masyarakat desa Kota Pari, terhindar dari marabahaya, mengikat solidaritas masyarakat Kota Pari.
3.2. Asal Usul Upacara Malam Satu Syura
Malam 1 Syura dalam masyarakat Jawa adalah suatu perayaan tahun baru menurut kalender Jawa. Dalam perhitungan Jawa, malam 1 Syura dimulai dari
terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan terakhir kelender Jawa 2930 bulan Besar sampai terbitnya sang matahari pada hari pertama, bulan pertama
dan tahun berikutnya. Tepat tanggal 7 Desember 2010 kita mengalami pergantian tahun baru
Hijriyah, dari 1431 ke 1432. Berbeda dengan perayaan pergantian tahun masehi yang penuh dengan gegap gempita dan selebrasi, maka pergantian tahun hijriyah
cenderung dingin saja tanpa riuh rendah perayaan. Fakta ini memang cukup aneh di tengah masyarakat kita yang mayoritas
muslim. Sebagaimana diketahui, penanggalan kalender Islam dihitung berdasarkan momentum hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah,
karena perjalanan dakwah Islam mengalami dua periode yaitu periode Mekkah dan Madinah. Selama 13 tahun dakwah Islam di Mekkah berada dalam tekanan
dan teror fisik maupun psikis dari kaum kafir Mekkah. Dalam masa yang serba sulit itu Rasulullah berupaya mempersiapkan
pribadi-pribadi muslim generasi awal assabiqunal awwalun. Dan sejarah membuktikan, rasul berhasil menciptakan pribadi para sahabat yang memiliki
kekuatan iman dan semangat dakwah yang tinggi semacam Abu Bakar, Umar Bin
Universitas Sumatera Utara
Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.Pada periode Madinah, rasulullah menata masyarakat baru dengan dakwah yang lebih terbuka. Beliau
menanamkan ajaran-ajaran sosial kemasyarakatan yang toleran dan inklusif. Hal ini, karena masyarakat Madinah ketika itu terdiri dari beragam suku dan penganut
agama seperti Nasrani dan Yahudi. Upaya rasul ini nampak dalam pasal-pasal yang terdapat dalam piagam
Madinah yang merupakan acuan yuridis kemasyarakatan pertama dalam rangka menciptakan masyarakat madani. Sesungguhnya, hijrah rasulullah bukanlah
melarikan diri dari tantangan dakwah. Bukan pula semata-mata pindah dari satu negeri ke negeri lain. Melainkan pindah dari tempat yang penuh dengan
kemusyrikan dan kebodohan yang didominasi oleh kekejaman, menuju tempat yang akan memancarkan cahaya kebenaran alhaq dan tauhid. Suatu revolusi
untuk memadamkan kegelapan jiwa, kegelapan kepercayaan, dan kegelapan masyarakat yang penuh kejahatan dan kerusakan. Secara harfiah hijrah artinya
pindah atau menyingkir. Tetapi perpindahan atau penyingkiran itu tidaklah selamanya mesti dilakukan secara fisik. Syaikh Mahmud Syaltut, mantan Rektor
Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa pengertian hijrah terdiri dari dua macam. Pertama, hijrah badaniah, yaitu berpindah atau menyingkir secara fisik.
Kedua, hijrah qalbiyah, yaitu perpindahan hati nurani. Hijrah sebagaimana yang dilaksanakan oleh rasulullah dan para sahabatnya ketika itu sudah tidak ada lagi
setelah dicetuskannya Futuh Makkah pembebasan kota Mekkah pada tahun ke 9 Hijriyah Januari 630 M.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain, seorang muslim yang hidup di zaman sekarang tidak perlu dan tidak dituntut untuk melakukan hijrah fisik atau uzlah memencilkan
diri ke tempat yang sepi untuk dapat menjalankan ajaran Islam dengan sempurna. Sebab, ajaran Islam itu sendiri sebagian besar berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dengan segala problematikanya yang tidak mungkin untuk dihindari. Hijrah yang relevan dengan kehidupan sekarang ini ialah hijrah hati nurani
qalbiyah, yakni meng-hijrah-kan hati dari sikap materialisme kepada sikap bertauhid pada Allah SWT, hijrah dari pola hidup bebas nilai kepada pola hidup
dengan tuntunan nilai-nilai agama dan akhlak mulia, hijrah dari mental korupsi kepada kejujuran, dan seterusnya. Hijrah hati nurani menjadi keniscayaan bagi
seorang muslim di tengah kemerosotan nilai nilai akhlak yang melanda dunia dewasa
Untuk itu, kita perlu meneladani rasulullah sebagai role model dalam melakukan hijrah hati nurani di tengah berbagai penyakit sosial dan krisis akhlak
dalam masyarakat. Rasulullah bersabda; Seorang muhajir ialah yang hijrah menyingkir dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. HR Bukhari.
Berkenaan dengan hijrah qalbiyah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Thariqul Hijratain memberi nasihat; seorang muslim dalam kehidupan dan
perjuangannya menempuh dua jalan hijrah yaitu, pertama, hijrah kepada Allah, dengan mendekatkan diri taqarrub kepada-Nya, mencintai-Nya, berbakti kepada-
Nya, berserah diri kepada-Nya, berdoa, serta mengharap hanya kepada Ilahi. Kedua, hijrah kepada Rasul, dengan mengikuti perilaku, sikap, dan langkah-
langkah perjuangannya.
Universitas Sumatera Utara
Nabi Muhammad misalnya mencontohkan untuk melakukan puasa sunnah pada tanggal 9 dan 10 Muharam hari Syura. Hal ini sangat baik bagi kita
sebagai langkah awal keseriusan dalam mencoba untuk hijrah pada perilaku rasulullah.Di tengah gempuran budaya dan nilai dari luar yang kuat, maka
kembali pada hikmah yang terkandung dalam peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW merupakan langkah yang sangat baik.Semoga Allah SWT
menganugerahi kekuatan lahir dan batin kepada kita untuk dapat berhijrah dari hal-hal yang buruk kepada kebaikan sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT
dan diteladankan Rasulullah SAW.
3.3 Penggabungan Upacara Malam Satu Syura Dan Upacara Panen