B.1.2 Latar Belakang Anak Perempuan Subyek Pertama

IV.B.1.2 Latar Belakang Anak Perempuan Subyek Pertama

Retha merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia mempunyai kakak perempuan yang terpaut usia empat tahun dan adik perempuan yang usianya terpaut tiga tahun. Ia menghabiskan hidupnya sampai saat ini tinggal di daerah Pamulang dan bersekolah di sekolah Katolik dekat rumahnya dari TK-SMA. Semasa usia TK-SD ibunya bekerja hingga malam sehingga ia banyak diasuh oleh pembantu di rumah.

Retha merasa dirinya sewaktu kecil adalah anak yang bandel karena susah makan. Menurutnya, ia tidak berselera makan karena masakan pembantunya yang bercita rasa manis seperti masakan Jawa pada umumnya, sementara masakan ibunya tidak seperti itu. Ia juga sering tidak tidur siang padahal disuruh oleh ibunya.

Di malam hari, sepulang ibunya bekerja tugas-tugas sekolah Retha akan dilihat oleh ibunya. Sampai kelas tiga SD, ibunya juga masih mengawasi dan menemaninya dalam belajar. Pada suatu kesempatan, ibunya pernah menyabet betis Retha dengan sapu lidi jika ia tidak serius dalam belajar. Namun menurutnya, hal ini hanya dilakukan oleh ibu Lely pada dirinya saja. Pada masa sekolah selanjutnya ia terbiasa belajar mandiri namun sesekali ibunya masih menanyakan tentang perkembangan akademisnya.

Saat memasuki usia SMP, ayahnya mengalami stroke dan ibu Lely berhenti bekerja. Kehadiran ibunya di rumah menyebabkan ia memiliki lebih banyak waktu untuk mengobrol dengan ibunya. Ia pun jadi merasa lebih dekat dengan ibunya di masa ini. Prestasi sekolah yang semasa SD hanya sepuluh besar pun meningkat menjadi tiga besar karena dimonitor langsung oleh ibunya. Menurut Retha, ibunya juga mengurus ayahnya yang mengalami stroke termasuk melatih kemampuan motorik sang ayah mulai dari makan, berjalan, menulis, membaca dan mengucapkan kata. Sambil mengurus anak-anak dan suami, ibu mengambil kursus bahasa Mandarin yang kemudian menjadi mata pencaharian utama keluarga sampai Retha memasuki masa SMA.

Selepas lulus SMA, Retha masuk ke jurusan Desain Komunikasi Visual yang diinginkannya. Ia tidak diperbolehkan untuk menyewa kamar kos yang dekat dengan kampusnya. Kedua orang tuanya menginginkan ia tetap pulang ke rumah setiap hari walaupun jarak tempuh antara kampus dan rumahnya memakan waktu dua jam setiap kali jalan. Ibunya juga tidak dengan mudah memperbolehkan Retha menginap di rumah temannya. Biasanya Retha akan menginap di rumah Selepas lulus SMA, Retha masuk ke jurusan Desain Komunikasi Visual yang diinginkannya. Ia tidak diperbolehkan untuk menyewa kamar kos yang dekat dengan kampusnya. Kedua orang tuanya menginginkan ia tetap pulang ke rumah setiap hari walaupun jarak tempuh antara kampus dan rumahnya memakan waktu dua jam setiap kali jalan. Ibunya juga tidak dengan mudah memperbolehkan Retha menginap di rumah temannya. Biasanya Retha akan menginap di rumah

Empat tahun yang lalu, Ibu Lely kembali bekerja kantoran setelah selama enam tahun menghidupi keluarga dengan menjadi guru kursus Mandarin. Setahun yang lalu kakak perempuan dari Retha menikah pada usia dua puluh enam tahun dan meninggalkan rumah untuk hidup bersama dengan keluarga barunya.

Kakak perempuan Retha menikah dengan laki-laki keturunan Manado- Jawa. Namun ibu dari Retha tetap menginginkan pernikahan menggunakan tata cara dan adat Tionghoa. Sekarang ini setelah kepergian kakak perempuannya, Retha banyak menggantikan tugas cicinya untuk mengurus dan memasak di rumah. Bulan Februari yang lalu, Retha baru saja meraih gelar sarja di bidang Desain Komunikasi Visual dengan kekhususan Desain Grafis.