. Ancaman terbesar Starbucks sekarang adalah Mc Cafe yang di buat oleh Mc.Donald, hal ini dikarenakan Mc.Cafe lebih murah harga kopinya dan buka 24 jam.

Starbucks sering menguji produk baru sebagai bagian dari perubahan bentuk

dan inovasi yang berkelanjutan, Starbucks mulai mengetes menjual 8oz "short"

brewed coffee untuk $1 dan memberikan gratis untuk refill untuk semua brewed coffee. Sejauh ini test ini dibatasi pada semakin besar pasar Seattle, dengan tidak ada

rencana untuk perluasan ke pasar nasional. Harga normal untuk kopi yang dimasak

short brewed coffee pada Starbucks sekitar $ 1.50, ketika 10ons kopi Dunkin' Donuts

berharga $ 1.39 dan 12ons kopi McDonalds adalah $ 1.07.

Bulan maret 2008, Schultz mengumumkan kepada para pemegang saham bahwa perusahaan berharap untuk masuk kedalam minuman energi dan memperkenalkan suatu program penghargaan pelanggan. Pre-Ground kacang juga akan tidak lagi dijual, supaya penggilingan dari semua biji kopi yang utuh akan " membawa bau harum, romans dan teater" toko Amerika.

Perusahaan ini mempunyai policy di hampir semua outlet didunia yaitu,

non-smoking policy. Meskipun policy ini tidak berjalan dengan baik, contohnya di Jerman

yang dulu mempunyai sedikit batasan atas rokok. Tapi ini berubah di tahun 2007, yang dimana pemerintah Jerman mulai menggalakkan program dilarang merokok di


(47)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

restorant dan di bar. Outlets di Vienna dan Mexico City, mempunyai smoking room yang dipisahkan dengan pintu ganda dari coffee shop itu sendiri.

Menurut perusahaan, pelarangan merokok adalah untuk memastikan bahwa aroma dari kopi itu tidak tercemar oleh bau rokok. Perusahaan juga meminta karyawannya untuk menahan diri menggunakan parfum yang kuat untuk mempertimbangkan hal tersebut. Starbucks secara umum tidak melarang merokok di area tempat duduk bagian luar, kecuali jika ada suatu peraturan daerah yang melarangnya

Starbucks ada di beberapa kota di Indonesia. Hingga September 2006,

kafe-kafe Starbucks sudah ada di Jakarta, Bogor, Surabanya, Bandung, Medan dan Bali. Di Indonesia, Starbucks bersaing dengan jaringan kafe dari AS lainnya, Coffee Bean,

Groria Jean’s (Kanada) dan Excelso (jaringan kafe lokal). Gerai-gerai Starbucks

sudah dibuka di Jakarta dan biasanya terletak di pusat perbelanjaan dan hiburan yang menjadi pusat kegiatan masyarakat khususnya masyarakat urban. Beberapa gerai

Starbucks di Jakarta adalah:

1. Wisma 46 Kota BNI 2. Mal Pondok Indah 3. Cilandak Town Square

4. Entertaiment X’nter, Plaza Indonesia 5. Mal Kelapa Gading

6. Mal Ciputat, Jakarta 7. Mal Taman Anggrek.


(48)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

1. Bandung Indah Plaza 2. Bandung Super Mall 3. Cihampelas walk.

Gerai Starbucks di Bogor hanya berlokasi di Botani atau IPB Conventional Center, dan di Medan juga hanya berlokasi pusat perbelanjaan di San Plaza Medan.

Gerai Starbucks di Amerika Serikat telah menjadi sasaran serangan sejumlah pihak yang berpendapat bahwa perusahaan ini menjadi bagian dari homogenisasi kebudayaan Amerika dan arus gobalisasi yang melanda dunia. Bentuk serangan berbeda-beda, dari corat-coret di dinding, penuangan lem pada kunci pintu dan jendela gerai untuk mempersulit orang masuk mengotori jendelanya, sehingga pemasangan surat pemberitahuan dengan kop surat palsu Starbucks yang sisinya mengumumkan dengan penyesalan tentang ditutupnya”ribuan gerai di seluruh duani;.

B. Minuman dan Makanan Starbucks 1. Minuman Starbucks


(49)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Minuman baru untuk musim panas 2009, the Dark Berry Mocha Frappuccino ® blended kopi yang lezat, ramah dan menyenangkan.

Frappuccino ® blended kopi

Kopi adalah jantung dari semua yang kita lakukan dan di kopi blended kategori, konsumen dapat menikmati kegemaran dalam menyegarkan Frappuccino. Pilihan dari berbagai citarasa yang berbeda termasuk kopi, java chip, mocha.


