VOC memegang monopoli perdagangan di wilayah Indonesia
84
kupernement atau suatu negara yang bebas dari pengaruh kekuasaan Belanda. Hal ini berarti Belanda tidak bisa menguasai kerajaan
Klungkung.
Meskipun begitu, Belanda tidak berhenti mencari strategi untuk menguasai Bali. Pada tahun 1844, perahu dagang milik Belanda
terdampar di Prancak wilayah kerajaan Buleleng dan terkena Hukum Tawan Karang yang memberi hak kepada penguasa kerajaan untuk
menguasai kapal beserta isinya. Hal inilah yang dijadikan alasan oleh Belanda untuk melakukan serangan ke kerajaan Buleleng pada tahun
1848. Namun, serangan ini mengalami kegagalan. Pada serangan yang kedua 1849, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Mayor A.V.
Michies dan Van Swieeten berhasil merebut benteng pertahanan terakhir kerajaan Buleleng di Jagaraga. Pertempuran ini dikenal dengan nama
Puputan Jagaraga.
Setelah Buleleng ditaklukan, Belanda mulai menaklukan kerajaan- kerajaan di Bali lainnya. Oleh karena itu, perlawanan rakyat Bali dalam
menghadapi penjajahan Belanda diwarnai dengan berbagai perang puputan atau perang habis-habisan untuk mempertahankan harga diri
dan kehormatan.
Selain Puputan Jagaraga, puputan lain yang pernah terjadi di Bali, di antaranya Puputan Badung pada tahun 1906, Puputan Kusamba pada
tahun 1908, dan Puputan Klungkung pada tahun1908. f. Perlawanan terhadap Praktek Imperialisme di Kalimantan
Kerajaan Banjarmasin di Pulau Kalimantan pada tahun 1826 melakukan kerjasama secara resmi dengan Belanda. Sultan Adam
menyatakan secara resmi hubungan antara Kerajaan Banjarmasin dan Belanda pada 1826. Namun, pada 1850, Belanda mencampuri urusan
intern kerajaan sehingga menimbulkan perselisihan di antara keluarga kerajaan. Hal ini terus berlangsung hingga saat Sultan Adam meninggal
pada 1857.
Sepeninggal Sultan Adam, di kerajaan Banjarmasin terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan terpecahnya keluarga kerajaan
ke dalam tiga kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
x Kelompok Pangeran Tamjid Illah, cucu Sultan Adam.
Kelompok ini merupakan kelompok yang dibenci oleh rakyat karena mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Belanda.
x Kelompok Pangeran Anom, putera Sultan Adam. Kelompok ini merupakan kelompok yang tidak disukai oleh rakyat
karena tindakannya yang sewenang-wenang. x Kelompok Pangeran Hidayatullah, cucu Sultan Adam.