3. Pendapatan Tabel 34
Distribusi Jawaban Responden tentang Penghasilan dari Pekerjaan Utama No.
Kategori Jawaban Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Lebih dari 1 juta
1 juta Kurang dari 1 juta
8 15
27 16
30 54
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan hasil jawaban responden pada tabel 5.33 di atas maka secara
dominan masyarakat Dusun Marjandi Dolok memiliki penghasilan kurang dari 1 juta. Hal ini menunjukkan jika penghasilan 1 keluarga kurang dari 1 juta, dan
dipergunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan tentu sangat pas-pasan bahkan kurang, sebab jika diperhitungkan dengan keadaan harga yang semakin hari
semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 35 Distribusi Jawaban Responden tentang Penghasilan dari Pekerjaan
Sampingan No.
Kategori Jawaban Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Lebih dari 1 juta
1 juta Kurang dari 1 juta
2 1
47 4
2 94
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.34 sesuai dengan apa yang sudah kita behas di tabel
sebelumnya, bahwa secara umum responden tidak memiliki pekerjaan sampingan, maka secara otomatis penghasilan dari pekerjaan sampinganpun tidak ada.
Artinya jika ada 47 responden yang memiliki penghasilan dari pekerjaan sampingan kurang dari 1 juta atau 94, adalah 4 responden yang memiliki
penghasilan sampingan yang kurang dari satu juta, yang artinya masih lebih dari 50 dari 7 responden yang memiliki penghasilan sampingan kurang dari 1 juta.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 36 Distribusi Jawaban Responden tentang Mampunya Penghasilan Memenuhi
Setiap Kebutuhan Sehari-hari No.
Kategori Jawaban Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Lebih dari cukup
Mencukupi Tidak mencukupi
1 32
17 2
64 34
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.35 di atas secara umum responden merasakan jumlah
penghasilan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sementara ada 17 responden yang menyatakan kurang ataupun tidak mampu mencukupi. Sementara
ada 1 orangg responden yang menyatakan lebih dari cukup. Sebagai penuturan dari seorang janda usia lanjut ”Saya hanya tinggal sendiri di rumah ini, saya
sudah tidak pernah lagi ke ladang. Karna setiap bulannya anak-anak saya selalu mengirimi saya uang, pakaian, dan bahan makanan. Itupun sudah lebih dari
cukup buat saya. Saya sangat sering memberi sebagian kepada tetangga karna tidak bisa saya habiskan sendiri.” Hal ini menguatkan peneliti akan jawaban
responden tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 37 Distribusi Jawaban Responden tentang Kemampuan Membeli Pakaian
No. Kategori Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Setiap minggu
Setiap bulan Setiap tahun
1 7
42 2
14 84
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Kemampuan membeli pakaian adalah merupakan salah satu kriteria miskin
versi BPS, secara tertulis hanya mampu membeli pakaian 1 steltahun. Maka dapat disimpulkan secara umum jika berdasarkan kriteria yang satu ini masyarakat
Dusun Marjandi Dolok termasuk ke dalam kriteria miskin sesuai tabel 5.36, menunjukkan secara umum dari responden memiliki kemampuan membeli
pakaian hanya 1 kali dalam satu tahun. Hanya ada 1 responden yang mampu membeli pakaian dalam setiap minggunya dan yang satu responden ini adalah
janda usia lanjut di atas yang kemampuan ekonominya lebih dari cukup.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 38 Distribusi Jawaban Responden tentang Kemampuan Membeli Alat-alat
Pertanian No.
Kategori Jawaban Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Setiap kali butuh
Kadang-kadang Tidak Pernah
5 38
7 10
76 14
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Secara umum masyarakat di Dusun Marjandi Dolok adalah petani, yang
artinya seharusnya memiliki alat-alat pertanian yang mampu mendukung pekerjaannya. Maka perlu bagi peneliti untuk mengetahui tingkat kesanggupan
mereka dalam memenuhi alat-alat pertanian mereka. Berdasarkan tabel 5.37 secara umum masyarakat Dusun Marjandi Dolok
memiliki kemampuan membeli alat-alat pertanian yang sangat rendah. Karna mereka hanya mmapu membeli alat-alat pertanian sebagai hal yang sangat
mendukung bagi pekerjaan mereka yang adalah sangat mendukung bagi kelangsungan hidup mereka dengan kadar kadang-kadang ataupun jarang. Lebih
dari setengah memberikan pengakuan demikian yang dibuktikan langsung oleh peneliti dengan observasi langsung, pada umumnya kadang-kadang yang
dimaksud secara hanya 1 kali seumur hidup, itupun hanya membeli cangkul dan
Universitas Sumatera Utara
parang. Sementara untuk alat-alat lainnya biasanya dipenuhi dengan meminjam. Namun ada juga yang tidak pernah membeli sama sekali. Hal ini menunjukkan
mereka memiliki kemampuan bertani yang sangat rendah juga, yang secara umum adalah responden yang memiliki kemampuan sebagai buruh tani. Kemampuan
membeli alat pertanian yang setiap kali butuh ada 5 responden inilah yang pada umumnya sebagai tempat peminjaman akan alat-alat pertanian yang tidak dimiliki
responden lain, dan merupakan keluarga yang memiliki kemampuan bertani yang fokus dan bisa dikatakan orang-orang yang sering mempekerjakan orang lain.
