23
3. Magnitudo gelombang permukaan M
S
surface-wave magnitude
4. Magnitudo momen M
W
moment magnitude 5.
Magnitudo gabungan M unified magnitude Namun yang paling populer adalah magnitudo lokal M
L
yang tak lain adalah Magnitudo Skala Richter SR. Magnitudo ini dikembangkan pertama kali
pada tahun 1935 oleh seorang seismologis Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur kekuatan gempa di California. Richter mengukur magnitudo gempa
berdasarkan nilai amplitudo maksimum gerakan tanah gelombang pada jarak 100 km dari episenter gempa. Besarnya gelombang ini tercatat pada seismograf.
Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm 1x10
-5
mm hingga 1 m
. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Ini berarti setiap
kenaikan 1 angka pada skala Richter menunjukan amplitudo 10 kali lebih besar.
Gambar 2.9 Parameter Sumber Gempa Bumi dengan magnitude di wilayah
Indonesia pada tahun 1900-1996
24
2.3 Gelombang Seismik
Gelombang Seismik adalah gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dan melalui permukaan bumi, akibat ada lapisan batuan yang
patah secara tiba-tiba. Gelombang seismik dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu gelombang badan body wave dan gelombang permukaan
surface wave.
2.3.1 Gelombang Badan Body Wave
Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi. Berdasarkan perambatannya gelombang badan dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: 1.
Gelombang Primer Gelombang P Gelombang P merupakan gelombang longitudinal dimana pergerakan
partikel medium yang melewati searah dengan penjalaran gelombangnya. Gelombang P dapat menjalar dalam segala medium,
baik padat, cair, maupun gas. Gelombang P mempunyai kecepatan paling tinggi diantara gelombang lainnya dan tiba paling awal tercatat
pada seismogram. 2.
Gelombang Sekunder Gelombang S Gelombang S merupakan gelombang transversal dimana arah
pergerakan partikelnya tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombangnya. Gelombang S tiba kedua setelah gelombang P.
Gelombang ini dapat dipecah menjadi dua komponen, yaitu :
25
a. Gelombang SV adalah gelombang S yang gerakan partikelnya
terpolaritasi pada bidang vertikal. b.
Gelombang SH adalah gelombang S yang gerakan partikelnya terpolaritasi pada bidang horizontal.
Gambar 2.10 Penjalaran gelombang S shear wave dan gelombang P pressure
wave
2.3.2 Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan adalah gelombang yang menjalar melalui permukaan bumi. Gelombang ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Gelombang Rayleigh R adalah gelombang permukaan yang gerakan
partikel mediumnya merupakan kombinasi gerakan partikel 2.
Gelombang Love L adalah gelombang permukaan yang menjalar dalam bentuk gelombang transversal. Gerakan partikel akibat
penjalaran gelombang love mirip dengan gelombang SH.
26
Gambar 2.11 Penjalaran gelombang badan body wave dan gelombang
permukaan surface wave
2.4 Teori Bingkas Elastik
Teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya gempa bumi, akibat pensesaran adalah teori bingkas elastik elastic rebound theory. Konsep teori ini
menyatakan bahwa gempa bumi terjadi akibat proses pensesaran di dalam kerak bumi sebagai akibat pelepasan mendadak dari strain elastic yang melampaui
kekuatan batuan. Strain elastic ini terakumulasi apabila batuan mengalami deformasi yang terus-menerus dan semakin besar. Apabila sesar terjadi, bagian
yang berseberangan dengan sesar meloncat ke posisi kesetimbangan yang baru, dan energi yang dilepaskan akan berbentuk getaran gelombang elastik yang
menjalar dalam bumi dan dirasakan sebagai gempa bumi.