Sistem Mata Pencaharian Desa Kota Pari

2.4. Sistem Mata Pencaharian Desa Kota Pari

Mata pencaharian penduduk desa Kota Pari adalah Petani padi, Pedagang, Supir, PNS. Namun sebagaian besar adalah mata pencaharian penduduk masyarakat Kota Pari adalah petani. Sistem kepemilikan dari sawah-sawah dan ladang-ladang bukan milik petani sendiri, melainkan dalam artian tanah sawah dan ladang milik suku bangsa Jawa, sedangkan yang menggarap tanah sawah dan ladang adalah suku Melayu. Setiap jam enam pagi warga pergi kesawah melihat padinya. Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting masyarakat di desa Kota Pari. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga genus yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar 2.4.1. Ciri-ciri umum padi Menurut masyarakat desa Kota Pari ciri-ciri umum padi adalah Tanaman semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang, daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk. Biasanya tanaman padi identik berwarna hijau muda. Universitas Sumatera Utara 2.4.2 Penyiapan Lahan Sawah Biasanya masyarakat desa Kota Pari menyiapkan lahan sawah mereka melakukan kegiatan dengan cara: tanah dibersihkan dan dicabut rumputnya, diratakan tanahnya, baru dimasukan bibit padi dan ditanam. Biasanya jarak tanaman padi yang ditanam sekitar 5 cm. Gambar 1. Pengolahan Sawah 2.4.3. Masa penanaman bibit Di desa Kota Pari masyarakat biasanya dalam menananam bibit mereka melakukan langkah sebagai berikut:  Padi diredam selama satu malam. • Lalu setelah diredam, padi ditiriskan dipisahkan dari air. • Baru disemaikan ditaburakan ketanah selama 3 minggu. Universitas Sumatera Utara • Setelah disemaikan selama tiga minggu entar padi akan berkecambah. • Jarak padi setelah ditanam sekitar 5 cm . Gambar 2. Bibit siap tanam yang ada di desa Kota Pari 2.4.4. Pemeliharan Setelah ditanam, maka padi selanjutkan akan tumbuh dalam beberapa minggu. Pada saat ini, padi harus mendapatkan pengairan yang cukup biasanya jumlah air harus 20 cm dari tanah, harus dipupuk dengan mengunakan pupuk kompos atau kotaran hewan kerbau dan kambing, dan dibersihkan dari rumput-rumput liar seperti yang sering disebut masyarakat yaitu lalang. Pemberatasan hama dan tikus juga harus dilakukan, agar tanaman padi tidak rusak. Universitas Sumatera Utara 2.4.5. Panen Padi Padi biasanya bisa dipanen setelah 4-5 bulan. Pada saat itu padi telah berisi dan menguning. Di desa Kota Pari, biasanya petani masih menggunakan aritcelurit untuk memotong padi. Setelah dipanen, padi kemudian dipisahkan dari batangnya dengan mengunakan tangan secara bergantian. Kemudian padi dibawah ke kilang padi dan diproses selama dua hari dan petani pun siap menjemur padinya. Gambar 3. Padi yang siap dipanen Universitas Sumatera Utara 2.4.6. Masa pertumbuhan padi Menurut informan saya pak Adi masa pertumbuhan padi mempunyai beberapa tahap : • Tahap pertama bibit padi ditanam selam 3 minggu. • Dalam tiga minggu padi akan beranak dalam arti berkecambang pada fase ini waktu diprlukan satu bulan setengah . • Setelah melewati fase ini padi akan berbunga selama setengah bulan . • Dan melewati fase bunga padi pun berbuah dan menjadi padi yang berwarna hijau. 2.4.7. Hama-hama dan penyakit padi a. Hama-hama : • Walang sangit adalah hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar 2cm, berwarna merah dan hitam. Seperti yang dikatakan bapak Rusdi : “Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga sehingga menyebabkan tanaman menjadi menguning, dan perlahan-lahan melemah. Nama hewan ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara bentuk pertahanan dirinya, yaitu mengeluarkan aroma yang menyengat hidung sehingga dinamakan sangit”. • Lalat bibit adalah hama penting pada daerah yang kondisi airnya sulit diatur. Dalam serangan yang tinggi, hama ini dapat menyebabkan petani di desa Kota Pari harus melakukan tanam ulang, karena lebih dari 50 tanaman baru mereka mati oleh lalat bibit. Lalat bibit umumnya menyerang pertanaman yang baru dipindah di sawah yang tergenang. Sebagaimana yang telah diungkapkan informan saya bapak Slamet : “Gejala serangan lalat bibit berupa bercak kuning di sepanjang tepi daun, daun yang terserang menjadi