(50)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Blended creme minuman. Sabar dan lembut, sangat banyak rasa yang dapat dipilih. Vanilla, caramel, cokelat, java chip dan klasik Inggris favorit Strawberries dan Cream.

Frappuccino ® Light blended kopi

Frappuccino Light blended kopi memiliki semua rasa kopi asli Frappuccinos tapi memiliki lebih sedikit kalori dan lemak kurang tanpa kompromi pada rasa. Tersedia dalam kopi, kopi, dan Mocha Karmel.

Frappuccino ® blended Juice Minuman

Dijus Starbucks memiliki dua kategori Juice segar dan juicy persembahan: Mango Passion Fruit dan Raspberry Blackcurrant. Keduanya dibuat dari nyata Jus buah segar dan campuran dengan Tazo ® brewed tea.


(51)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Panas adalah waktu yang sempurna untuk mencoba minuman favorit Anda Starbucks atas es. Apakah Anda tahu bahwa kami Caramel Macchiato, Caffè Mocha, Americano dan latte Caffe dapat dinikmati atas es.

2. Minuman Favorit

Klasik dan Cappucino Favorit

Cappucino 100% espresso dibagian planet dan akan menjadi 100% selama Fairtrade bersertifikat 2009.


(52)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Tazo Teh

Di Starbucks, juga passionate tentang teh. Di Strabucks konsumen juga dapat menemukan berbagai pilihan Tazo beredar ® teh, termasuk teh hitam klasik dan herbal persembahan seperti kamomil dan Peppermint.

2. Makanan di Starbucks Pastries


(1)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

14 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

15 4 4 2 5 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3

16 3 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3

17 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 3 4 4 3 3 3

18 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4

20 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 3 3 3

21 4 4 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 5

22 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4

23 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4

24 3 4 4 5 2 4 5 4 4 3 2 2 5 5 2 4 2

25 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 2 5 3 4

26 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4

27 5 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3

28 5 5 3 2 3 5 4 3 4 3 2 2 4 4 2 3 3

29 4 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2

30 3 4 4 4 3 5 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.885 17

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

butir1 3.9000 .60743 30

butir2 3.7667 .93526 30

butir3 3.9000 .71197 30

butir4 3.6667 1.09334 30

butir5 3.6000 .81368 30

3.9667 .80872 30

butir7 3.6667 .99424 30

butir8 3.6000 .89443 30

utir9 3.6000 .89443 30

butir10 3.6667 .88409 30

butir11 3.7667 .72793 30

butir12 3.5000 .93772 30

butir13 3.6000 .89443 30

butir14 3.6333 .71840 30

butir15 3.6000 .81368 30

butir16 3.6333 .71840 30

butir17 3.6000 .81368 30


(2)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

butir1 58.7667 71.978 .076 .891

butir2 58.9000 67.266 .325 .887

butir3 58.7667 65.702 .599 .877

butir4 59.0000 61.241 .625 .875

butir5 59.0667 62.133 .805 .869

buti6 58.7000 65.390 .542 .878

butir7 59.0000 64.276 .493 .881

butir8 59.0667 62.616 .686 .873

butir9 59.0667 62.478 .696 .872

butir10 59.0000 63.448 .632 .875

butir11 58.9000 72.024 .046 .894

butir12 59.1667 75.040 .172 .906

butir13 59.0667 62.478 .696 .872

butir14 59.0333 64.378 .714 .873

butir15 59.0667 62.133 .805 .869

butir16 59.0333 64.378 .714 .873

butir17 59.0667 62.133 .805 .869

LAMPIRAN UJI REGRESI

No Usia Ttl

X1 Pekerjaan

Ttl X2

K.

