Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
49
3. untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok- kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-
faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta;
4. mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya, lewat perkawinan campuran atau asimilasi
dalam arti luas. Suatu akomodasi sebagai proses tidak selalu akan berhasil
sepenuhnya di dalam menciptakan stabilitas dalam beberapa bidang, mungkin sekali benih-benih pertentangan dalam bidang-bidang lainnya
masih tertinggal, yang luput diperhitungkan oleh usaha-usaha akomodasi terdahulu.
Benih-benih pertentangan yang bersifat laten tadi seperti prasangka sewaktu-waktu akan menimbulkan pertentangan baru. Dalam
keadaan demikian, memperkuat cita-cita, sikap dan kebiasaan-kebiasaan masa-masa lalu yang telah terbukti mampu meredam bibit-bibit per-
tentangan merupakan hal penting dalam proses akomodasi, yang dapat melokalisasi rasa sentimen yang akan melahirkan pertentangan baru.
Akomodasi bagi pihak-pihak tertentu dirasakan menguntungkan, namun agak menekan bagi pihak lain, karena adanya campur tangan
kekuasaan-kekuasaan tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuk Akomodasi
Menurut Soekanto 1990 akomodasi sebagai suatu proses untuk meredakan ketegangan antar manusia mempunyai beberapa bentuk,
antara lain: a Coercion
Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
Coercion merupakan bentuk akomodasi, di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak
lawan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik secara langsung, maupun secara psikologis secara tidak langsung. Misalnya perbudakan
adalah suatu coercion, dimana interaksi sosialnya didasarkan pada penguasaan majikan atas budaknya. Budak dianggap sama sekali tidak
mempunyai hak-hak apapun. Hal sejenis mungkin juga kita jumpai seperti dalam hubungan antara majikan atau pemilik perusahaan dengan buruh.
Pada negara-negara totaliter, coercion juga dijalankan, ketika suatu kelompok minoritas yang berada di dalam masyarakat memegang
kekuasaan. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa dengan coercion tak akan dapat dicapai hasil-hasil yang baik bagi masyarakat.
50 b Compromise
Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk dapat melaksanakan compromise adalah
bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya. Misalnya traktat
antara beberapa negara, akomodasi antara beberapa partai politik karena sadar bahwa masing-masing memiliki kekuatan sama dalam suatu
pemilihan umum, dan seterusnya. c Arbitration
Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise, apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sen-
diri. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari
pihak-pihak yang bertentangan, seperti terlihat dalam penyelesaian masalah perselisihan perburuhan.
d Mediation
Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
Pihak ketiga tersebut tugas utamanya adalah untuk mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah sebagai
penasihat belaka. Dia tak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan penyelesaian perselisihan tersebut.
e Conciliation
Concilitation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya
persetujuan bersama. Conciliation bersifat lebih lunak daripada coercion dan membuka
kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi. Suatu contoh dari conciliation adalah adanya panitia-panitia
tetap di Indonesia yang khusus bertugas untuk menyelesaikan persoalan- persoalan perburuhan, di mana duduk wakil-wakil perusahaan, wakil-
wakil buruh, wakil-wakil Departemen Tenaga Kerja dan seterusnya khusus bertugas menyelesaikan persoalan-persoalan jam kerja, upah,
hari-hari libur dan lain sebagainya.
51 f Tolerantion
Tolerantion juga disebut dengan tolerant-participation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya. Kadang-kadang toleration timbul secara tidak sadar dan tanpa
direncanakan karena adanya watak orang-perorangan atau kelompok- kelompok manusia untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari suatu
perselisihan. Dari sejarah dikenal bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleran yang sedapat mungkin menghindarkan diri dari
perselisihan-perselisihan. g Stalemate
Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti
pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini disebabkan karena bagi kedua belah pihak sudah tidak ada
kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. Stalemate tersebut, misalnya, terjadi antara Amerika Serikat dengan Rusia di bidang
nuklir. h Adjudication
Adjudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. Walaupun tersedia bermacam-macam bentuk akomodasi
seperti diuraikan dan telah banyak ketegangan-ketegangan yang teratasi, masih saja ada unsur-unsur pertentangan laten yang belum dapat diatasi
secara sempurna. Bagaimanapun juga akomodasi tetap perlu, apalagi dalam keadaan dunia dewasa ini yang penuh ketegangan.
Selama orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia masih mempunyai kepentingan-kepentingan yang tidak bisa diselaraskan
antara satu dengan lainnya, akomodasi tetap diperlukan. Produk Akomodasi
Proses akomodasi menghasilkan beberapa hal terkait dengan manusia dengan manusia yang lain, antara lain:
a Integrasi Masyarakat
Akomodasi menghindarkan masyarakat dari benih-benih perten- tangan latent yang kemungkinan besar akan melahirkan pertentangan
baru. Contoh: ketika orang-orang Inggris menjajah Singapura dan Malaysia, mereka telah memasukan suatu kebudayaan baru terhadap
masyarakat taklukannya. Bahasa, sistem feodalisme, hukum, dan seterusnya diubah dan diganti. Dalam proses tersebut terjadi