Keuntungan BSEF adalah penggunaan endoskop dengan pencahayaan yang sangat terang, sehingga saat operasi kita dapat melihat
lebih jelas dan rinci adanya kelainan patologi dirongga-rongga sinus Nizar, 2000; Soetjipto, 2000; Kennedy, 2006; Salama N, 2009.
Jaringan patologik yang diangkat tanpa melukai jaringan normal dan ostium sinus yang tersumbat diperlebar Nizar, 2000; Soetjipto,
2000; Kennedy, 2006. Dengan ini ventilasi sinus lancar secara alami, jaringan normal
tetap berfungsi dan kelainan didalam sinus maksila dan frontal akan sembuh sendiri Nizar, 2000; Soetjipto, 2000.
2.11 Komplikasi
Kompikasi rinosinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukan antibiotika. Komplikasi yang dapat terjadi ialah:
A. Osteomielitis dan abses subperiostal
Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral
Hilger, 1997; Mangunkusumo dan Rifki ; 2000.
Universitas Sumatera Utara
B. Kelainan Orbita
Disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata orbita. Yang paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila
Hilger, 1997; Mangunkusumo dan Rifki, 2000. Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum.
Variasi yang dapat timbul ialah udema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi trombosis sinus
kavernosus Hilger, 1997; Mangunkusumo dan Rifki, 2000.
C. Kelainan Intrakranial
Dapat berupa meningitis, abses ektradural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus Mangunkusumo dan Rifki, 2000; Dhingra, 2007.
D. Kelainan Paru
Seperti bronkitis kronis dan brokiektasis. Adanya kelainan sinus paranasal disertai denga kelainan paru ini disebut sinobronkitis. Selain itu dapat
juga timbul asma bronkial Mangunkusumo dan Rifki, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.12 Kerangka Teori
Infeksi Perubahan
Mukosa Sinus
Gejala Klinis
Rinosinusitis Lebih
dari 12 Minggu Umur,
Jenis Kelamin,
Pekerjaan
Rinosinusitis Kronis
Gangguan Silia
Gangguan Drainase
Sinus
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series dimana pengambilan data dari data klinis.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medik Departemen THT-KL FK-USU RSUP H. Adam Malik-Medan sejak 1 Juli 2009 sampai dengan 31 Desember
2009.
3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Seluruh data penderita dengan diagnosa rinosinusitis kronis di RSUP H. Adam Malik-Medan sejak 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah total populasi yaitu seluruh data penderita rinosinusitis kronis yang diambil dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik-
Medan sejak 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008. Data yang diambil adalah data pasien lengkap sesuai variabel yang dibutuhkan pada
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Kerangka Konsep
Penelitian
Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronis
• Umur • Jenis Kelamin
• Pekerjaan • Keluhan Utama
• Penatalaksanaan • Jumlah Sinus yang Terlibat
• Single Rinosinusitis • Multisinusitis
• Pansinusitis
3.4 Variabel Penelitian
Rinosinusitis kronis, umur, jenis kelamin, pekerjaan, keluhan utama,sinus yang terlibat, penatalaksanaan.
3.4.1 Definisi Operasional Variabel
a. Rinosinusitis kronis adalah penyakit yang diderita pasien berdasarkan diagnosa dokter yang tercatat sesuai status rekam medik pasien.
b. Sinus yang terlibat adalah sinus paranasal yang mengalami inflamasi sesuai anatomi sinus yang terkena berdasarkan pemeriksaan foto polos SPN atau CT
Scan SPN, yang dikatagorikan atas: 1. Single Rinosinusitis jika ditemukan keterlibatan satu sinus paranasal,
dimana data yang diambil sesuai dengan hasil pemeriksaan radiologi pasien yang terlampir pada rekam medik pasien.
Universitas Sumatera Utara
2. Multisinusitis jika ditemukan keterlibatan dua atau lebih sinus paranasal, dimana data yang diambil sesuai dengan hasil pemeriksaan radiologi
pasien yang terlampir pada rekam medik pasien. 3. Pansinusitis jika ditemukan keterlibatan seluruh sinus paranasal, dimana
data yang diambil sesuai dengan hasil pemeriksaan radiologi pasien yang terlampir pada rekam medik pasien.
c. Umur adalah usia penderita rinosinusitis kronis yang tercatat pada status rekam medik pasien yang dikatagorikan atas :
1. ≤ 18 tahun.
2. 18 tahun. d. Jenis Kelamin yaitu jenis kelamin penderita rinosinusitis kronis yang tercatat di
status rekam medik pasien yang dikatagorikan atas: 1. Laki-laki.
2. Perempuan. e. Pekerjaan adalah aktifitas utama yang dilakukan oleh penderita rinosinusitis
kronis sesuai dengan yang tercatat pada status rekam medik pasien yang dikatagorikan atas:
1. IRT IbuRumah Tangga. 2. PNS Pensiunan PNS.
3. Wiraswasta. 4. Pelajar.
5. Mahasiswai. 6. Petani.
7. Pegawai Swasta.
Universitas Sumatera Utara
f. Keluhan utama adalah keluhan yang paling utama dirasakan yang membuat pasien datang berobat sesuai dengan keluhan utama yang tercatat pada status
rekam medik pasien. g. Penatalaksanaan adalah sesuatu tindakan yang dilakukan oleh dokter dalam
usaha penyembuhan suatu penyakit berdasarkan penatalaksanaan dokter yang tercatat sesuai status rekam medik pasien.
3.5 Kerangka Kerja
Rekam Medis
•
Keluhan Utama
•
Umur
•
Jenis Kelamin
•
Foto Polos SPN dan CT-Scan SPN
1. Sinus Maksila 2. Sinus Frontal
3. Sinus Sfenoid 4. Sinus Etmoid
•
Penatalaksanaan 1. Medikamentosa
2. Operasi a. Antrostomi
Meatus Inferior Kak Spooling
b. CWL Rinosinusitis