Ekonomi Ttl

X3

1 2 3 4 5 6 7

1 4 3 4 11 4 3 7 4 4 8

2 4 4 4 12 4 4 8 4 3 7

3 4 4 4 12 3 3 6 4 5 9

4 5 4 5 14 4 4 8 5 5 10

5 4 3 5 12 3 4 7 4 4 8

6 4 4 5 13 5 4 9 5 4 9

7 4 3 4 11 5 5 10 4 4 8

8 4 2 3 9 3 3 6 2 2 4

9 3 5 4 12 4 3 7 3 2 5

10 3 3 4 10 4 3 7 4 3 7

11 4 3 5 12 5 5 10 4 3 7

12 4 5 5 14 5 5 10 5 5 10

13 4 4 4 12 4 4 8 4 4 8

14 3 4 4 11 5 4 9 5 4 9

5 4 4 2 10 3 8 3 2 5

16 3 4 4 11 5 3 8 3 4 7

17 4 4 4 12 4 3 7 4 4 8

18 3 5 4 12 4 4 8 4 4 8

19 4 4 3 11 4 4 8 3 2 5

20 4 2 4 10 2 3 5 4 4 8

21 4 4 3 11 4 5 9 4 3 7


(3)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

Gaya Hidup

Ttl

X4 Kepribadian

Ttl

X5 Kepuasan

Ttl Y

23 4 4 4 12 5 4 9 4 4 8

24 3 4 4 11 5 2 7 4 5 9

25 4 4 3 11 5 4 9 3 4 7

26 5 4 4 13 4 4 8 5 4 9

27 5 4 4 13 4 3 7 3 2 5

28 5 5 3 13 2 3 5 5 4 9

29 4 1 3 8 2 2 4 3 2 5

30 3 4 4 11 4 3 7 5 4 9

31 4 4 3 11 4 4 8 4 4 8

32 4 4 3 11 4 3 7 4 5 9

33 4 2 2 8 2 4 6 4 4 8

34 4 4 5 13 4 5 9 4 3 7

35 5 2 3 10 2 5 7 3 2 5

36 4 5 5 14 5 3 8 4 4 8

37 4 2 3 9 3 3 6 2 3 5

38 4 5 4 13 4 3 7 3 4 7

39 5 4 3 12 4 3 7 4 3 7

40 5 4 5 14 4 4 8 5 4 9

41 5 4 3 12 3 4 7 3 3 6

42 5 3 3 11 3 3 6 3 4 7

43 3 5 4 12 5 4 9 4 3 7

44 3 4 3 10 4 4 8 3 4 7

45 5 3 5 13 5 5 10 4 3 7

46 4 4 3 11 5 4 9 3 3 6

47 5 3 4 12 4 4 8 4 4 8

48 4 3 4 11 4 5 9 5 3 8

49 4 4 4 12 4 4 8 4 3 7

50 3 5 5 13 5 4 9 5 4 9

51 4 4 3 11 3 4 7 4 3 7

52 4 4 5 13 5 5 10 5 4 9

53 5 3 3 11 4 3 7 3 4 7

54 3 4 5 12 5 4 9 3 3 6

55 4 2 4 10 4 1 5 4 4 8

56 4 5 4 13 4 3 7 2 3 5

57 4 5 4 13 4 1 5 4 3 7

58 5 3 4 12 3 5 8 2 3 5

59 3 4 4 11 4 4 8 4 4 8

60 3 3 4 10 4 3 7 3 3 6

61 4 5 5 14 4 4 8 4 3 7

62 5 2 5 12 4 3 7 3 4 7

63 5 4 2 11 3 4 7 4 3 7

64 4 4 4 12 5 4 9 3 2 5

65 4 3 5 12 5 4 9 4 3 7

66 4 4 4 12 4 4 8 4 4 8


(4)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

3 3 6 3 3 4 4 4 3 21 3 3 6

4 3 7 3 4 3 3 3 4 20 4 4 8

3 4 7 4 5 3 4 4 5 25 3 3 6

4 3 7 4 4 4 4 2 4 22 4 4 8

4 4 8 4 4 4 4 4 4 24 4 4 8

4 5 9 4 4 4 3 3 4 22 4 4 8

5 3 8 4 4 4 5 5 4 26 5 5 10

3 3 6 2 3 2 5 5 3 20 3 3 6

4 5 9 4 3 3 3 3 3 19 4 3 7

4 4 8 5 4 4 2 4 4 23 4 3 7

5 4 9 5 4 5 4 2 4 24 5 5 10

4 5 9 5 5 5 4 4 5 28 4 5 9

4 3 7 4 3 3 3 3 3 19 4 4 8

4 4 8 4 4 4 4 2 4 22 4 4 8

2 3 5 3 3 3 4 4 3 20 2 3 5

4 4 8 3 4 4 4 2 4 21 4 3 7

3 5 8 4 3 3 4 4 3 21 3 3 6

4 4 8 4 4 4 4 4 4 24 4 4 8

3 4 7 3 3 3 3 3 3 18 3 4 7

3 4 7 4 3 4 5 5 3 24 3 3 6

4 5 9 4 3 4 4 4 3 22 4 5 9

4 5 9 4 4 4 3 3 4 22 4 4 8

4 4 8 3 5 5 4 4 5 26 4 4 8

4 4 8 3 2 2 5 5 2 19 4 2 6

3 4 7 4 5 5 4 2 5 25 3 4 7

4 4 8 4 5 5 4 4 5 27 4 4 8

4 4 8 4 3 3 3 3 3 19 4 3 7

3 4 7 3 2 2 4 4 2 17 3 3 6

2 2 4 1 2 3 3 3 2 14 2 2 4

3 2 5 2 3 4 3 3 3 18 3 3 6

4 3 7 3 2 3 4 3 2 17 4 4 8

4 4 8 4 4 4 4 4 4 24 4 3 7

3 4 7 4 4 3 4 4 4 23 3 4 7

4 4 8 5 4 4 4 3 4 24 4 5 9

3 3 6 3 3 3 5 4 3 21 3 2 5

3 3 6 4 3 4 5 4 3 23 3 3 6

3 3 6 2 3 3 3 3 3 17 3 3 6

4 5 9 4 5 5 5 4 5 28 4 3 7

4 5 9 4 3 5 4 4 3 23 4 3 7

4 5 9 4 5 5 4 3 5 26 4 4 8

4 3 7 4 4 4 4 2 4 22 4 4 8

3 4 7 3 3 4 2 3 3 18 3 3 6

4 4 8 3 4 4 4 3 4 22 4 4 8

4 3 7 4 3 3 4 4 3 21 4 4 8

