Sakit kepala Nyeri pada penekanan Pembengkakan dan udem Sekret nasal

sebanyak 67 penderita 44,7. Yuhisdiarman 2004 pada penelitiannya terhadap 35 penderita rinosinusitis kronis mendapatkan kelompok umur terbanyak adalah 35-44 tahun sebesar 34,3, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 20 penderita 57,2 dan laki-laki 15 penderita 42,8. Pujiwati 2006 pada penelitiannya terhadap 80 orang, yang menderita rinosinusitis kronis akibat kerja sebanyak 35 orang 43,8.

2.7 Gejala dan Tanda Klinis

2.7.1 Gejala Subjektif a. Nyeri

Sesuai dengan daerah sinus yang terkena dapat ada atau mungkin tidak. Secara anatomi, apeks gigi-gigi depan atas kecuali gigi insisivus dipisahkan dari lumen sinus hanya oleh lapisan tipis tulang atau mungkin tanpa tulang hanya oleh mukosa, karenanya sinusitis maksila sering menimbulkan nyeri hebat pada gigi-gigi ini Ballenger, 1997.

b. Sakit kepala

Merupakan tanda yang paling umum dan paling penting pada sinusitis. Wolff menyatakan bahwa nyeri kepala yang timbul merupakan akibat adanya kongesti dan udema di ostium sinus dan sekitarnya Ballenger, 1997. Penyebab sakit kepala bermacam-macam, oleh karena itu bukanlah suatu tanda khas dari peradangan atau penyakit pada sinus. Jika sakit kepala akibat kelelahan dari mata, maka biasanya bilateral dan Universitas Sumatera Utara makin berat pada sore hari, sedangkan pada penyakit sinus sakit kepala lebih sering unilateral dan meluas kesisi lainnya Ballenger, 1997. Sakit kepala yang bersumber di sinus akan meningkat jika membungkukkan badan kedepan dan jika badan tiba-tiba digerakkan. Sakit kepala ini akan menetap saat menutup mata, saat istirahat ataupun saat berada dikamar gelap Ballenger, 1997. Nyeri kepala pada sinusitis kronis biasanya terasa pada pagi hari, dan akan berkurang atau hilang setelah siang hari. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi mungkin karena pada malam hari terjadi penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus serta adanya statis vena Mangunkusumo dan Rifki, 2000.

c. Nyeri pada penekanan

Nyeri bila disentuh dan nyeri pada penekanan jari mungkin terjadi pada penyakit di sinus-sinus yang berhubungan dengan permukaan wajah Ballenger, 1997.

d. Gangguan penghindu

Indra penghindu dapat disesatkan parosmia, pasien mencium bau yang tidak tercium oleh hidung normal. Keluhan yang lebih sering adalah hilangnya penghindu anosmia. Hal ini disebabkan adanya sumbatan pada fisura olfaktorius didaerah konka media. Oleh karena itu ventilasi pada meatus superior hidung terhalang, sehingga menyebabkan hilangnya indra penghindu Ballenger, 1997. Universitas Sumatera Utara Pada kasus kronis, hal ini dapat terjadi akibat degenerasi filament terminal nervus olfaktorius, meskipun pada kebanyakan kasus, indra penghindu dapat kembali normal setelah infeksi hilang Ballenger, 1997.

2.7.2 Gejala Objektif

a. Pembengkakan dan udem

Jika sinus yang berbatasan dengan kulit terkena secara akut, dapat terjadi pembengkakan dan udem kulit yang ringan akibat periostitis. Palpasi dengan jari mendapati sensasi seperti pada penebalan ringan atau seperti meraba beludru Ballenger, 1997.

b. Sekret nasal

Mukosa hidung jarang merupakan pusat fokus peradangan supuratif, sinus-sinuslah yang merupakan pusat fokus peradangan semacam ini Ballenger, 1997. Adanya pus dalam rongga hidung seharusnya sudah menimbulkan kecurigaan adanya suatu peradangan dalam sinus. Pus di meatus medius biasanya merupakan tanda terkenanya sinus maksila, sinus frontal atau sinus etmoid anterior, karena sinus-sinus ini bermuara ke dalam meatus medius Ballenger, 1997. Universitas Sumatera Utara 2.8 Pemeriksaan 2.8.1 Pemeriksaan