Mayoritas Pemain Pengaruh Sosial

disisihkan dan ditabung untuk membeli barang-barang yang diinginkan, misalnya mainan. Hal ini dikarenakan tidak semua orang tua mau menuruti kemauan anaknya dalam hal membeli mainan walaupun sebenarnya mereka mampu. Hal ini seperti diutarakan oleh Ezy 13 tahun kepada penulis, yang mengatakan bahwa dirinya tidak selalu bisa mendapatkan mainan yang diinginkan, sehingga ia harus menabung atau harus berprestasi di sekolah agar orang tuanya bersedia memberikan hadiah mainan yang diinginkan. Menurut Ezy jika harga mainan yang ia inginkan relatif murah ia akan membeli mainan tersebut dengan uang sakunya, misalnya membeli kelereng, monopoli, ular tangga, ludo, dan sejenisnya. Sedangkan untuk mainan berharga mahal, ia akan berusaha untuk merayu ayah atau ibunya agar bersedia membelikan mainan tersebut, misalnya Playstation, Mobil Tamiya, dan sebagainya. Berbeda dengan Ezy, Wafik 13 tahun yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja mengatakan orang tuanya tidak mungkin mau membelikan Playstation atau komputer untuknya, apalagi memasangkan jaringan internet dirumah mereka. Sehingga untuk bermain PB yang merupakan permainan favoritnya, ia harus rela tidak jajan disekolah karena uang sakunya disimpan untuk bermain PB diwarnet dekat rumahnya. Wafik mengatakan jika tidak ada uang ia bisa merasa cukup puas dengan hanya melihat temannya bermain. Ia tidak merasa keberatan untuk berdesak-desakan diruang warnet yang sempit, karena baginya yang penting tetap bisa menyaksikan pertandingan game online tersebut.

6.2 Pengaruh Sosial

6.2.1. Mayoritas Pemain

Permainan yang sedang trend atau paling banyak diminati oleh orang biasanya akan semakin membuat orang lain tertarik untuk mencoba memainkannya. Misalnya game-game Universitas Sumatera Utara canggih seperti Playstation, Playstation 2, dan Playstation 3, kemudian kepopuleran Playstation mulai diimbangi oleh game online seperti Poker, Point Blank, Ayodance dan Cityville. Masing- masing permainan tersebut dibuat dengan tingkat kerumitan dan tantangan yang berbeda sehingga membuat orang menjadi terobsesi untuk memainkannya lagi dan lagi sampai mereka berhasil memenangkan permainan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bu umi 45 tahun sebagai berikut. “Saya membuka usaha warnet sudah hampir setahun. Saya melihat peluang yang besar disektor ini karena saya lihat anak-anak sangat hobi bermain game online, setelah berdiskusi dengan suami dan anak tertua saya, maka jadilah kami mendirikan warnet. Alhamdulillah sampai sekarang banyak anak-anak yang datang untuk bermain disini. Karena game online seperti PB, Poker, Cityville, dan Ayodance sangat digemari oleh anak-anak. Saya sendiri menjadi sangat tertarik dengan game Cityville, sehingga saya ikut memainkannya karena banyak yang mengajak saya untuk main Cityville lewat akun facebook saya. Cara bermainnya cukup mudah, kita harus membangun kota sampai mencapai level tertinggi. Sekarang level saya sudah mencapai 56”. Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa banyaknya peminat dari suatu permainan ternyata mampu membuat orang lain merasa tertarik dan penasaran ingin mencoba langsung permainan tersebut. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa seperti Bu umi ternyata merasa tertarik dan tertantang untuk bermain game dan mengalahkan teman-temannya yang juga memainkan game yang sama dengan yang dimainkan oleh Bu umi Cityville. Sementara itu, pudarnya popularitas permainan tradisional juga dipengaruhi oleh jumlah orang yang masih memainkannya. Karena saat ini anak-anak semakin jarang memainkan permainan tradisional, maka eksistensi permainan tradisional semakin terancam. Anak-anak merasa sulit untuk memainkan permainan tradisional karena mereka butuh banyak teman untuk diajak bermain bersama. Berbeda dengan permainan modern yang tetap bisa dimainkan walaupun tidak ada teman yang bisa diajak bermain. Namun ada beberapa jenis permainan Universitas Sumatera Utara tradisional yang sifatnya musiman seperti kelereng dan layang-layang, yang jika sedang musim maka akan banyak anak-anak yang memainkannya kembali.

6.2.2. Hubungan Darah Kekerabatan