berubah bentuk, dan daun menggulung. Telur serangga ini diletakkan di permukaan atas daun, berwarna keputih-putihan, berbentuk lonjong menyerupai buah pisang. Penggunaan insektisida bila diperlukan adalah yang berbahan aktif: bensultap, BPMC, atau karbofuran”. • Tikus sawah adalah tikus berukuran sedang, cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan panjang 30-40cm termasuk ekor. Warna rambut coklat kekuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi putih. Ekornya berwarna coklat. Biasanya petani di desa Kota Pari mengunakan racun keong untuk membasmi hama ini. Universitas Sumatera Utara 2.4.8 Pengolahan gabah menjadi nasi Menurut salah satu informan saya proses pengolahan beras gabah menjadi nasi yang dilakukan masyarakat desa Kota Pari memiliki beberapa tahap : 1. Padi dijemur selama 3 hari. 2. Selama proses dijemur padi diratakan dengan mengunakan Korean yang terbuat dari kayu secara berulang- ulang. 3. Setelah proses menjemur padi dibawah ke kilang padi dan akan diproses menjadi butiran beras. 4. Kemudian butiran beras tersebut dimasak dan akan menjadi nasi. Sistem pengetahuan masyarakat dalam pengolahan lahan pertanian di desa Kota Pari terdiri dari: 1. Menanam padi di sawah Masyarakat di desa Kota Pari telah mengetahui kapan mesin Jektor tanam, waktu pemupukan, dan kapan waktu panen. Masyarakat sejak lama sudah memiliki pengetahuan secara tradisional, namun pada saat ini masyarakat sudah mengenal teknologi seperti pupuk kimia untuk keperluan menanam padi. 2. Dalam pengolahan tanahlahan pertanian, dahulu masyarakat di desa Kota Pari masih menggunakan cara-cara tradisional seperti dalam membajak sawah sebelum di tanami masih mengunakan tenaga hewan, seperti sapi atau kerbau. Namun pada saat ini masyrakat sudah mengenal jektor dan traktor dalam membajak sawah. Dan penggunaan alat-alat ini sudah modern dan sering kali digunakan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 3. Dahulunya masyarakat di desa Kota Pari dalam menanam padi masih menggunakan sabit dan ani-ani untuk memetik padi, namun pada saat ini masyarakat untuk panen sudah mengunakan mesin jektor. 2.4.9. Kelompok Tani Kelompok tani yang terdapat di desa Kota Pari terdiri dari tiga kelompok petani yang tetap aktif di desa ini hingga sekarang diantaranya sebagai berikut : - Kelompok Tani Flamboyan - Kelompok Tani Mawar - Kelompok Tani Anggrek Mereka membuat kelompok tani untuk mensejahterakan masyarakat Kota Pari dan membuat tali air. Kelompok tani dibagi berdasarkan satu hamparan, dalam hal ini ukuran hamparan lahan ini dibagi atas adanya batas-batasan alam, misalnya apabila sawah masyarakat berbatasan dengan sungai, maka luas hamparan tersebut dihitung hingga keperbatasan sungai menjadi satu hamparan. Adapun tujuan dari kelompok tani adalah untuk membuat tali air yang berfungsi untuk persawahaan Kelompok tani yang terdapat di desa Kota Pari dijalankan secara murni oleh masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani dan tidak Universitas Sumatera Utara ada campur tangan dari pihak lain seperti pemerintah maupun kelompok lain. Kelompok tani ini menjaring seluruh anggota masyarakat desa Kota Pari tanpa memandang suku bangsa dari masing-masing anggota. Di samping itu masyarakat melayu sebagai masyarakat asli dari desa Kota Pari ini juga ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam kegiatan kelompok tani yang ada di desa ini. Adapun bentuk program tani yang diatur atau dikoordinir oleh kepala desa. Program yang dilakukan oleh masyarakat desa kotapari dilaksanakan setiap sekali setahun. Bentuk program kelompok tani tersebut seperti : a. Memberi pupuk untuk setiap keluarga yang menjadi anggota kelompok tani. b. Memberi penyuluhan atau informasi tentang cara pemberantasan penyakit seperti penyakit hama dan diberantas dengan racun keong untuk tanaman pertanian. Di sisi lain pemerintah juga ikut turut adil dalam pelaksanan kelompok tani seperti pemberian bantuan dalam pengadaan peralatan pertanian, bibit, dan penyuluhan yang dilaksanakan secara musyawarah dan mufakat. Petani di desa Kota Pari ini sangat kompak dan saling tolong menolong, sehingga di buat organisasi khusus untuk pengairan pada pertanian