13
B. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ’novel’ berarti karangan prosa
yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Sebutan novel dalam bahasa Inggris yang masuk ke Indonesia berasal dari bahasa Itali novella yang dalam bahasa Jerman: novelle. Secara harfiah novella berarti
’sebuah barang baru kecil’, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa’ Abrams, 1981: 119
Dalam novel tercakup pengertian roman; sebab roman hanyalah istilah novel untuk zaman sebelum perang dunia kedua di Indonesia. Digunakannya roman
waktu itu adalah wajar karena sastrawan Indonesia waktu itu pada umumnya berorientasi Belanda, yang lazim menamakan bentuk ini dengan roman. Istilah ini
juga dipakai di Perancis dan Rusia, serta sebagian negara-negara Eropa. Istilah novel dikenal di Indonesia setelah kemerdekaan, yakni setelah sastrawan
Indonesia banyak beralih kepada bacaan-bacaan yang berbahasa Inggris. Di Inggris dan Amerika istilah yang dikenal adalah novel, tidak dikenal atau tidak
menggunakan istilah roman, betapapun menyangkut karya-karya besar. Karya Tolstoi, Perang dan Damai, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, juga disebut
novel walaupun di Rusia dinamai roman.
15
Unsur-unsur yang membangun sebuah novel secara garis besar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1 Struktur luar ekstrinsik dan 2 Struktur dalam
intrinsik. Struktur luar ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut,
misalnya: faktor sosial-ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio-politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut masyarakat. Sedangkan struktur dalam
intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra tersebut, seperti: tema, tokoh, alur, latar, pusat pengisahan, dan gaya bahasa.
16
15
Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988, hlm. 32
16
Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988, hlm. 35
14
C. Hakikat Nilai Sosial