B.2.1. Latar Belakang Ibu Subyek Kedua

IV.B.2.1. Latar Belakang Ibu Subyek Kedua

Ibu Olga merupakan anak ke-5 dari enam bersaudara keluarga Tionghoa bermarga Gouw generasi kedua di Indonesia dari garis ayahnya. Ia menghabiskan masa kecil di daerah Tanah Abang. Sehari-hari orang tuanya berjualan sayur dan makanan matang di pasar dekat rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setiap hari kehidupan di keluarga Ibu Olga berjalan begitu sibuk dan padat.

Setiap hari kedua orang tua Ibu Olga bangun pukul dua pagi untuk mulai memasak dan menyiapkan berbagai kebutuhan untuk berjualan. Sementara Ibu Olga bangun pukul lima untuk menimba air, memasak, menyiapkan sarapan, mencuci lalu pergi ke sekolah pada pukul 07.00. Sehabis pulang sekolah jam

12.00, ibu Olga ke pasar membantu orang tuanya atau membawa pulang alat-alat masak yang sudah tidak dibutuhkan. Di rumah, ibu Olga mengerjakan berbagai pekerjaan rumah untuk keperluan seluruh anggota keluarga. Ia melakukan pekerjaan ini bersama dengan saudara perempuannya. Kakak dan adiknya yang laki-laki diperbolehkan tidak membantu mengurus rumah. Kakaknya yang laki- laki merupakan anak yang pintar di sekolah, sehingga ia diberikan kesempatan untuk memakai waktunya untuk belajar. Sementara saudara-saudara lainnya yang sekolahnya biasa saja mengerjakan pekerjaan rumah.

Menurut ibu Olga, di keluarga Tionghoa ditanamkan dan diharapkan bahwa anak perempuan bisa melakukan pekerjaan rumah dan memasak. Sewaktu kecil ia juga tidak diperkenankan bepergian ke luar rumah seperti anak muda di zaman sekarang. Kegiatan di luar rumah hanyalah sekolah. Itu pun tidak ada les atau kursus di luar jam sekolah. Di sisa waktu, ia melakukan berbagai pekerjaan membereskan rumah.

Ibu Olga menilai ibunya sebagai sosok yang tegas dan keras. Ia tidak diperkenankan bertanya apalagi membantah apa yang sudah diperintahkan oleh ibunya. Pada masa kecilnya, ibunya dapat menentukan dengan siapa ia boleh berteman. Bahkan jika ibunya tidak menyukai temannya atau menilai teman ibu

Olga yang bertandang ke rumah tidak sopan, maka ibunya dapat mengusir teman ibu Olga dari rumah mereka.

Ibu Olga merasa rutinitas kehidupan yang sibuk setiap harinya menyebabkan tidak adanya waktu untuk bercengkrama dengan kedua orang tuanya. Semua berjalan begitu saja seperti mesin yang terus bergerak setiap harinya. Oleh karena itu, proses pendidikan yang ia alami di rumah sebagian besar bersumber dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Sosok ayah digambarkan ibu Olga sebagai orang tua yang keras dan jarang berinteraksi dengan anak. Ada masanya di mana ayah dari ibu Olga menghabiskan waktu dengan mabuk-mabukan dan berjudi sementara ibunya membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Ibu Olga merasa ia tidak memiliki privasi di dalam rumah. Hal ini juga yang menyebabkannya memiliki keinginan untuk segera keluar dari rumah. Salah satu jalan untuk keluar dari rumah menurut ibu Olga adalah dengan menikah muda. Walaupun demikian, Ibu Olga merasa kesempatan untuk berkenalan dan berinteraksi dengan teman dekatnya tidak sebebas zaman sekarang. Dulu ketika pacarnya datang ke rumah, kedua orang tuanya ikut menemani di ruang tengah. Bahkan ikut terlibat dengan pembicaraan mereka.

Ibu Olga berkenalan dengan suaminya dari teman mainnya. Suami ibu Olga adalah kakak laki-laki dari teman main ibu Olga. Walaupun demikian, hubungan ibu Olga dengan suaminya pada awalnya tidak disetujui oleh kedua Ibu Olga berkenalan dengan suaminya dari teman mainnya. Suami ibu Olga adalah kakak laki-laki dari teman main ibu Olga. Walaupun demikian, hubungan ibu Olga dengan suaminya pada awalnya tidak disetujui oleh kedua

Menurut ibu Olga lebih penting membuat surat nikah daripada membuat pesta pernikahan. Maka ibu Olga pun menikah dengan sederhana saja yang penting surat-surat nikahnya jelas. Setelah menikah, ibu Olga tinggal di rumah kontrakan bersama dengan suaminya. Pada umur 22 tahun, ibu Olga melahirkan anaknya yang pertama.

Ibu Olga merasa tidak kesulitan memiliki anak di usia muda. Sebab dari umur lima belas tahun ia sering mengurus anak dari kakak perempuannya yang dititipkan di rumah ibunya. Kemudian tiga tahun berikutnya anak kedua lahir pada tahun 1991 dan anak ketiga lahir pada tahun 1996.

Ibu Olga merasakan manfaat dari kehidupannya yang keras dan padat di masa kecil ketika ia bekerja. Ia terbiasa hidup dengan jadwal dan rencana yang rinci. Tujuh tahun pertama dalam pernikahannya ibu Olga bekerja sebagai karyawan di perusahaan travel. Namun waktu yang tidak fleksibel dan jadwal Ibu Olga merasakan manfaat dari kehidupannya yang keras dan padat di masa kecil ketika ia bekerja. Ia terbiasa hidup dengan jadwal dan rencana yang rinci. Tujuh tahun pertama dalam pernikahannya ibu Olga bekerja sebagai karyawan di perusahaan travel. Namun waktu yang tidak fleksibel dan jadwal

Saat ini kehidupan keluarga ibu Olga sangat mapan dan berkecukupan. Ia dapat menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri dan selalu berlibur ke luar negeri setiap liburan, disertai dengan aset-aset kepemilikan dan investasi yang besar.