BAB 1V MAKNA DARI PELAKSANAAN UPACARA MALAM SATU SYURA
4.1. Rasa Syukur Atas Panen
Masyarakat desa Kota Pari, pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Dari dulu, nenek moyang mereka telah mewariskan sawah yang cukup luas
bagi mereka, sampai sekarang sawah itu tetap dijaga dan dikerjakan sebagai warisan nenek moyang. Dengan adanya sawah tersebut, sangat membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dari sawah itulah mereka dapat mempertahankan hidup. Hasil panen masyarakat sebagian dijual dan
uangnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagian lagi disimpan dan dijadikan beras. Sebagai rasa syukur atas rezeki yang didapatkan itu,
setiap tahunnya mereka mengadakan upacara rasa syukur terhadap Allah SWT yang dikenal dengan upacara malam satu Syura.
Upacara malam satu Syura sebagai upacara adat yang terkait dengan keyakinan agama Islam sebagaimana keyakinan dari masyarakat Kota Pari.
Masyarakat Kota Pari sangat berpegang teguh kepada adat. Adat merupakan kebiasaan yang bersifat magis dan religus dari kehidupan suatu penduduk asli
yang meliputi nilai-nilai budaya, norma-norma atau aturan-aturan yang saling berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan tradisional.
Sebagai masyarakat yang berpegang kepada adat, maka upacara malam satu Syura selalu dilaksanakan setiap tahunnya sebagai warisan nenek moyang
yang harus dipertahankan sampai kapan pun. Menurut kepercayaan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Kota Pari, padi tidak akan tumbuh dan hidup dengan sendirinya tanpa adanya kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi semuanya. Hal itu yang menimbulkan
keyakinan bahwa sang pencipta dan roh-roh nenek moyang merekalah yang memberikan segalanya, baik itu keselamatan waktu melaksanakan aktifitas
pertanian maupun hasil yang didapat dari pertanian tersebut. Masyarakat juga beranggapan bahwa menggarap sawah bukan semata-
mata sebagai kegiatan yang bersifat religus. Mereka mempunyai keyakinan bahwa jagat raya dan isinya merupakan suatu kesatuan yang utuh di bawah kendali Maha
Kuasa. Oleh karenanya manusia dan alam harus menyatu saling menjaga dan saling menghormati. Alam tidak akan pernah bohong.manakala alam
diperlakukan, pasti akan membalasnya dengan hasil yang berat. Dalam mengerjakan sawahnya, seorang petani bukan saja berusaha menghormati dan
menghargai alam wujud seperti bumi dan air, tapi juga berusaha menghormati dan menghargai makhluk tak berwujud yang tidak kasat mata yaitu para leluhur
mereka yang telah meninggal. Berkaitan hal itu, upacara malam satu Syura merupakan upacara yang
dilaksanakan sebagai pengikat hubungan antara Sang Pencipta dan roh-roh nenek moyang dengan masyarakat desa Kota Pari.
Upacara malam satu Syura selalu disambut dengan meriah antusias oleh masyarakat Kota Pari. Hal ini dapat dilihat sebelum dilaksanakan upacara malam
satu Syura, mereka telah mempersiapkan semua yang diperlukan dalam upacara malam satu Syura nanti. Masyarakat sangat bersyukur sekali atas hasil yang telah
didapatkan, mereka telah berusaha payah mengerjakan sawahnya selama setahun
Universitas Sumatera Utara
dan sudah banyak tenaga yang dihabiskan sehingga dapat menikmati hasilnya. Sebagaimana ungkapan dari Bapak Nasib :
“Setiap pelaksanaan upacara malam satu Syura, kami selalu menyambutnya dengan meriah.kami sangat bersyukut atas hasil yang didapat
selama setahun sudah banyak keringat yang kami keluarkan, sehingga kami dapat menikmati hasilnya”.
Dikarenakan Islam menjadi pedoman dan pengangan hidup masyarakat kota pari, walaupun panen yang diperoleh mengalami penurunan dibandingkan
tahun lalu, upacara malam satu Syura akan tetap dilaksanakan sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang telah didapat dan upacara ini
telah menjadi adat warisan nenek moyang yang harus dilestarikan oleh masyarakat desa Kota Pari.
Dalam upacara malam satu Syura diadakan kegiatan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua adat dan alim ulama. Berdoa adalah ucapan atau
keinginan manusia yang diucapkan kepada Allah SWT dan diringi dengan gerak- gerak dan sikap tubuh yang pada dasarnya merupakan gerak dan sikap hormat
serta merendahkan diri kepada sang Maha Pencipta. Berdoa dengan mendahkan kedua telapak tangan dapat diartikan bahwa manusia adalah mahluk yang lemah
dihadapan Allah SWT dan adanya keyakinan bahwa hanya kepada Allah SWT meminta sengala yang dinginkan yaitu berhubungan dengan segala kehidupan
akhirat. Mengusapakan kedua belah tangan ke wajah setelah berdoa dapat diartikan sebagi kerendahan hati dan pengakuan syukur akan kebesaran Allah
SWT.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan berdoa dilakukan didalam upacara malam satu Syura memiliki makna sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan juga rezeki kepada masyarakat berupa hasil panen yang melimpah dan terhindar dari bala. Rasa syukur tersebut dapat dilihat dengan banyaknya
masyarakat yang menangis dalam kegiatan berdoa tersebut, karena hasil panen berikutnya sama dengan sekarang dan bahkan lebih, serta maminta agar terhindar
dari bala, kesehatan dan keselamatan kepada masyarakat desa Kota Pari. Dalam upacara malam alam satu Syura, diharuskan membawa nasi putih
yang dibungkus dalam daun pisang yang telah dicampuri dengan lauk pauk, bubur merah putih, urap serta kerupuk merah putih. Selain itu masyarakat juga
diharuskan membawa lemang. Lemang adalah sejenis makanan yang terbuat dari ketan yang dicampuri santan kelapa dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian
dimasak di dalam bambu, makanan-makanan ini disajikan pada saat upacara malam satu Syura yang bermakna sebagai bukti bahwa apa-apa yang diberikan
Allah SWT dan roh-roh leluhur telah dinikmati oleh masyarakat. Oleh karena itu, mereka sangat bersyukur sekali atas semua yang didapat selama setahun.
Dengan adanya upacara malam satu Syura tersebut, tentunya akan menimbulkan semangat baru dalam diri masyarakat dalam mengerjakan sawah
mereka berikutnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Koentjaraningrat, 1987:74 bahwa turunnya semangat kehidupan sosial itu biasanya terjadi pada
masa akhir suatu musim berburu, menangkap ikan, atau pada akhir suatu tahap dalam produksi pertanian, sewaktu energi manusia seolah-olah sudah habis
terpakai dalam aktifitas sosial selama musim yang berlalu itu. Untuk menghadapi
Universitas Sumatera Utara
tiap musim yang baru masyarakat memerlukan regenerasi semangat kehidupan sosial yang dapat tercapai dengan mengadakan upacara religi seperti upacara
malam satu Syura yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota Pari pada malam satu Syura.
4.2. Terhindar Dari Marabahaya