Tabel 39 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebiasaan Menggunakan Jasa
Tabungan untuk Menympan Uang No.
Kategori Jawaban Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Selalu ada tabungan
Kadang-kadang Tidak pernah
4 9
37 8
18 74
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Miskin versi BPS Maret 2007 menyatakan bahwa orangkeluarga yang
tidak memiliki tabungan itu termasuk ke dalam kategori miskin. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui seperti apa keberadaan penduduk Dusun Marjandi
Universitas Sumatera Utara
Dolok jika dilihat dari keberadaan tabungan mereka. Apakah mereka termasuk kedalam kategori miskin dengan kriteria kepemilikan tabungan.
Berdasarkan tabel 5.37 tersebut di atas maka secara umum masyarakat Dusun marjandi Dolok adalah termasuk ke dalam kategori miskin. Responden
yang menyatakan memiliki tabunganpun belum tentu tabungan yang ada di bank. Tabungan yang mereka gunakan pun beragam. Ada yang menabung di rumah, ada
yang membuat menyatakan tabungan dalam bentuk perhiasan emas yang katanya jika sewaktu-waktu butuh bisa di jual dengan sewaktu-waktu. Dengan alasan
menabung di bank banyak ruginya karna akan dilakukan pemotongan setiap bulannya.
Tabel 40 Distribusi Jawaban Responden tentang Berapa kali Makan Setiap Harinya
No. Kategori Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 2
3 3 kali
2 kali 1 kali
43 3
4 86
6 8
Jumlah
50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Makan 3 kali sehari merupakan hal yang sudah sangat membudaya di
negara Indonesia. Secara umum orang yang masih mampu untuk memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang pertama dipenuhi adalah makan 3 kali sehari. Di
Universitas Sumatera Utara
sisi lain BPS juga memberi standar yang sama untuk hal tersebut. Orang yang kurang dari 3 kali makan sehari adalah termasuk miskin. Sosial ekonomi yang erat
kaitannya dengan kemiskinan yang menjadi acuan peneliti ingin mengetahui kemampuan responden dalam memenuhi kebutuhan makannya.
Berdasarkan tabel 5.39 di atas kita perhatikan bahwa secara umum masyarakat Marjandi Dolok mampu memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari,
yang artinya tidak masuk ke dalam kriteria miskin versi BPS. 86 sudah sangat mewakili untuk seluruh responden. Namun meskipun demikian, dengan tingkat
kekeluargaan yang sangat tinggi pun masih terdapat responden yang makan hanya 2 kali bahkan hanya 1 kali dalam sehari.
Salah satu keluarga yang peneliti wawancarai menjawab ”Kami hanya sanggup memberi makan 1 kali setiap harinya anak-anak kami. Hal ini karna
kami tidak memiliki uang untuk membeli makan. Kami juga tidak memiliki tanah untuk di garap dan suami saya ini sudah tidak tahan lagi bekerja ke ladang.”
Keluarga ini memang memiliki anak 5 orang dan kelima-limanya masih sangat kecil-kecil. Orang-orang setempatpun banyak yang menyatakan keluarga ini
sangat miskin, sehingga tidak jarang salah seorang dari anak dari keluarga ini yang masih berumur 9 tahun namun masih kela 1 SD karna sudah pernah
mengalami tinggal kelas mencuri gula, ikan, bahkan beras dari rumah orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa sangat memprihatinkan keadaan keluarga ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 41 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebiasaan Mengkonsumsi
DagingayamSusu No.
Kategori Jawaban Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Setiap hari
1 kali seminggu ≤ 1 kali seminggu
4 9
37 8
18 74
Jumlah 50
100
Sumber: Kuesioner 2011 Asupan giji yang cukup juga sangat erat kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Maka cukup kuat alasan BPS memasukkan kemampuan mengkonsumsi dagingayamsusu dalam kriteria orang miskin. Jika
BPS menyatakan orang miskin itu adalah yang hanya mampu mengkonsumsi dagingayamsusu 1 kali seminggu atau kurang. maka untuk itu peneliti juga
meneliti kemampuan tersebut. Berdasarkan tabel 5.40 di atas secara umum masyarakan Dusun Marjandi
Dolok termasuk ke dalam kriteria miskin. Hal ini dibuktikan dengan secara umum dari responden menjawab hanya mampu mengkonsumsi dagingayamsusu sama
dengan atau kurang dari 1 kali seminggu. Seperti yang dituturkan oleh seorang ibu rumah tangga ”Bagaimana bisa kami makan daging lebih dari satu kali seminggu,
belanja saja kami hanya bisa 1 kali seminggu, kalau dagingkan tidak bisa di
Universitas Sumatera Utara
tahan lama-lama. Kalau menunggu orang yang datang berjualan ke sini itu sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah. Mungkin karna jauhnya tempat ini
dari jalan besar. Kalau susu itu mahal, kami tidak sanggup membelinya dan lagi pula tidak biasa.” Artinya memang selain ketidakmampuan mereka ada juga
faktor lain yang tidak terlepas, yaitu pengaruh sarana jalan dan transportasi yang sangat minim.
Universitas Sumatera Utara
4. Pendidikan Tabel 42