C.2.1. Perbandingan Pengalaman Ibu sebagai Anak Perempuan Keluarga Tionghoa

Tabel IV.C.2.1. Perbandingan Pengalaman Ibu sebagai Anak Perempuan Keluarga Tionghoa

Ibu Lely Ibu Olga

- Bertugas membantu ibunya dalam - Mengerjakan berbagai pekerjaan mengurus kebutuhan rumah tangga.

rumah untuk keperluan seluruh Mereka tidak punya pembantu

anggota keluarga. Ia melakukan sehingga segala urusan rumah

pekerjaan ini bersama dengan tangga dikerjakan sendiri oleh ibu

saudara perempuannya dan anak-anak perempuan.

- Menurut ibu Olga, di keluarga - Menghabiskan waktunya di luar

Tionghoa ditanamkan dan Tionghoa ditanamkan dan

bisa melakukan pekerjaan rumah bisa mengikuti aktivitas di luar

dan memasak.

rumah seperti ekskul Drum Band - Sewaktu kecil tidak diperkenankan yang diadakan sekolahnya setiap

bepergian ke luar rumah seperti hari Minggu. Namun karena

anak muda di zaman sekarang. kegiatan ini dilakukan di luar jam

Kegiatan di luar rumah hanyalah sekolah maka Ibu Lely tidak dapat

sekolah. Itu pun tidak ada les atau mengikutinya.

kursus di luar jam sekolah. Di sisa - Merasa ibunya sebagai orang tua

waktu, ia melakukan berbagai yang kolot, galak dan cerewet serta

pekerjaan membereskan rumah. tidak pandai bergaul. Ibu Lely

- Ibu Olga menilai ibunya sebagai merasa ibunya banyak mengatur

sosok yang tegas dan keras. Ia tidak dan mengekang serta terlalu banyak

diperkenankan bertanya apalagi melarang.

membantah apa yang sudah diperintahkan oleh ibunya.

- Ibu Olga merasa rutinitas kehidupan yang sibuk setiap harinya menyebabkan tidak adanya waktu untuk bercengkrama dengan kedua

- Kebebasan sebagai anak

orang tuanya.

perempuan jarang ia rasakan. - Ibu Olga merasa ia tidak memiliki Sementara ia melihat sendiri

privasi di dalam rumah. Hal ini juga bagaimana saudara laki-lakinya

yang menyebabkannya memiliki diperbolehkan bermain dengan

keinginan untuk segera keluar dari bebas dan tidak dibebankan tugas

rumah. Salah satu jalan untuk membersihkan rumah seperti anak-

keluar dari rumah menurut ibu Olga anak perempuan.

adalah dengan menikah muda.

- Ibu Lely sangat senang bersekolah. - Ibu Olga memiliki cita-cita untuk

Sebenarnya ia ingin bersekolah berkuliah di fakultas hukum. tinggi. Namun ketiadaan biaya

Namun akhirnya ia hanya membuatnya harus mengurungkan

bersekolah sampai SMK agar dapat niatnya ini. Selepas SMA Ibu Lely

langsung bekerja. tahu bahwa ia tidak mungkin melanjutkan sekolah dan harus bekerja

- Ibu Lely merasakan manfaat dari - Ibu Olga merasakan manfaat dari didikan ibunya yang keras dan

kehidupannya yang keras dan padat disiplin setelah ia menikah dan

di masa kecil ketika ia bekerja. Ia memiliki anak.

terbiasa hidup dengan terjadwal dan rencana yang rinci.

Dari perbandingan tabel, secara umum terlihat kehidupan yang dialami Ibu Lely dan Ibu Olga sebagai anak perempuan keluarga Tionghoa banyak Dari perbandingan tabel, secara umum terlihat kehidupan yang dialami Ibu Lely dan Ibu Olga sebagai anak perempuan keluarga Tionghoa banyak

Menurut Kim (2003), keluarga Tionghoa yang berlandaskan ajaran Konfusius menjunjung tinggi sikap berbakti dan hormat anak kepada keluarga dan orang tua sekalipun harus mengorbankan impian dan ambisi diri sendiri. Terlihat bagaimana Ibu Lely dan Ibu Olga diharapkan dan diajarkan sebagai anak perempuan keluarga Tionghoa untuk memenuhi ekspektasi dan tuntutan keluarga. Seringkali ekspektasi keluarga tidak sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Meij (2009) mengatakan anak-anak di keluarga Tionghoa memiliki nilai penghormatan yang tinggi terhadap orang tuanya. Tak heran muncul perilaku mendahulukan dan mematuhi keinginan orang tua dibandingkan keinginan diri sendiri.

Ibu Lely dan Ibu Olga tetap berusaha mematuhi dan menjalankan apa yang diinginkan oleh keluarganya. Namun di dalam diri mereka, terjadi proses refleksi dan internalisasi yang memunculkan kesadaran adanya perbedaan antara ekspektasi keluarga dengan keinginan pribadi. Hal inilah yang memunculkan perbedaan sosialisasi identitas gender ketika Ibu Lely dan Ibu Olga menjadi ibu bagi anak-anak perempuannya.