3 3 6 4 3 4 4 3 3 21 3 5 8

4 5 9 3 4 4 4 4 4 23 4 4 8


(5)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

3 4 7 4 3 4 4 2 3 20 3 5 8

3 4 7 5 5 5 4 4 5 28 3 4 7

4 4 8 5 5 4 4 3 5 26 4 4 8

3 2 5 3 4 4 2 4 4 21 3 4 7

5 4 9 4 4 5 4 3 4 24 5 5 10

3 3 6 4 4 3 4 4 4 23 3 3 6

4 4 8 3 3 4 4 4 3 21 4 4 8

4 4 8 4 4 4 5 3 4 24 4 1 5

3 4 7 3 4 3 3 4 4 21 3 3 6

3 2 5 3 4 3 4 4 4 22 3 1 4

4 3 7 3 3 3 3 3 3 18 4 2 6

3 4 7 4 3 4 2 4 3 20 3 4 7

2 4 6 3 3 3 5 3 3 20 2 3 5

4 5 9 5 4 4 4 3 4 24 4 4 8

4 4 8 4 3 4 4 4 3 22 4 3 7

3 2 5 3 4 3 4 2 4 20 3 4 7

3 2 5 4 4 3 4 3 4 22 3 4 7

5 4 9 5 5 4 5 4 5 28 5 4 9

4 4 8 3 4 4 5 3 3 22 4 4 8

5 4 9 3 3 4 3 4 2 19 5 4 9

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .896(a) .803 .787 .60827

a Predictors: (Constant), Kepribadian, K.ekonomi, Pekerjaan, Gayahidup, Usia

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 91.908 5 18.382 49.681 .000(a)

Residual 22.570 61 .370

Total 114.478 66

a Predictors: (Constant), Kepribadian, K.ekonomi, Pekerjaan, Gayahidup, Usia b Dependent Variable: Keputusan

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables


(6)

Shabrina Masvira Halim : Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan, 2009.

1 Kepribadian ,

K.ekonomi, Pekerjaan, Gayahidup, Usia(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Keputusan

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .955 .735 1.299 .199

Usia .099 .068 .102 1.453 .151

Pekerjaan .591 .058 .704 10.146 .000

K.ekonomi .062 .060 .068 3.042 .02

Gayahidup .381 .071 .372 5.351 .000

Kepribadian .011 .030 .025 .369 .713


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Donat Kemasan Paket Pada J.CO Donuts &amp; Coffee Cabang Sun Plaza Medan

16 118 114

Pengaruh Promosi dan Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Merek The Body Shop Outlet Sun Plaza Medan

8 63 117

PENDAHULUAN POLA HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK STARBUCKS COFFEE ( Studi Path Analysis pada Pengunjung Gerai Starbucks Ambarrukmo Plaza Yogyakarta ).

0 2 51

Pengaruh Periklanan terhadap Pembentukan Kesadaran Merek Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

0 0 10

Pengaruh Periklanan terhadap Pembentukan Kesadaran Merek Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

0 0 2

Pengaruh Periklanan terhadap Pembentukan Kesadaran Merek Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

0 0 8

Pengaruh Periklanan terhadap Pembentukan Kesadaran Merek Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

0 1 30

Pengaruh Periklanan terhadap Pembentukan Kesadaran Merek Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

0 0 3

Pengaruh Periklanan terhadap Pembentukan Kesadaran Merek Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza Medan

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH LIFESTYLE DAN EMOTIONAL BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA STARBUCKS COFFEE SHOP (SURVEI KONSUMEN STARBUCKS COFFEE SHOP TIS SQUARE JAKARTA) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9