kemarau. Musim hujan berlangsung sepanjang bulan Septermber sampai dengan Februari, sedangkan musim kemarau berlangsung bulan April sampai dengan bulan Agustus. Namun
terkadang musim yang biasanya berlangsung setiap tahunnya tidak lagi dapat diprediksi dengan pasti karena perubahan iklim yang juga berpengaruh terhadap musim.
4.3. Pola Pemukiman
Pola pemukiman penduduk Desa Sirube-rube, umumnya berada di tepi jalan lintas desa, berderet rapat dan memanjang kebelakang, berhadap-hadapan satu sama lainnya
dibatasi jalan lintas. Letak rumah penduduk satu dengan yang lain disepanjang jalan berjarak kira-kira 4 m atau hanya dipisahkan jalan kecil saja. Perumahan di desa ini tergolong rapat
dengan rumah yang di sampingnya. Tipe rumah penduduk bermacam-macam, sebagian permanen memiliki pekarangan
sendiri dengan memakai gerbang atau tembok sama halnya bangunan rumah di perkotaan. Bangunan rumah seperti ini terbuat dari batu, berlantai semen atau tegel. Ada juga bangunan
rumah yang semi permanen yaitu rumah penduduk yang berdinding papan, dan juga bambu yang dibelah dan sebagian memakai tepas, berlantai tanah. Namun bangunan rumah yang
seperti ini berkisar 10 rumah saja. Bagi rumah yang tidak berpagar besi atau tembok cukup dipagar dengan bambu saja atau bunga-bungaan yang ditanam membentuk pagar, sehingga
terlihat perbatasan antara halaman rumah masing-masing penduduk.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Bahasa
Mengingat penduduk Sirube-rube adalah mayoritas Suku Batak Toba maka dengan sendirinya bahasa sehari-hari yang di pakai adalah bahasa Batak Toba. Ada juga sebagaian
yang memakai bahasa Simalungun. Sementara penggunaan bahasa Indonesia biasanya dipakai terbatas pada sekolah-
sekolah ataupun pada saat berinteraksi dengan orang bukan berasal dari suku Simalungun ataupun suku Toba misalnya Jawa, Nias. Pada umumnya anak-anak penduduk yang masih
balita sudah dilatih berbahasa Indonesia sejak kecil walaupun nantinya anak-anak tersebut juga akan mengetahui bahasa Batak Toba dengan sendirinya.
4.5. Komposisi Penduduk
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah, maka peranan penduduk pada suatu daerah sangat penting juga sebagai tenaga kerja dalam pembangunan
sebab salah satu prinsip berdirinya suatu negara haruslah ada penduduk atau rakyat. Jika penduduk tidak ada maka negarapun tidak akan terbentuk dan sumber daya yang tersedia
tidak akan berfungsi. Jumlah penduduk Kecamatan Dolok Pardamean berjumlah 18.188 jiwa yang tersebar di 11
nagori, dengan perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan sex ratio sebesar 100 : 95.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk
No. NAGORI
Laki-laki Perempuan
Jumlah 1
Tigaras 810
768 1.871
2 Pariksabungan
836 824
1.960 3
Sibuntuon 799
769 1.868
4 Dolok Saribu
555 532
1.387 5
Sinaman Labah 760
732 1.792
6 Bangun Pane
877 842
2.019 7
Buttu Bayu Panei Raja 944
905 2.149
8 Togu Domu Nauli
439 425
1.164 9
Parjalangan 369
357 1.026
10 Silabah Jaya
562 542
1.404 11
Sirube-rube 761
624 1.548
JUMLAH 7.705
7.320 18.188
Sumber : Kecamatan Dolook Pardamean Tahun 2011 Menurut data yang diambil tahun 2011 jumlah penduduk Desa Sirube-rube saat ini
mencapai 1.548 jiwa. Dimana suku bangsa yang dijumpai di sini sudah campuran yaitu suku batak Simalungun, batak Toba, Jawa dan lain sebagainya, namun mayoritas adalah suku
batak Toba. Interaksi dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi diantara penduduk cukup harmonis. Penduduk desa ini masih memegang penuh suatu sifat kekeluargaan, seperti saling
menyapa, saling mengenal satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Sarana dan Prasarana di Desa Sirube-rube