Perbandingan Mekanisme Pusat dengan Penelitian dari Instansi Lain

83 tensor solution menggunakan gelombang permukaan, ISC pun melakukan penelitian dengan centroid momen tensor solution menggunakan gelombang badan gelombang P dan S . Perbedaan kelajuan gelombang seismik menyebabkan waktu tiba setiap gelombang di stasiun pun berbeda.

4.5 Tinjauan Seismisitas

Daerah Sulawesi Selatan dan sekitarnya merupakan zona yang mempunyai tingkat seismisitas yang tinggi. Hasil pemetaan data gempa bumi Sulawesi Selatan dan sekitarnya menggunakan software Win ITDB, dapat dilihat pada gambar 4.6 atau disebut peta seismisitas. Gambar 4.6 Penyebaran Pusat Gempa Bumi di Sulawesi Selatan dan Sekitarnya Zona Sulawesi Selatan dan sekitarnya mempunyai aktifitas gempa bumi yang tinggi. Aktifitas gempa bumi yang tinggi berhubungan dengan aktifitas lempeng 84 tektoniknya, terutama zona subduksi. Gambar 4.6 menunjukkan gempa bumi dangkal terjadi mulai dari Mamuju memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan bagian Tengah, Sulawesi Selatan bagian Selatan, Bulukumba menuju Pulau Selayar bagian Timur. Gempa bumi dangkal dan menengah terdapat di Palu-Koro, saddang, Matano, dan Pinrang, dimana seismisitas Palu-Koro yang memanjang dari Palu ke arah Selatan Tenggara melalui Sulawesi Selatan bagian utara menuju ke selatan Kabupaten Bone sampai di laut Banda.

4.6 Penampang Melintang

Penentuan model penujaman dilakukan pada daerah Sulawesi Selatan dimulai dari arah Barat ke arah Timur dengan arah penampang melintang Barat Daya-Timur Laut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemiringan atau dip dari penujaman dengan analisis distribusi hiposenter. Zona penujaman diiris dan didapatkan 5 irisan melintang. Penampang melintang tersebut di buat tegak lurus trench dengan masing- masing penampang melintang melalui batas koordinat yang berbeda. Berikut ini adalah proyeksi pada bidang AA’, BB’, CC’, DD’, EE’ dan zona penujaman beserta penjelasannya: 1. Bidang A-A’ Bidang ini arah penunjaman tampak jelas dengan trend penyebaran gempa utama dan gempa-gempa susulan. Penyebaran hiposenter pada daerah shallow 85 dip membentuk sudut sekitar 35 terhadap horizontal sampai kedalaman kurang lebih 90 km. Gambar 4.7 Penampang Melintang Seismisitas Bidang A-A’ 2. Bidang B-B’ Pada bidang ini, terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukkan penunjaman. Penyebaran hiposenter mencapai kurang lebih 95 km. Penyebaran hiposenter pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 35 terhadap horizontal sampai kedalaman kurang lebih 50 km.