Pasar Monopoli KONSEP-KONSEP EKONOMI
210
dengan kebijakan yang baru itu, produksi akan meningkat atau justru sebaliknya. Pengaruh suatu kebijakan terhadap disribusi pendapatan dan kesempatan kerja,
pada umumnya juga disebabkan oleh adanya realokasi faktor produksi antar sektor maupun antar wilayah.
Demikian pula halnya dengan kabijakan perpajakan. Pajak dapat mempengaruhi produksi dan distribusi. Pengaruh pajak terhadap produksi
nampak lewat kemampuan dan kemauan untuk bekerja, menabung dan berinvestasi. Dalam hal Pemerintah mengenakan pajak, jangan sampai wajib
pajak berkurang kemampuannya untuk bekerja karena sangat sederhananya tingkat konsumsi wajib pajak sehingga kesehatannya terganggu. Demikian pula
hendaknya pajak jangan terlalu mengurangi kemauan bekerja, menabung dan berinvestasi.
Dari segi distribusi, khususnya distrbiusi pendapatan, pajak dapat mempersempit perbedaan pendapatan, tetapi dapat pula memperlebar jurang
perbedaan pendapatan. Dalam hubungan ini sistem pajak dapat dibedakan antara sistem pajak yang progresif, regresif dan proporsional. Pajak yang progre-
sif adalah pajak yang semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi persentase pajak yang dipungut oleh pemerintah.
Sebaliknya sistem pajak regresif adalah apabila pendapatan semakin tinggi semakin rendah persentase pajak yang dikenakan. Untuk pajak propor-
sional persentase pajak tetap walaupun tingkat pendapatan semaik tinggi. Dengan demikian maka pajak progresif pada umumnya bersifat
mempersempit perbedaan pendapatan, sedangkan pajak regresif lebih bersifat memperlebar perbedaan pendapatan. Pada umumnya pajak langsung pajak
pendapatan, pajak kekayaan lebih bersifat progresif; sedangka pajak tak langsung pajak penjualan, cukai lebih bersifat regresif.
Di negara yang sedang berkembang umumnya diberlakukan pajak tidak langsung sifatnya regresif karena kemampuan administrasi dii negara-negara
tersebut belum memadai. Untuk memberlakukan pajak progresif. Agar pajak progresif dapat diberlakukan untuk mempersempit perbedaan pendapatan
diperlukan data lengkap mengenai jumlah dan macam, serta nilai kekayaan maupun penghasilan para wajib pajak, sedangkan data tersebut relatif sulit
diperoleh. c. Tabungan Pemerintah
Pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh Pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjukkan. Pada
pokoknya pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber penerimaan negara fungsi budget dan sebagai alat untuk mengatur.
Pajak merupakan sumber penerimaan negaraPemerintah yang paling utama, khususnya untuk penerimaan rutin. Penerimaan pembangunan hanya
sekitar 8 dari seluruh Anggaran Pendapatan Negara. Penerimaan pembangunan terutama sekali berasal dari bantuna program dan bantuan
proyek. Bantuan program adalah bantuan yang tidak dikaitkan dengan proyek- proyek tertentu. Bantuan program ini terdiri dari nilai lawan dari devisa kredit,
bantuan pangan, bantuan pupuk, benang tenun dan sebagainya. Bantuan
211
program berperan sebagai sumber tambahan bagi pengimpor barang modal, bahan baku, pangan, yang semuanya guna memantapkan pembangunan;
sedangkan bantuan proyek membantu menambah dana untuk ekspansi, rehabilitasi, maupun untuk pembangunan proyek-proyek baru yang meliputi
bidang-bidang telekomunikasi, listrik, pengairan, pendidikan, keluarga berencana serta prasarana lainnya.