seperti P3A atau disebut juga Perkumpulan Petani Pemakai air Universitas Sumatera Utara dalam arti bukan hanya sumber air bagi masyarakat saja untuk sumber bagi lahan pertanian seperti sawah. Organisasi ini ditujukan untuk pengkordinasian sistem pembagian air bagi para petani dilahan persawahan sistem pembagian air bagi para petani di lahan persawahan sebagai suatu pengelolaan tanah dapt dilaksanakan dan dalam pengelolaan lahan, untuk pengolahan lahan pertanian sendiri dibutuhkan alat-alat pertanian yang modern, yaitu injector. Injector diperoleh dengan cara menyewa, kepemilikan sendiri dan juga injector sebagai kemilikan dari kelompok petani sebagai milik bersama masyarakat petani desa Kota Pari. Sistem pertanian di desa Kota Pari dilakukan oleh masyarakat Jawa dengan cara kerja sama yang baik antara satu suku dengan yang lain yang pada umumnya masyarakat desa ini sebagai petani, dan sistem ini tetap ada di desa karena adanya rasa kerja sama yang baik antara seluruh masyarakat desa Kota Pari sangat tinggi. Sehingga masyarakat desa ini tidak mengalami konflik antar budaya dan desa Kota Pari merupakan desa yang aman. Di desa Kota Pari terdapat dua tingkatan atau level dari pekerja tani yaitu: a. Petani pemilik Petani pemilik adalah petani yang memiliki tanah dan lahan sendiri. Biasanya mereka menyewakan tanah kepada masyarakat dengan membagi keuntungan ketika panen. Biasanya para pemilik Universitas Sumatera Utara tanah sering disebut mereka tuan tanah. Tuan tanah adalah salah satu masyarakat yang memiliki tanah dan disewakan kepada buruh tanah. b Petani penyewa Petani yang menyewa tanah kepada tuan tanah dengan hasil dibagi 40 untuk tuan tanah, 60 untuk petani penyewa setiap tahun penyewa membayar sewa tanah kepada tuan tanah. Dibayar menurut keuntungan panen dibagi dua untuk membayar tanah. c Buruh tani Orang yang bekerja pada petani yang punya tanah atau orang yang menyewa tanah kepada tuan tanah. Biasanya dibayar oleh tuan tanah. Pertanian di desa Kota Pari oleh penduduk suku bangsa Jawa memakai peralatan yang banyak di jumpai pada zaman sekarang, selain alat- alat tradisional seperti cangkul, arit, dan sebagainya. Juga menggunakan alat pertanian yang modern pada lahan pertanian mereka seperti traktor, dan alat penyemprot hama pestisida, kalau traktor tidak bisa dibeli karena modal yang terbatas bagi petani, baik yang diadang maupun di sawah dapat menyewanya. Dan tidak jarang mereka selalu menggunakan tenaga manusia dalam mengolah lahan pertanian mereka. Universitas Sumatera Utara Dalam menyewa peralatan pertanian yang modern seperti traktor, pembayaran dihitung berdasarkan hitungan rantai dimana petani akan membayar sebesar Rp. 75.00 – 100. 000 rantai, tapi ada beberapa di antara petani itu yang memiliki alat-alat pertanian modern seperti di atas. Bagi petani yang hanya mengolah lahan pertanian mereka secara tradisional, tidak selamanya akan menyewa alat itu. Kadang berdasarkan perhitungan mereka sendiri, petani yang mempunyai lahan pertanian lebih memilih tenaga upah untuk membajak sawah mereka. Adapun kilang padi yang mengupas gabah – gabah kering sampai di hitung berat kotornya oleh makelar tani agen maka dari berat kotor itu akan dipotong sebagian untuk buruh tani agar dapat dijual atau dikonsumsi. Dan dalam penyediaan pestisida, pupuk. 2.4.10. Jenis-Jenis Padi A. Padi gogo Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo. Suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Kota Pari dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat. B. Padi rawa Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat Universitas Sumatera Utara mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman. Di desa Kota Pari padi rawa tidak dibudidayakan. C. Padi Pera Padi pera adalah padi yang sering ditanam di desa Kota Pari. Biasanya padi ini berwarna putih dan kelihatan agak halus dibandingakan beras yang dikasih pemerintah. Beras ini dijual dengan harga Rp 6500 per Kg dipasar. D. Ketan Ketan adalah salah satu jenis padi yang diambil dari pati padi, biasanya ketan sering kali digunakan masyarakat untuk acara pernikahan atau acara sunatan. Ketan ini dijual dengan harga Rp 5000 per Kg.

2.5. Sistem Religi