79
Tabel 4.18. Pengaruh Kondisi Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Jamkesmas Di Kabupaten Labuhanbatu
Pemanfaatan Jamkesmas Tidak Pernah
Pernah Kondisi
Kesehatan f
f Jumlah
X
2 hitung
p
Baik Kurang baik
- 31
- 25,4
78 91
100 74,6
78100 122100
Jumlah 31
15,5 169
84,5 200100
23,455 0,000
4.4. Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda
Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan program Jamkesmas di Kabupaten Labuhanbatu secara bersama-sama digunakan
analisis regresi logistik. Pada tahap awal, melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap
signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai signifikan pada uji bivariat atau memiliki p-value 0,25, sedangkan variabel yang memiliki nilai p-value 0,25 akan
dikeluarkan secara bertahap backward selection. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan Metode Enter untuk mengidentifikasi faktor paling
dominan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan program Jamkesmas. Pada uji logistik tahap pertama ini yang mempunyai nilai signifikan 0,25
yaitu pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sarana dan prasarana, informasi, dan kondisi kesehatan. Sedangkan variabel sikap dan pelayanan Jamkesmas dikeluarkan
karena mempunyai nilai signifikan p=0,4200,25.
Universitas Sumatera Utara
80
Tabel 4.19. Hasil Uji Regresi Logistik Tahap Pertama Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Program Jamkesmas di
Kabupaten Labuhanbatu
Variabel B
p Exp
Pekerjaan Pendapatan
Pengetahuan Sarana dan prasarana
Informasi Kondisi Kesehatan
-0.363 0,395
1,785 -2,469
0,579 1,033
0,408 0,145
0,041 0,001
0,263 0,046
0,696 1,484
1,560 0,085
1,784 2,811
= Dikeluarkan secara bertahap backward selection Variabel yang dikeluarkan karena mempunyai nilai signifikan 0,05 yaitu
pekerjaan, pendapatan, dan informasi, selanjutnya pengetahuan, sarana dan prasarana, kondisi kesehatan dimasukkan ke dalam uji logistik tahap kedua. Dari
hasil uji logistik tahap kedua menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh paling dominan pada pemanfaatan program Jamkesmas p0,05 di Kabupaten
Labuhanbatu adalah kondisi kesehatan dengan nilai OR odd rate 3,60695CI:1,535-8,470 artinya masyarakat dengan kondisi kesehatan sakit
kurang sehat 3,6 kali memanfaatkan Jamkesmas lebih sering dibandingkan masyarakat dengan kondisi kesehatan baik.
Tabel 4.20. Hasil Uji Regresi Logistik Tahap Kedua Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Program Jamkesmas di
Kabupaten Labuhanbatu
Variabel B
p OR95 CI
Pengetahuan Sarana dan Prasarana
Kondisi Kesehatan Konstanta
1,182 -2,421
1,283 5,241
0,007 0,001
0,003 0,003
2,4380,180-1,066 0,0890,020-0,392
3,6061,535-8,470
188,893
Universitas Sumatera Utara
81 Dari hasil uji regresi logistik ganda di atas diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Y = 5,241 + 1,182
pengetahuan
- 2,421
sarana prasarana
+ 1,283
Kondisi Kesehatan
Dari model persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan Jamkesmas oleh masyarakat akan meningkat seiiring dengan meningkatnya
pengetahuan dan kondisi kesehatan. Nilai koefisien regresi variabel X
1
sebesar 1,182 bahwa ada pengaruh yang searah tanda positif yang berarti apabila terjadi peningkatan 1 skor pada
pengetahuan masyarakat maka pemanfaatan Jamkesmas akan meningkat sebesar 1,182, sehingga dapat dinyatakan bahwa pengetahuan yang baik akan meningkatkan
pemanfaatan Jamkesmas. Nilai koefisien regresi variabel X
2
sebesar -2,421 bahwa ada pengaruh yang berlawanan tanda negatif yang berarti apabila terjadi peningkatan 1 skor pada
sarana dan prasarana maka pemanfaatan Jamkesmas akan menurun sebesar 2,421 atau sebaliknya, sehingga dapat dinyatakan bahwa walaupun sarana dan prasarana
kurang memadai pemanfaatan Jamkesmas oleh masyarakat akan meningkat. Nilai koefisien regresi variabel X
3
sebesar 1,283 bahwa ada pengaruh yang searah tanda positif yang berarti apabila terjadi peningkatan 1 skor pada kondisi
kesehatan masyarakat maka pemanfaatan Jamkesmas akan meningkat sebesar 1,283, sehingga dapat dinyatakan bahwa dengan kondisi kesehatan yang sakit akan
meningkatkan pemanfaatan Jamkesmas.
Universitas Sumatera Utara
82 Dengan persamaan tersebut dapat dibuat ramalan tentang probabilitas
pemanfaatan Jamkesmas sebagai berikut : ln
p p
− 1
=
1,283 2,421
1,182 5.241
e 1
1
+ −
+ −
+
Misalkan pemanfaatan Jamkesmas memiliki nilai variabel prediktor, seperti : a.
Pengetahuan P=1, yaitu pengetahuan baik. b.
Sarana dan Prasarana SP=1, yaitu sarana dan prasarana baik. c.
Kondisi kesehatan KK=1, yaitu kondisi kesehatan kurang baik. Maka nilai probabilitasnya adalah :
p =
1,2831 2,4211
1,1821 5.241
e 1
1
+ −
+ −
+
= 0,6784 Æ 67,84
artinya, masyarakat miskin dengan pengetahuan baik, sarana dan prasarana baik, serta kondisi kesehatan kurang baik maka memiliki probabilitas pemanfaatan
Jamkesmas sebesar 67,84.
Universitas Sumatera Utara
83
BAB 5 PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini yang dibahas adalah variabel dependen pemanfaatan program Jamkesmas dan variabel-variabel independen yang
berpengaruh secara signifikan berdasarkan uji statistik regresi logistik berganda yang telah dilakukan yaitu pengetahuan, sarana dan prasarana, dan kondisi
kesehatan.
5.1. Pemanfaatan Jamkesmas
Pemanfaatan Jamkesmas oleh masyarakat yaitu penggunaan program Jamkesmas oleh masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan baik di
puskesmas maupun di rumah sakit. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu tentang pemanfaatan Jamkesmas oleh masyarakat sejak bulan Januari 2008
sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memanfaatkan Jamkesmas yaitu 84,5, sedangkan yang
tidak pernah memanfaatkan Jamkesmas sejak Januari 2008-Desember 2008 yaitu 15,5.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Simbolon 2005 yang meneliti persepsi pasien keluarga miskin GAKIN terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat
inap RSU Dr. Pirngadi Medan mendapati bahwa untuk variabel minat diperoleh
Universitas Sumatera Utara