17 f.
Nilai sosial memiliki pengaruh yang berbeda pada antaranggota masyarakat
g. Nilai sosial bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan
yang lain h.
Nilai sosial cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk pola-pola dan sistem nilai dalam suatu masyarakat.
19
4. Macam-macam Nilai Sosial
Ada beberapa macam nilai sosial dalam masyarakat yang berfungsi sebagai sarana pengendalian dalam kehidupan bersama. Seseorang dianggap patuh atau
menyimpang dari tatanan sosial, nilai tersebut sebagai tolok ukurnya. Nilai-nilai tersebut sebagai nilai yang bersifat umum berlaku pada hampir semua masyarakat.
Adapun nilai-nilai yang dimaksud, antara lain sebagai berikut:
1. Etika
Etika menjadi tolok ukur untuk menganggap tingkah laku atau perbuatan seseorang dianggap baik atau menyimpang. Etika adalah suatu nilai tentang
baik atau buruk yang terkait dengan perilaku seseorang dalam kehidupan bersama. Misalnya, dalam berbicara, sopan atau tidakkah seseorang dalam
bertutur kata. Jika seseorang berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa mereka akan menggunakan kromo madyo atau kromo inggil kepada orang
yang lebih dihormati, misalnya: ‖Punopo bapak sampun dhahar?‖ Apakah
Bapak sudah makan?
2. Moral
Nilai sosial yang terkait dengan moral adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan jiwa, hati, dan perasaan seseorang dalam melakukan tindakan. Nilai
moral menjadi tolok ukur untuk menganggap perilaku seseorang, bertentangan dengan hati nurani atau tidak. Misalnya, mencuri, tidak jujur, dan ingkar janji
merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan moral. Tindakan pemerkosaan, melakukan kebohongan, dan memfitnah adalah tindakan yang
tidak bermoral.
19
Drs. Andreas Soeroso, M. S., Sosiologi 1Jakarta: Yudhistira, 2006, hlm. 36
18
3. Agama
Nilai sosial terkait dengan nilai agama adalah tindakan-tindakan sosial yang terkait dengan tuntunan ajaran agama yang ada. Apakah seseorang
menjalankan kewajiban agama secara benar dan baik ataukah ia tidak menjalankan kewajiban keagamaannya secara baik.
4. Hukum
Nilai hukum sangat terkait dengan perundang-undangan yang berlaku. Hukum biasanya memiliki kepastian tentang nilai-nilai yang diatur di dalamnya dan
sanksi yang diberikan terhadap pelanggarnya. Nilai hukum terkait dengan hak asasi manusia atau terkait dengan pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan akan
masuk dalam hukum pidana. Pelanggarnya secara otomatis dilaporkan oleh pihak kepolisian untuk diadili.
20
D. Hakikat Pembelajaran Sastra
Secara umum tujuan pembelajaran matapelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum 2004, yaitu: 1 agar peserta didik mampu
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa; 2 peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Tujuan itu dijabarkan ke dalam kompetensi: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sastra. Kemampuan mendengarkan sastra meliputi
kemampuan mendengarkan, memahami, mengapresiasi ragam karya sastra puisi, prosa, drama baik karya asli maupun saduranterjemahan sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik. Kemampuan berbicara sastra meliputi kemampuan membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra sesuai dengan isi dan konteks
lingkungan dan budaya. Kemampuan membaca sastra meliputi kemampuan membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra, serta mampu
melakukan apresiasi secara tepat. Kemampuan menulis sastra meliputi
20
Drs. Andreas Soeroso, M. S., Sosiologi 1Jakarta: Yudhistira, 2006, hlm. 36-37