Penerimaan rutin setelah dipakai untuk membiayai pengeluaran rutin, bila terdapat sisa, maka sisa inilah yang kita sebut sebagai tabungan
pemerintah. Jadi selisih antara penerimaan dan pengeluaran rutin inilah yang kita sebut sebagai tabungan pemerintah. Kemudian tabungan pemerintah ini
ditambah dengan bantuan program dan bantuan proyek merupakan jumlah dana yang tersedia untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pembangunan.
Semakin besar tabungan pemerintah dengan bantuan program dan bantuan proyek yang sama, jelas semakin besarlah dana yang tersedia bagi
pembangunan. Inilah yang diinginkan oleh pemerintah kita. Hal ini dapat ditempuh dengan meningkatkan penerimaan rutin dan atau dengan menekan
pengeluaran rutin. Peningkatan penerimaan rutin ditempuh terutama dengan intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan, sedangkan penekanan pengeluaran
rutin terutama sekali ditempuh dengan mengurangi subsid-subsidi yang bisa diberikan oleh Pemerintah seperti subsidi minyak, bahan makan, input pertanian
dan sebagainya. d. Pinjaman Pemerintah
Kajian tentang bantuan program dan bantuan proyek pada dasarnya adalah salah satu macam dari pinjaman pemerinah. Pinjaman pemerintah dapat
berupa pinjaman sukarela dan pinjaman paksa; dapat pula dibedakan antara pinjaman dalam negeri dan luar negeri.
Pinjaman sukarela merupakan jenis pinjaman yang diterima oleh pemerintah secara sukarela dari pihak mana saja, dapat dari luar negeri maupun
dari dalam negeri. Sedangkan pinjaman paksa merupakan jenis pinjaman yang dapat dipaksakan oleh pemerintah kepada masyarakat. Ini pernah terjadi di
Indonesia pada tahun 1950-an, dimana pemerintah memotong uang kertas dan memberlakukan potongan sebelah kanan sebagai bagian pinjaman obligasi
pemerintah dan hanya sebagian kiri yang laku yaitu 50 dari nilai asalnya.
Pinjaman dalam negeri merupakan jenis pinjaman yang diperoleh pemerintah dari penduduk di negeri sendiri, sedangkan pinjaman luar negeri
merupakan jenis pinjaman yang diperoleh pemerintah dari para individu di luar negeri ataupun dari pemerintah negara lain.
Konsekuensi dari pinjaman dalam negeri adalah tidak ada tambahan dana secara makro karena tidak terjadi aliran dana yang masuk ke negeri kita.
Sedangkan untuk pinjaman luar negeri, tidak disangkal lagi pasti ada dana yang masuk dari negara lain ke negara kita, dan ini sungguh-sungguh menolong
dalam arti memperbesar dana yang tersedia untuk pembangunan secara keseluruhan secara makro.
Pada saat pengembalian pinjaman, akan terdapat pindahan dana pemerintah kepada para pemegang obligasi. Untuk pinjaman dalam negara,
212
dana yang semula pindah dari tangan pemilik modal kepada pemerintah akan mengalir kembali dari pemerintah kepada pemilik modal, di mana di samping
adanya pengembalian pokok pinjaman dibayar pula bunga pinjamannya. Dengan demikian maka akan terjadi suatu pelebaran dari jurang perbedaan
pendapatankekayaan pada saat terjadinya pengembalian itu.
Sebaliknya untuk pinjaman luar negeri pada saat terjadinya pinjaman, akan terdapat aliran dana dari luar negeri ke dalam negeri, dan pada saat terjadi
pengembalian pinjaman, akan ada aliran dana dari dalam negeri dalam bentuk pokok pinjaman dan bunga pinjaman ke luar negeri. Bagaimana pengaruhnya
terhadap distribusi bebanpajak dalam pengumpulan pajak guna membayar kembali pinjaman tersebut.
