Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Jamkesmas Di Kabupaten Labuhanbatu

90

5.4. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Jamkesmas Di Kabupaten Labuhanbatu

Berdasarkan hasil penelitian ini, responden berpengetahuan baik sebagian besar pernah memanfaatkan Jamkesmas, responden dengan pengetahuan kurang baik sebagian besar juga pernah memanfaatkan Jamkesmas. Uji statistik regresi logistik ganda diperoleh p=0,0070,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan Jamkesmas di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2009. Nilai OR odd rate diperoleh 2,43895CI:0,180-1,066 artinya dengan pengetahuan yang baik masyarakat miskin akan memanfaatkan Jamkesmas 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat miskin dengan pengetahuan yang kurang baik. Hasil penelitian Nasution 2006 menguatkan hasil penelitian ini yaitu pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat dalam memanfaatkan Jamkesmas di Kota Medan. Pengetahuan merupakan salah satu dasar individu untuk melakukan sebuah tindakan. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. Studi tim ahli WHO 1984 dalam Notoatmodjo 2007, menyatakan bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku, salah satunya karena adanya Universitas Sumatera Utara 91 pengetahuan, yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain yang dikembangkan melalui daya pikir yang dimilikinya serta melibatkan perasaan terhadap pengetahuan tersebut. Jika dilihat secara umum tingkat pengetahuan responden tentang Jamkesmas dan pelayanannya sebagian besar dalam kategori kurang baik. Ini terjadi diduga karena berkaitan dengan tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMP, dan umur responden di atas 40 tahun. Masyarakat umumnya menjadi anggota Jamkesmas karena didaftar oleh Kepala Lingkungan ataupun aparat kelurahan, sehingga tidak menanyakan dengan detil tentang tata cara penggunaan dan pemanfaatannya. Apabila dikaitkan dengan sikap ibu dalam pemanfaatan Jamkesmas, terlihat bahwa banyak masyarakat miskin yang bersikap kurang baik terhadap pelayanan petugas puskesmas tetapi memanfaatkan Kartu Jamkesmas tersebut. Hal ini disebabkan masyarakat miskin tidak melihat sikap petugas Jamkesmas dalam pelayanannya yang penting mendapatkan pelayanan segera dan gratis karena mereka sakit. 5.5. Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Pemanfaatan Jamkesmas Di Kabupaten Labuhanbatu Berdasarkan hasil penelitian, responden yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana baik sebagian besar pernah memanfaatkan Jamkesmas, responden yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana kurang baik sebagian besar juga pernah memanfaatkan Jamkesmas. Uji statistik regresi logistik ganda diperoleh Universitas Sumatera Utara 92 p=0,0010,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sarana dan prasarana dengan pemanfaatan Jamkesmas di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2009. Nilai OR odd rate diperoleh 0,08995CI:0,020-0,392 artinya dengan kondisi sarana dan prasarana yang baik masyarakat miskin akan memanfaatkan Jamkesmas 0,08 kali lebih tinggi dibandingkan kondisi sarana prasarana kurang baik. Berbeda dengan hasil penelitian Alwi 2007 yang meneliti pengaruh pelayanan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana puskesmas, serta tarif terhadap permintaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan di puskesmas mendapati hasil bahwa tidak ada pengaruh sarana dan prasarana puskesmas terhadap permintaan pemanfaatan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Menurut Notoatmodjo 2007, kelengkapan sarana dan prasarana ikut berperan serta untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat, harus terakses terjangkau sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan. Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu menganggap bahwa sarana dan prasarana kesehatan puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Labuhanbatu masih menganggap kurang baik, walaupun demikian masyarakat tetap menggunakan sarana dan prasarana tersebut untuk melakukan upaya memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dengan menjadi peserta program Jamkesmas. Kekuranglengkapan ini disebabkan sebagai sarana pelayanan kesehatan di daerah Universitas Sumatera Utara 93 kabupaten jauh tertinggal perlengkapannya jika dibandingkan dengan perlengkapan sarana dan prasarana kesehatan di ibukota propinsi yaitu Kota Medan. Berdasarkan komentar responden tentang sarana dan prasarana yang kurang baik dalam pelayanan kesehatan yaitu kebersihan ruangan yang kurang, kamar mandi WC yang bau dan kurang bersih, antri yang lama di bagian pendaftaran loket, antri menunggu panggilan untuk diperiksa dokter, fasilitas ruangan yang kurang memadai, ruang rawat inap yang kurang terpelihara, fasilitas rujukan yang jauh sehingga membutuhkan dana tambahan baik untuk pasien maupun untuk orang yang menungguinya, dan lain-lain.

5.6. Pengaruh Informasi Terhadap Pemanfaatan Jamkesmas Di Kabupaten Labuhanbatu