Apabila pajak ditarik secara progresif, maka beban pembayaran pokok dan bungan pinjaman akan terletak lebih banyak pada kelompok masyarakat
yang relatif kaya, sedangkan untuk pajak yang sistem pajaknya adalah regresif maka beban pokok dan bungan pinjaman akan terletak pada kelompok miskin.
Apabila kita tinjau dari distribusi beban pinjaman antar generasi, maka jelas bahwa yang meminjam adalah generasi pada saat ini, tetapi yang yang
memikul tugas pengembalian adalah generasi yang akan datang. Ini tidak berarti bahwa generasi yang akan datang yang memikul beban pengembalian pinjaman
dan bunganya, tetapi mereka juga yang akan lebih banyak menerima manfaat dari adanya pinjaman pemerintah yang diguakan untuk membangun dan
memberikan hasil yang baik. Hal ini khususnya berlaku bagi proyek-proyek yang menghasilkan barang dan jasa yang tahan lama, terutama yang berupa
prasarana seperti jalan, jembatan, pelabuhan, jaringan listrik, wadukbendungan dan lain-lain.
Sebaliknya, bilamana gagal dalam mengelola pinjaman itu, maka mau tidak mau generasi yang akan datang yang akan memikul beban pinjaman
tersebut. Pertanyaan sekarang ialah mengapa pemerintah harus meminjam,
apakah tidak lebih baik membangun dengan dana tabungan yang ada saja? Bila alternatif kedua yang ditempuh dapat terjadi tidak ada pembangunan di negara
tersebut. Misalkan: pemerintah mentargetkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan 5 per tahun, sedangkan penduduk meningkat dengan 3 per
tahun, maka pendapatan per kapita hanya akan meningkat dengan 2 per tahun.
Dana investasi yang dibutuhkan bila diketahui rasio tambahan investasi untuk menambah produksi incremental capital output ratio= ICOR sebesar 4,
adalah 4 x 5 = 20. Sedangkan bila dana tabungan hanya sebesar 10 per tahun, maka akan ada kekurangan dan untuk investasi dapat tetap mendorong
pendapatan nasional naik dengan 5 maka pemerintah harus pinjam dari luar negeri sebesar 10 dari pendapatan nasional.
Bagaimana kalau investasi hanya sebesar tabungan saja yaitu 10? Akibatnya pendapatan nasional akan meningkat dengan 2,5 dan pendapatan
per kapita akan merosot dengan 0,5 per tahun.
213 e. Inflasi invisible tax
Cara lain untuk membayar pembangunan suatu negara adalah dengan inflasi. Inflasi diartikan sebagai keadaan dimana harga-harga umum meningkat
secara terus menerus. Dengan kenaikan harga umum itu berarti bahwa semua unit ekonomi konsumen maupun produsen akan membeli barang dengan
jumlah yang lebih sedikit tetapi dengan pengeluaran rupiah yang sama. Dengan kata lain mereka mengurangi konsumsi riil dengan adanya inflasi itu. Oleh
karena itu inflasi dapat diartikan sebagai pajak yang tidak tampak invisble tax.
Pada umumnya inflasi disebabkan karena terjadi permintaan yang lebih besar dari pada penawaran yang disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah
uang yang beredar. Dengan pencetakan uang yang lebih cepat daripada perkembangan produksi barang dan jasa, maka inflasi dapat dengan mudah
berkembang. Apabila hal itu terjadi maka permintaan akan barang dan jasa untuk pembangunan proyek-proyek pemerintah akan tetap berlangsung, tetapi
dengan pengorbanan dari pihak nonpemerintah.
Namun perlu diperhatikan bahwa inflasi yang terlalu keras lajunya harus dihindari karena ia akan struktur perekonomian, sehingga pemabangunan pada
suatu saat akan berhenti. Dengan inflasi yang deras, struktur harga akan rusak, struktur upah juga akan rusak, investasi akan berhenti dan digantikan dengan
usaha spekulasi serta ekspor menjadi tidak menguntungkan karena timbul disparitas harga.